Senin, 09 Oktober 2023

Harga Emas di Dekat Tertinggi Satu Pekan, Serangan Terhadap Israel Mendorong Aset Safe-Haven

 

Harga emas (XAU/USD) mengalami sesi perdagangan harian yang dramatis pada hari Jumat dan menguat lebih dari 1,3% dari area $1.810, atau level terendah sejak 8 Maret yang disentuh setelah data pekerjaan bulanan Amerika Serikat (AS). Sementara itu, laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS, menegaskan kembali spekulasi untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada tahun 2023 dan terus membebani logam mulia.

Rincian tambahan dari laporan tersebut, bagaimanapun, mengungkapkan bahwa pertumbuhan upah tetap moderat selama bulan yang dilaporkan dan meredakan kekhawatiran inflasi, yang dapat memungkinkan The Fed untuk melunakkan sikap hawkish-nya. Hal ini, pada gilirannya, menyeret Dolar AS (USD) lebih rendah untuk 3 hari berturut-turut, yang mendorong aksi jual agresif di sekitar harga Emas dan membuatnya menghentikan penurunan beruntun selama sembilan hari.

Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah membantu XAU/USD dalam mendapatkan beberapa daya tarik lanjutan pada hari pertama pekan baru dan naik ke level tertinggi selama lebih dari satu pekan selama sesi Asia. Namun, harga Emas, bagaimanapun, berjuang untuk memanfaatkan pergerakan melampaui area $1.855 karena para pedagang sekarang melihat rilis notulen rapat FOMC pekan ini dan angka inflasi konsumen AS.

Ringkasan Harian Penggerak Pasar: Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Lebih dari Satu Pekan di Tengah Arus ke Safe Haven

  • Laporan NFP AS menunjukkan pada hari Jumat lalu bahwa ekonomi menambahkan 336.000 pekerjaan di bulan September, jauh lebih tinggi dari yang diantisipasi, dan pembacaan bulan sebelumnya juga direvisi lebih tinggi menjadi 227.000 dari 187.000.
  • Pendapatan Rata-rata per Jam naik 0,2% selama bulan yang dilaporkan, menyamai kenaikan serupa di bulan Agustus, dan naik 4,2% selama 12 bulan hingga September dibandingkan dengan 4,3% sebelumnya.
  • Pasar masih memperhitungkan kemungkinan setidaknya satu kali lagi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada tahun 2023, yang tetap mendukung kenaikan imbal hasil obligasi AS dan mendukung Dolar AS.
  • Ketegangan geopolitik memicu gelombang baru sentimen penghindaran risiko global, membantu harga Emas sebagai aset safe haven untuk mendapatkan daya tarik lanjutan dan naik ke level tertinggi lebih dari satu pekan pada hari Senin.
  • Israel melancarkan serangan udara ke Gaza dan menyatakan perang terhadap daerah kantong Palestina di Gaza pada hari Ahad sebagai tanggapan atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok militan Hamas di Gaza terhadap kota-kota Israel.
  • Perkembangan ini meningkatkan risiko konflik Timur Tengah yang lebih luas dan mendorong permintaan untuk aset safe haven tradisional, yang pada gilirannya menguntungkan harga Emas.
  • Kenaikan tetap terbatas karena para pedagang sekarang menunggu rilis risalah pertemuan FOMC pekan ini dan angka inflasi konsumen AS terbaru untuk petunjuk baru tentang jalur kenaikan suku bunga Fed di masa depan.

Analisis Teknis: Harga Emas Berjuang untuk Memanfaatkan Pergerakan Intraday Mendekati Wilayah $1.855

Kenaikan kuat yang disaksikan selama dua sesi perdagangan terakhir masih dapat dikategorikan sebagai pemantulan teknikal yang didukung oleh Relative Strength Index (RSI) yang jenuh jual pada grafik harian. Terjadinya death-cross, dengan Simple Moving Average (SMA) 50-hari yang jatuh di bawah SMA 200-hari yang sangat penting untuk pertama kalinya sejak Juli 2022, menunjukkan bahwa jalur dengan resistensi terkecil untuk harga Emas masih menuju sisi negatifnya. Oleh karena itu, setiap pergerakan naik berikutnya masih dapat dilihat sebagai peluang jual dan berisiko gagal dengan cepat.

Dari level saat ini, momentum di luar puncak harian, di sekitar area $1.855-1.856, kemungkinan akan menghadapi resistance kuat di dekat zona $1.865. Namun, beberapa aksi beli lanjutan berpotensi mengangkat harga Emas lebih jauh menuju rintangan relevan berikutnya di dekat area $1.885. Hal ini diikuti oleh angka $1.900, yang saat ini akan menjadi titik penting bagi para pedagang jangka pendek. Di sisi lain, area $1.835-1.834 saat ini tampaknya melindungi penurunan terdekat, di bawahnya XAU/USD dapat turun ke support $1.820 dalam perjalanan menuju level terendah multi-bulan, di sekitar zona $1.810.

Harga Dolar AS Hari Ini

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase perubahan Dolar AS (USD) terhadap mata uang utama lainnya hari ini. Dolar AS adalah yang terkuat terhadap Dolar Australia.

 USDEURGBPCADAUDJPYNZDCHF
USD 0.13%0.17%-0.02%0.26%0.01%0.03%0.14%
EUR-0.15% 0.04%-0.15%0.11%-0.14%-0.11%0.01%
GBP-0.18%-0.04% -0.19%0.04%-0.17%-0.17%-0.03%
CAD0.02%0.15%0.19% 0.28%0.02%0.04%0.16%
AUD-0.26%-0.08%-0.05%-0.23% -0.22%-0.22%-0.07%
JPY-0.01%0.11%0.16%0.00%0.21% -0.04%0.14%
NZD-0.01%0.14%0.17%-0.02%0.22%0.01% 0.13%
CHF-0.16%0.00%0.03%-0.15%0.08%-0.15%-0.13% 

Peta panas menunjukkan persentase perubahan mata uang utama terhadap satu sama lain. Mata uang dasar dipilih dari kolom kiri, sedangkan mata uang pembanding dipilih dari baris atas. Sebagai contoh, jika Anda memilih Euro dari kolom kiri dan bergerak di sepanjang garis horizontal ke Yen Jepang, persentase perubahan yang ditampilkan di dalam kotak akan menunjukkan EUR.

Kamis, 05 Oktober 2023

Emas Akan Hentikan Penurunan Beruntun Terpanjangnya Dalam 7 Tahun

 

Emas naik tipis pada hari Kamis (5/10), bersiap untuk mengakhiri penurunan beruntun selama delapan sesi, yang terakhir terlihat pada waktu yang sama pada tahun 2016, karena imbal hasil obligasi AS dan dolar turun dari level tertinggi baru-baru ini menjelang laporan non-farm payrolls yang sangat ditunggu-tunggu minggu ini.

Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi $1,826.49 per ons pada pukul 0314 GMT, mencoba rebound dari level terlemahnya sejak bulan Maret yang dicapai pada hari Selasa. Emas berjangka AS naik 0,3% menjadi $1,840.90.

Setiap pergerakan sebelum laporan non-farm payroll (gaji non-pertanian) AS minggu ini mungkin hanya berumur pendek, karena data pekerjaan resmi masih menjadi petunjuk utama dalam menentukan arah pasar ke depan, bersama dengan data CPI AS minggu depan, tambahnya.

Data pada hari Kamis menunjukkan gaji swasta AS meningkat jauh lebih kecil dari perkiraan pada bulan September. Pasar sekarang menunggu laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja yang lebih komprehensif pada hari Jumat.

Harga emas Antam Kamis pagi naik Rp3.000 jadi Rp1,043 juta per gram

 

Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Kamis pagi, naik Rp3.000 menjadi Rp1.043.000 per gram.

Sebelumnya pada Rabu (4/10), harga emas batangan Antam berada di posisi Rp1.040.000 per gram.

Sedangkan, harga jual kembali (buyback) emas batangan Antam pada Kamis pagi, juga naik Rp3.000 menjadi Rp919.000 per gram dibandingkan harga buyback pada Rabu (4/10) senilai Rp916.000 per gram.

Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di Logam Mulia Antam Kamis pagi:

- Harga emas 0,5 gram: Rp571.500.
- Harga emas 1 gram: Rp1.043.000.
- Harga emas 2 gram: Rp2.026.000.
- Harga emas 3 gram: Rp3.014.000.
- Harga emas 5 gram: Rp4.990.000.
- Harga emas 10 gram: Rp9.925.000.
- Harga emas 25 gram: Rp24.687.000.
- Harga emas 50 gram: Rp49.295.000.
- Harga emas 100 gram: Rp98.512.000.
- Harga emas 250 gram: Rp246.015.000.
- Harga emas 500 gram: Rp491.820.000.
- Harga emas 1.000 gram: Rp983.600.000.

Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP. Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.

Selasa, 03 Oktober 2023

Saham Eropa Dibuka Lebih Rendah Karena Data Ekonomi Membebani Sentimen

 

Pasar saham Eropa dibuka lebih rendah pada hari Selasa karena investor mengamati data ekonomi yang suram dari wilayah tersebut.

Indeks Stoxx 600 turun 0,25% karena sebagian besar sektor melemah. Saham pertambangan turun 0,54% dan industri turun 0,5%.

Saham-saham gagal melepaskan diri dari kesuraman di bulan Agustus dan September hingga awal bulan baru, dengan Indeks Stoxx melemah pada hari Senin karena data mengungkapkan penurunan output manufaktur, karena pesanan baru turun mendekati level rekornya.

Emas Terus Lemah ke Titik Terendah 7 Bulan, "Tergantung di Tali" Support $1.800

 

Aset yang dianggap sebagai "safe-haven" dunia ini tidak diperlakukan seperti itu karena ekonomi global bergetar akibat kemungkinan inflasi naik dan kenaikan suku bunga.

Emas terus turun ke level terendah 7 bulan pada hari Senin (02/10), masih tergantung di tali support $1.800, saat dolar mencapai level tertinggi 10 bulan, yang mengindikasikan serbuan investor terhadap mata uang AS yang telah mengambil alih stabilitas mata uang di ekonomi global lainnya yang tertekan.

Pada Selasa (03/10) pagi, kedua harga emas benchmark turun 0,3% lebih hingga pukul 07.33 WIB.

Emas berjangka yang paling aktif di Comex New York, Desember, jatuh 1,23% di $1.840,95/oz pada hari Senin. Emas berjangka anjlok 4% minggu lalu untuk catat penurunan mingguan terbesar sejak alami penurunan mendekati 6% selama seminggu hingga 11 Juni 2021. Emas Comex juga mengakhiri kuartal ketiga turun 3% setelah jatuh 4% pada kuartal kedua.

Harga emas spot, yang lebih diawasi oleh sebagian traders daripada kontrak berjangka, juga jatuh 1,26% ke $1.825,04. Level terendah sesi ini adalah $1.820,58 - terendah sejak level 1,809.40 yang dicapai pada bulan Maret.

"Karena Indeks Dolar terus bergerak parabola, emas gagal menemukan pembalikan kembali dan terus membuat posisi terendah lebih rendah dengan turun intraday sebesar $21 dari $1848 ke $1827," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di SKCharting.com.

"Proyeksi support berikutnya untuk emas spot adalah antara $1.815 hingga $1.808. Tekanan bearish dapat berhenti jika peningkatan kembali berlanjut menembus resistance awal $1.850-$1.860."

Babak baru inflasi, kekhawatiran kenaikan suku bunga

Dolar melonjak pada hari Selasa usai sejumlah pengambil kebijakan di Federal Reserve isyaratkan pada hari Selasa bahwa kenaikan suku bunga lain di bulan November atau Desember akan menjaga inflasi utama tetap terkendali dan lebih dekat ke target 2% per tahun bank sentral dari 3,7% saat ini.

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bahwa ia tetap bersedia untuk mendukung kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral pada rapat mendatang jika data yang masuk menunjukkan perkembangan inflasi terhenti atau berjalan terlalu lambat.

Michael Barr, wakil ketua the Fed untuk bidang pengawasan, mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan "perlu mempertahankan suku bunga untuk beberapa waktu".

Meski inflasi telah mendingin secara nyata dari level tertinggi selama empat dekade lebih dari 9% per tahun yang dicapai pada Juni 2022, rally minyak yang melesat dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara penghasil non minyak - yang merupakan bagian terbesar dari ekonomi dunia - akan menghadapi beban yang lebih berat lagi saat tahun ini berakhir.

Rabu, 27 September 2023

Emas jatuh tertekan penguatan dolar dan imbal hasil obligasi AS

 

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 16,80 dolar AS atau 0,87 persen, menjadi ditutup pada 1.919,80 dolar AS per ounce

Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka kembali tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut, tertekan oleh penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menyusul peringatan Federal Reserve bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 16,80 dolar AS atau 0,87 persen, menjadi ditutup pada 1.919,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.935,50 dolar AS dan terendah di 1.917,20 dolar AS.

Emas berjangka tergelincir 9,00 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.936,60 dolar AS pada Senin (25/9/2023), setelah terangkat 6,00 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.945,60 dolar AS pada Jumat (22/9/2023), dan anjlok 27,50 dolar AS atau 1,40 persen menjadi 1.939,60 dolar AS pada Kamis (21/9/2023).

Indeks dolar AS mencapai level tertinggi yang belum pernah dicapai sejak November 2022 dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mencapai puncaknya dalam 16 tahun. Dolar yang lebih kuat biasanya membuat mereka yang memegang mata uang lain enggan membeli emas.

"Pergerakan di bawah 1.900 dolar AS bisa menjadi pergerakan yang sangat bearish, yang mana titik terendah di Agustus akan sangat menarik dalam waktu dekat," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA, dikutip dari Xinhua. "Tentu saja, kita bisa saja melihat konsolidasi lebih lanjut dan kita telah melihat beberapa support hari ini di sekitar 1.900 dolar AS namun hal tersebut jelas terlihat rentan."

Dalam sebuah acara yang diadakan oleh Wharton School, University of Pennsylvania pada Senin (25/9/2023), Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa mengingat ketahanan ekonomi AS yang mengejutkan, The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga pinjaman lebih lanjut dan mempertahankannya tetap tinggi untuk beberapa waktu guna menurunkan inflasi kembali ke 2,0 persen.

Data ekonomi yang dirilis Selasa (26/9/2023) beragam. Kepercayaan konsumen Conference Board turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 103 pada September, di bawah konsensus para ekonom sebesar 105 dan revisi naik untuk Agustus sebesar 108,7.

Indeks NSA Harga Rumah Nasional AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller, yang mencakup sembilan divisi sensus AS, tumbuh satu persen secara tahun ke tahun pada Juli, naik dari perubahan 0 persen pada Juni.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru di AS turun 8,7 persen pada Agustus dari Juli ke laju tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 675.000 unit. Ini adalah laju paling lambat sejak Maret.

Investor sedang menunggu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, pada Jumat (29/9/2023).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 18,90 sen atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada 23,196 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot 10,40 dolar AS atau 1,13 persen menjadi menetap pada 907,10 dolar AS per ounce.

Selasa, 26 September 2023

IHSG Diperkirakan Cenderung Mixed

 Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (25/9), IHSG ditutup melemah 18,46 poin (- 0,26%) ke level 6.998,38.

IHSG melemah seiring terjadinya net foreign sell Rp1,18 triliun di pasar saham domestik.

Kemudian, nilai tukar rupiah melemah 0,10% terhadap dollar AS menjadi Rp15.399 (JISDOR).

Di saat yang sama, rilis data Perkembangan Uang Beredar Indonesia (Ags-23) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas/M2 (Ags-23) sebesar Rp8.363,2 triliun, tumbuh 5,9% yoy terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 8,4% yoy.

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,13%), S&P500 (+0,40%), dan Nasdaq (+0,45%).

Penguatan tersebut seiring langkah wait & see investor mengamati data ekonomi dan pernyataan para pembuat kebijakan Federal Reserve minggu ini untuk mendapatkan kejelasan mengenai jalur suku bunga.

Di antara saham-saham penggerak individu, Amazon menguat sekitar +1,7% pasca perusahaan mengatakan akan berinvestasi hingga $4 miliar di perusahaan kecerdasan buatan Anthropic.

Netflix bertambah +1,3% setelah para penulis skenario Hollywood mencapai kesepakatan kerja baru yang tentatif.

Di sisi lain, Rite Aid anjlok -33,3% menyusul laporan bahwa jaringan toko obat tersebut sedang menegosiasikan rencana kebangkrutan yang mencakup melikuidasi sebagian besar dari lebih dari 2,100 toko obatnya.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (26/9).

Senin, 25 September 2023

Prospek Ekonomi Global yang Memburuk, Dorong Emas dan Dolar Bergerak Searah

 Lagi-lagi harga emas dan dolar AS bergerak searah, sama-sama diuntungkan ditengah kekhawatiran global tentang perlambatan ekonomi global setelah serangkaian laporan Manufaktur PMI global dirilis melambat - bertahan dibawah level 50 dan merespon pelemahan Yen Jepang setelah Bank Sentral Jepang menetapakan suku bunga acuan bank sentral tetap pada suku bunga 'Negatif'.

Berikut adalah serangkaian laporang Manufaktur PMI global, diantaranya :

• JPY au Jibun Bank Japan Manufacturing PMI (Sep), 48.6 (A) vs. 49.9 (F) vs. 49.6 (P)
• JPY au Jibun Bank Japan Services PMI, 53.3 (A) vs. 54.3 (P)
• EU HCOB Eurozone Manufacturing PMI (Sep), 43.4 (A) vs. 44.0 (F) vs. 43.5 (P)
• EU HCOB Eurozone Services PMI (Sep), 48.4 (A) vs. 47.5 (F) vs. 47.9 (P)
• GBP S&P Global/CIPS UK Manufacturing PMI, 44.2 (A) vs. 43.0 (F) vs. 43.0 (P)
• GBP S&P Global/CIPS UK Services PMI, 47.2 (A) vs. 49.0 (F) vs. 49.5 (P)
• US S&P Global US Manufacturing PMI (Sep), 48.9 (A) vs. 47.9 (F) vs. 47.9 (P)
• US S&P Global Services PMI (Sep), 50.2 (A) vs. 50.3 (F) vs. 50.5 (P)

Harga emas menguat setelah mencatatkan kerugian selama tiga hari berturut-turut sejak pertemuan Federal Reserves AS dan Bank Sentral Inggris mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk pertama kalinya sejak kenaikan beruntun dalam dua tahun terakhir.

Dipasar spot, harga emas naik sebanyak $5.31 atau 0.28% berakhir pada level $1,924.83 per ons, setelah capai tertinggi $1,928 dan terendah $1,919 dan mencatatkan kenaikan kurang dari 0.1% dalam seminggu terakhir. 

Emas berjangka kontrak Desember berakhir menguat sebanyak $6.0 atau 0.31% pada level $1,945.0 per ons, turun 0.02% dalam sejak seminggu lalu.

Dolar

Indeks Dolar AS diperdagangkan menguat selama sesi perdagangan Amerika setelah serangkaian data ekonomi global yang menggambarkan aktivitas bisnis global terkini, menekankan posisi ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat dibandingkan negara-negara besar lainnya.

Hingga akhir perdagangan JUmat (22/9), Dolar ditutup menguat sekitar 23 poin atau 0.22% pada level 105.61 - menandai penutupan tertinggi sejak 8 Maret, setelah capai tertinggi 105.79 dan terendah 105.32.

Pasangan GBP/USD terus mencatatkan kerugian tajam terlebih setelah BOE menghentikan siklus kenaikan suku bunganya, memperpanjang trend penurunan sejak Juli. GBP/USD berakhir melemah sebanyak 58 poin atau 0.47% pada level 1.22365, setelah capai tertinggi 1.22967 dan terendah 1.22300. Pound turun lebih dari 1% dalam seminggu terakhir terhadap Dolar.

EUR/USD berakhir melemah sebanyak 16 poin atau 0.15% pada level 1.06429 menyusul data ekonomi Eropa yang menunjukkan kontraksi dalam aktivitas bisnis negara-negara anggota. Data paling mencolok ditunjukkan oleh dua negara dengan perekonomian terbesar zona euro, yakni Perancis dan Jerman. 

Terlihat bahwa PMI Perancis untuk sektor jasa turun ke level terendah dalam 34 bulan pada bulan September, jauh di bawah perkiraan, sedangkan PMI Jerman naik menjadi 46,2 tetapi di bawah perkiraan para ekonom sebesar 47,2.

Sementara itu, Yen Jepang mencatatkan pelemahan terbesar terhadap Dolar AS menyusul pengumuman BoJ dan data ekonomi AS yang kuat diantara negara-negara lainnya. USD/JPY ditutup naik sebanyak 80 poin atau 0.54% pada level 148.353 - menandai penutupan tertinggi sejak akhir Oktober.

Saham & Obligasi

Pasar saham Eropa dan Amerika berakhir melemah ditengah kegelisahan Investor yang bergulat dengan antisipasi suku bunga global yang tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama.

Di Eropa Indeks DAX 30 Jerman berakhir melemah sekitar 0.09% dan Indeks CAC 40 Prancis turun sebanyak 0.40%. Masing-masing turun sebanyak 2.12% dan 2.63% dalam seminggu terakhir.

Di Amerika, Indeks utama Dow Jones berakhir melemah sebanyak 106.58 poin atau 0.31%. Indeks S&P 500 turun sebanyak 0.23% pada level 4,320.06. Sementara Indeks Nasdaq turun 0.09% pada level 13,211.81.

Sentimen

Selama sesi perdagangan awal pekan ini, fokus utama pasar global akan tertuju pada pergerakkan Dolar sebagai tolak ukur pertukaran di Dunia karena tidak adanya data ekonomi dengan bobot yang cukup besar. Hingga sepekan kedepan, pasar akan memperhatikan laporan Inflasi inti dan GDP AS, dan laporan Inflasi Eropa.

Jumat, 22 September 2023

XAU/USD Pangkas Kenaikan Mingguan, Diperdagangkan di Sekitar $1.920

 

XAU/USD melanjutkan penurunan mingguan ke $1.913,91 karena Dolar AS terus menguat menyusul keputusan Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga tidak berubah, namun berkomentar suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Selain itu, The Fed juga masih membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini. Ketua Jerome Powell mengatakan fokusnya adalah pada soft landing, mengindikasikan bahwa mereka masih kesulitan untuk menghindari resesi.

Pelaku pasar menjadi dalam mode penghindaran risiko karena berita tersebut, dengan sentimen suram diperburuk oleh keputusan serupa dari Bank of England (BoE) pada hari Kamis. Gubernur Andrew Bailey dan kawan-kawan memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga bulan ini, bertentangan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga 25 basis poin (bp). Para pengambil kebijakan optimis terhadap penurunan inflasi namun tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lagi jika tekanan harga meningkat. Terakhir, mereka menambahkan bahwa kebijakan moneter akan cukup ketat dalam jangka waktu yang cukup lama agar inflasi dapat mencapai sasarannya.

Indeks global melemah, sementara kekhawatiran mendorong imbal hasil obligasi pemerintah. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 2-tahun mencapai puncaknya di 5,202%, tertinggi sejak 2006, dan kini berada di kisaran 5,14%. Sementara itu, obligasi 10-tahun menawarkan 4,47%, naik 12 bp hari ini.

Prospek Teknis Jangka Pendek Harga XAU/USD

XAU/USD telah memangkas semua kenaikan mingguannya, dan grafik harian menunjukkan harga berada di sekitar $1.919, saat ini berkembang di bawah semua moving average-nya. Sementara itu, indikator-indikator teknikal mendapatkan daya tarik ke bawah dalam level-level negatif, sejalan dengan minat jual yang persisten. Selain itu, pasangan ini mencapai puncaknya minggu ini di sekitar retracement Fibonacci 61,8% dari kemerosotan $1.982,15/$1.884,77 di $1.946,10, kemudian mundur tajam setelahnya. Level tersebut juga membatasi kenaikan pada bulan Agustus, dan Emas sekarang berada di bawah retracement 38,2% dari penurunan yang sama di $1.921,80, level resistance terdekat.

Grafik 4-jam mendukung perpanjangan bearish. XAU/USD melayang di sekitar Simple Moving Average (SMA) 200, sedangkan SMA yang lebih pendek mendapatkan kekuatan bearish di atasnya. Pasangan ini menghadapi minat jual jangka pendek saat melonjak di atas resistance Fibonacci terdekat, sejalan dengan tren dominan. Terakhir, indikator-indikator teknis stabil jauh di bawah garis tengahnya, hampir tidak kehilangan potensi bearish-nya.

Level-level support: 1.907,30 1.897,20 1.884,70

Level-level resistance: 1.921,80 1.933,30 1.946,10

Kamis, 21 September 2023

Dolar AS menguat di Asia, yen tertekan jelang keputusan suku bunga BoJ

 

Dolar AS menguat mencapai puncak baru terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Kamis sore, berada di sekitar level tertinggi terhadap yen sejak awal November, setelah Federal Reserve AS memberikan nada hawkish yang tegas setelah mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Sterling dan euro merosot ke posisi terendah baru dalam beberapa bulan karena meningkatnya pertanyaan mengenai apakah Bank Sentral Inggris (BoE) dapat mengikuti bank sentral AS dalam menghentikan kenaikan suku bunga pada Kamis nanti.

Dolar Australia dan Selandia Baru juga melemah, meskipun Kiwi sedikit didukung oleh angka PDB yang lebih kuat dari perkiraan pada pagi hari.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang rivalnya, naik setinggi 105,68, yang terkuat sejak awal Maret, sebelum menetap sedikit lebih rendah di 105,55.

The Fed memenuhi ekspektasi pasar pada pertemuan kebijakan moneternya pada Rabu (20/9/2023), mempertahankan suku bunga stabil pada kisaran 5,25-5,50 persen.

Namun, bank sentral AS memperketat sikap kebijakan moneter hawkish yang semakin diyakini oleh para pejabatnya dapat berhasil menurunkan inflasi tanpa merusak perekonomian atau menyebabkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar.

“Banyak orang mengikuti pertemuan The Fed dengan mengharapkan sikap hawkish, namun ternyata sikap tersebut lebih hawkish daripada yang diantisipasi secara luas,” kata Moh Siong Sim, ahli strategi valuta asing di Bank of Singapore.

Seiring dengan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya pada tahun ini, proyeksi terbaru The Fed menunjukkan pengetatan suku bunga secara signifikan hingga tahun 2024 dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Yen Jepang melemah setelah pertemuan The Fed, berada di kisaran 148,39 per dolar setelah menyentuh level terendah dalam hampir sepuluh bulan di 148,47 pada Kamis pagi.

Bahkan ketika dolar/yen merosot kembali ke level yang terlihat pada akhir tahun lalu, kemungkinan Bank Sentral Jepang (BoJ) memperketat kebijakan pada pertemuan Jumat (22/9/2023) masih kecil.

"Tampaknya tidak mungkin BoJ akan mengumumkan perubahan kebijakan apa pun besok, atau dalam waktu dekat. Meskipun Anda tidak pernah tahu pasti dengan bank sentral ini," kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index.

Sementara Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengeluarkan lebih banyak peringatan pada Kamis bahwa pihak berwenang tidak akan mengesampingkan pilihan apa pun dalam mengatasi volatilitas berlebih di pasar mata uang, Simpson mengatakan risikonya mungkin terbatas pada intervensi verbal.

“Mereka mungkin tidak melakukan intervensi jika trennya tetap teratur.”

Di tempat lain, sterling terakhir diperdagangkan pada 1,2319 dolar, sedikit di atas level terendah baru empat bulan terhadap greenback menjelang keputusan suku bunga BoE hari ini.

Data yang dirilis pada Rabu (20/9/2023)menunjukkan bahwa tingkat inflasi Inggris yang tinggi secara tak terduga melambat pada Agustus, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tinggi bank sentral akan menaikkan suku bunganya.

Pelaku pasar sangat condong ke arah kenaikan suku bunga BoE lagi pada Kamis untuk yang ke-15 kalinya, namun ekspektasi dengan cepat berubah setelah data tersebut.

Euro berada di 1,0635 dolar setelah jatuh ke level terendah enam bulan di 1,0617 dolar.

Baik dolar Australia maupun Selandia Baru terpukul setelah pertemuan The Fed, dengan Aussie terakhir turun 0,6 persen dan Kiwi turun lebih dari 0,3 persen.

Namun Kiwi mendapat dukungan setelah data yang keluar pada Kamis pagi menunjukkan perekonomian Selandia Baru tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada kuartal kedua.

Rabu, 20 September 2023

Harga Emas Turun di Tengah Kekhawatiran Hawkish Fed


 Harga emas turun pada hari Rabu (20/090 dan traders tidak mengambil posisi besar sebelum keputusan suku bunga dari Federal Reserve pada hari ini, dengan naiknya inflasi baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran atas hasil rapat yang berpotensi hawkish.

Meningkatnya ketidakpastian sebelum rapat Fed membuat emas mendapat beberapa tawaran dalam beberapa sesi terakhir, membantu harga tetap berada di atas level $1.900/oz. Namun penguatan yang lebih besar dibatasi oleh stabilnya dolar, yang diperdagangkan mendekati level tertinggi enam bulan.

Emas spot turun 0,1% di $1.930,22/oz, sementara emas berjangka yang akan berakhir Desember turun 0,1% menjadi $1.950,95/oz pukul 11.28 WIB.

Penguatan Treasury yields juga menahan emas, karena pasar ekspektasi pandangan hawkish dari The Fed.

Harapan Jeda Fed, tetapi inflasi isyarat prospek hawkish

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada akhir rapat dua hari Rabu setempat atau Kamis dini hari WIB nanti.

Namun, peningkatan inflasi yang terbaru, utamanya didorong oleh harga minyak yang lebih tinggi, bisa menimbulkan pandangan yang lebih hawkish dari bank sentral. The Fed masih membiarkan peluang untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini, yang dapat diisyaratkan malam ini.

Bahkan jika The Fed memberi sinyal tidak ada kenaikan lagi, Fed diharapkan akan menjaga suku bunga di level tertinggi selama lebih dari 20 tahun hingga setidaknya pertengahan 2024, menghadirkan prospek yang tidak terlalu baik untuk emas dan aset-aset non-imbal hasil lainnya.

Suku bunga yang tinggi mendorong naiknya biaya peluang berinvestasi dalam emas - sebuah perdagangan yang telah menghantam logam mulia ini sepanjang tahun lalu.

Selain the Fed, keputusan suku bunga Inggris dan Jepang juga akan diumumkan minggu ini.

Tembaga turun, sinyal lain dari China ditunggu

Di antara logam-logam industri, harga tembaga turun pada hari Rabu, memperpanjang penurunan menjadi sesi keempat berturut-turut di tengah tekanan dari dolar dan ketidakpastian seputar ekonomi negara importir utama China.

Tembaga turun 0,3% menjadi $3,7428 per pon.

People's Bank of China mempertahankan loan prime rates di rekor terendah hari Rabu ini, seperti yang diharapkan secara luas. Namun bank sentral juga terlihat mempertahankan langkah likuiditasnya, saat bergerak untuk mendukung pemulihan ekonomi yang melambat.

Fokus minggu mendatang yakni data aktivitas bisnis China untuk bulan September, setelah angka bulan Agustus menunjukkan beberapa tanda-tanda perbaikan. Namun kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China sebagian besar telah memukul harga tembaga selama setahun terakhir.

Selasa, 19 September 2023

Emas Naik Capai Tertinggi 2 Minggu, Dolar Melemah sebelum Rapat Fed

 Harga emas capai level tertinggi baru dalam dua minggu pada Selasa (19/09) dan pelaku pasar menantikan rapat penting keputusan suku bunga Federal Reserve pekan ini.

Menurut Fed Rate Monitor Tool, FOMC 99% yakin akan mempertahankan suku bunga di  level saat ini, sejalan dengan strategi komite yang ada.

Reaksi emas terhadap nilai dolar dan treasury yields AS setelah pernyataan tersebut, angka-angka yang diperbarui, dan konferensi pers akan sangat diawasi. The Fed kemungkinan tidak akan mengubah estimasi terminal rate, memberikan fleksibilitas maksimum jika inflasi naik lebih lanjut. Lonjakan harga minyak baru-baru ini memperkuat tantangan yang dihadapi oleh the Fed, terutama munculnya kembali kekhawatiran inflasi.

Treasury yields AS telah mengalami sedikit kenaikan kala pasar mengantisipasi The Fed tampaknya akan mempertahankan tingkat kebijakan yang ketat untuk periode yang lebih lama. Akibatnya, potensi peningkatan emas mungkin akan menghadapi tekanan menjelang keputusan Fed. Bank-bank sentral utama lainnya, seperti Bank of England dan Bank of Japan, juga akan membuat keputusan mengenai suku bunga. Tidak ada perubahan yang diharapkan dari Bank of Japan, sementara pasar condong ke arah kenaikan suku bunga 25 bps dari Bank of England pada hari Kamis.

Emas spot tetap stabil di $1.932,79/oz setelah mencapai level tertinggi 5 September di awal sesi. Sementara itu, emas berjangka AS mengalami kenaikan tipis sebesar 0,1% ke $1.954,30/oz.

Senin, 18 September 2023

Harga Emas Naik dengan Fokus Rapat Fed dan Shutdown Pemerintah


 Harga emas naik pada Senin (18/09) dengan pasar berharap bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga minggu ini, sementara meningkatnya kekhawatiran atas shutdown pemerintah AS mendorong permintaan safe haven.

Logam mulia ini mengalami penguatan dalam beberapa sesi terakhir kala data inflasi dan aktivitas ekonomi yang kuat gagal meyakinkan pasar bahwa kenaikan suku bunga AS sudah dekat. Namun, peningkatan juga terbatas karena dolar naik ke level tertinggi enam bulan dalam data tersebut.

Harga emas juga diperkirakan akan alami beberapa permintaan safe haven di tengah kekhawatiran atas shutdown pemerintah AS. Anggota parlemen dari Partai Republik berdebat mengenai anggaran belanja pertahanan negara dan pemotongan belanja fiskal yang lebih luas.

Anggota parlemen memiliki waktu sekitar dua minggu untuk meloloskan RUU belanja baru dan mencegah shutdown.

Namun secara historis, emas hanya mengalami sedikit peningkatan selama shutdown di masa lalu. Shutdown 2018-2019 - yang merupakan penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah, hanya mendorong naiknya harga emas sebesar $20 selama 35 hari.

Emas spot naik 0,3% menjadi $1.929,32/oz, sementara emas berjangka yang akan berakhir Desember naik 0,2% menjadi $1.950,15/oz pukul 10.49 WIB. Kedua instrumen ini mencatat peningkatan sebesar 0,3% minggu lalu.

Fed akan tahan suku bunga, tapi inflasi tinggi bangkit prospek hawkish

Federal Reserve diperkirakan akan menahan suku bunga pada akhir rapat dua hari pada Rabu setempat.

Namun pasar tetap mewaspadai pandangan bank sentral, mengingat bahwa peningkatan inflasi dan ketahanan ekonomi AS baru-baru ini memberikan lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Terlepas dari kenaikan lainnya, The Fed diperkirakan akan menjaga tingkat suku bunga di level tertinggi selama lebih dari 20 tahun sampai setidaknya pertengahan 2024. Tren ini telah membebani harga emas selama setahun terakhir, dan kemungkinan akan membatasi penguatan besar logam mulia ini.

Kenaikan suku bunga meningkatan biaya peluang berinvestasi pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga memberikan prospek yang lemah untuk pasar logam.

Selain the Fed, keputusan bank sentral ChinaInggris dan Jepang juga akan hadir minggu ini, meskipun hanya Bank of England yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

Tembaga flat di tengah kegelisahan baru di China

Di antara logam-logam industri, harga tembaga bergerak sedikit pada hari Senin di tengah kekhawatiran baru terhadap negara kondisi importir utama China, terutama pasar propertinya.

Tembaga stabil di $3,7953 per pon, setelah menguat lebih dari 2% minggu lalu.

Sementara indikator ekonomi baru ini menunjukkan beberapa tanda pemulihan di negara importir tembaga terbesar di dunia ini, pasar properti China menghadapi ujian baru minggu ini karena ada lebih banyak pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo untuk developer Country Garden Holdings (HK:2007).

Pihak otoritas China juga menahan karyawan unit wealth management China Evergrande Group (HK:3333), yang menimbulkan kekhawatiran akan pengawasan baru dari pemerintah terhadap sektor properti.

People's Bank of China diharap akan menahan suku bunga pinjamannya di tingkat rekor terendah pada hari Rabu ini, seiring dengan upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Namun terlepas dari langkah-langkah stimulatif, prospek pasar properti China, yang merupakan pendorong utama permintaan tembaga, sebagian besar masih buram.