SOLID GLD BERJANGKA MAKASSAR - Wilayah Indonesia kabarnya dapat menyaksikan fenomena Gerhana Bulan pada 31 Januari 2018. Ternyata, fenomena tersebut memberikan efek terhadapBumi.
Buku 'Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah' menjelaskan,
selama gerhana matahari, energi matahari yang mencapai Bumi menurun dan
karenanya suhu Bumi menurun. Sedangkan ketika gerhana bulan, energi
matahari yang mencapai Bumi meningkat.
Hal ini menyebabkan suhu Bumi relatif meningkat selama beberapa
menit. Karena fenomena ini, Bumi menghadapi bahaya ekstrem dan hanya
Allah yang mengetahui seberapa besar kadar kedahsyatan bahaya tersebut.
Nabi Muhammad meminta umat Islam berdoa kepada Allah. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam juga meminta umat beliau untuk melaksanakan
salat dan bersedekah.
Rasulullah bersabda, “Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka
shalatlah” (HR. Bukhari no. 1043). Dalam hadis yang lain, Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara
tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian
seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka
berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan
bersedekahlah” (HR. Bukhari no. 1044).
Manusia hanya mampu bertanya-tanya bagaimana Rasulullah mencapai
pemahaman akan fakta-fakta sains yang sedemikian akurat lebih dari 1.400
tahun lalu di masa ketika orang-orang baru percaya pada takhayul dan
mitos.
Sementara fakta-fakta itu sendiri baru ditemukan beberapa dekade
belakangan. Hal tersebut merupakan bukti yang nyata akan kebenaran
Risalah Ilahiyah dari Nabi terakhir, Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam.
Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada posisi antara matahari
dan bulan. Sehingga memunculkan bayangan kerucut panjang yang disebut
umbra, bersamaan dengan area bayangan parsial yang disebut penumbra di
sekitarnya.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan
fenomena gerhana bulan yang terjadi pada 31 Januari 2018, merupakan
fenomena yang langka. Pasalnya, fenomena tersebut terjadi saat bulan
berada dalam konfigurasi Supermoon dan Bluemoon.
Fenomena yang terjadi pada 31 Januari 2018 diawali dengan gerhana
sebagian, diikuti dengan gerhana total, gerhana parsial lagi, dan Bulan
sepenuhnya terlepas dari bayangan Bumi. Sayangnya, peristiwa tersebut
terjadi hanya di sebagian besar permukaan Bumi, yaitu dari daerah
Amerika Utara, Samudera Pasifik, Siberia Timur dan Asia, termasuk di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar