Rabu, 06 September 2023

Emas Melemah akibat Kuatnya Dolar dan Yield AS

 

Harga emas turun pada penutupan Selasa (06/09). Mata uang AS dan yields obligasi tetap kuat sebelum serangkaian Fed speakers tampil minggu ini.

Sementara logam kuning raih peningkatan yang kuat selama dua minggu terakhir, logam mulia ini telah berusaha untuk membuat kemajuan dalam beberapa sesi terakhir, terutama karena dollr dan yields tetap tangguh meskipun ada tanda-tanda pendinginan aktivitas ekonomi AS.

Ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama telah membuat minat investor terhadap emas terbatas, dengan indikator pekerjaan dan inflasi baru-baru ini menunjukkan bahwa bank sentral masih perlu mempertahankan kebijakan yang ketat dalam waktu dekat.

Emas berjangka Desember yang paling aktif di Comex New York ditutup turun 0,58% di $1.951,85/oz di akhir Selasa (05/09) menurut data Investing.com.

Emas spot turun 0,5% menjadi $1.926,71/oz.

Fed speakers ditunggu menjelang rapat September

Pasar saat ini berfokus pada sejumlah Fed speakers minggu ini, yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter sebelum keputusan suku bunga bulan ini.

Presiden Fed Dallas Lorie Logan akan berbicara pada hari Rabu, diikuti oleh Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada Kamis.

Anggota FOMC Fed John Williams dan Michelle Bowman juga akan berbicara pada hari Kamis.

Kendati serangkaian angka ekonomi yang lemah mendorong harapan bahwa The Fed memiliki ruang terbatas untuk terus menaikkan suku bunga, bank sentral masih diperkirakan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, mengingat tanda-tanda inflasi yang lengket baru-baru ini dan aktivitas pasar tenaga kerja yang stabil.

Suku bunga yang lebih tinggi menjadi sinyal buruk bagi harga emas, karena meningkatkan biaya peluang untuk memliki logam mulia.

Prospek soft landing untuk ekonomi AS tahun ini juga telah mengurangi daya tarik logam mulia safe haven, meskipun kekhawatiran atas perlambatan ekonomi China dan zona euro masih memberikan dukungan.

Komoditas Rabu (06/09) pagi ini, nikel naik 0,3% pada penutupan dini haritimah naik 2,19% Senin di ICE London, bijih besi turun 0,9% dan tembaga turun 0,29% pukul 09.07 WIB.

Tembaga flat di tengah sinyal China yang beragam, data perdagangan ditunggu

Di antara logam-logam industri, harga tembaga flat pada hari Selasa, juga berada di bawah tekanan dari dolar yang stabil.

Sebuah survei swasta menunjukkan sektor jasa China tumbuh kurang dari ekspektasi pada Agustus, mengimbangi beberapa optimisme atas rilis sebelumnya yang menunjukkan beberapa ketahanan dalam sektor manufaktur.

Tembaga yang diperdagangkan di New York turun 0,35 sen menjadi $3,8485 per pon.

Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan di China, negara importir tembaga terbesar di dunia, sebagian besar telah menekan harga tahun ini, pasalnya negara tersebut bergulat dengan pemulihan yang melambat pasca-COVID. Fokus minggu ini adalah data perdagangan kunci dari negara tersebut untuk mengukur minat impor tembaga.

Investor juga menjadi tidak sabar dengan pendekatan Beijing yang agak konservatif untuk merilis lebih banyak langkah stimulus.

Selain itu karet mencapai 139,50 pada Senin di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 156,00, kakao AS naik 1,53% hingga dini hari, minyak sawit sentuh 3.873,00, dan kacang kedelai naik 0,48% pukul 09.09 WIB.

Adapun kopi robusta di London berada di 2.459,00, kopi AS naik 1,11% dan gas alam turun 0,43% pukul 09.24 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar