Jumat, 30 September 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Mengintip ‘Dapur’ Perusahaan Pembuat Jembatan Suramadu di China


PT SOLID GOLD BERJANGKA – Perusahaan konstruksi, China Communication Construction Group (CCCG), mulai mengembangkan sayap di bidang properti Indonesia. Setelah sebelumnya mengerjakan proyek Jembatan Suramadu, CCCG kini mengucurkan dana US$ 1 miliar untuk membangun superblock di Daan Mogot, Jakarta Barat.
Superblock yang dinamai Daan Mogot City ini, diyakini bisa berkembang layaknya pembangunan hunian di kawasan Serpong, Tangerang. Daan Mogot City menawarkan fasilitas hunian yang nyaman, berkelas namun dengan harga yang terjangkau, yakni mulai dari Rp 300 jutaan dengan unit terkecil berukuran 25-26 meter persegi.
“Kami yakin Daan Mogot City ini akan berkembang seperti kawasan perumahan di Serpong,” kata Head of Sales Daan Mogot City, Simon Suhendro, dalam acara Media Tour Daan Mogot Zero, Distance di Hang Zhou, China, Rabu (29/9/2016) malam.
Konsep pembangunan Daan Mogot City akan diadopsi seperti proyek pembangunan CCCG di negara asalnya, China. Solid Gold bersama dengan 4 jurnalis dari Indonesia berkesempatan menyambangi proyek-proyek yang dikerjakan oleh anak usaha CCCG, Green Town di Hangzhou, China, 27-30 September 2016.
Green Town merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbaik di China. Mereka menggarap proyek hunian dengan konsep 4 H yakni health (kesehatan), heritage (budaya), high quality education (pembelajaran), dan happiness (kebahagiaan). Konsep 4 H ini akan diadopsi untuk membangun mega proyek di Daan Mogot City.
Proyek Green Town yang laris manis adalah Xi Xi Green City di Xi Xi Cheng Huan. Saat masuk ke kawasan Xi Xi Cheng Huan suasana asri sudah terlihat, banyak pohon yang tumbuh subur di taman. Ada beberapa penghuninya yang sedang duduk-duduk dan bermain dengan anak mereka di sana.
Xi Xi Green City juga fasilitas olahraga, kesehatan dan keamanan yang selalu siaga 24 jam. Semua unit di apartemen ini sudah terjual sejak selesai dibangun 2 tahun lalu.
Ada juga proyek Tao Hua Yuan dan Taoli Chunfeng. Tao Hua Yuan mengusung konsep perumahan dengan taman di bagian depan dan belakang dan gaya arsitekturnya mengusung sejumlah tema mulai dari rumah bergaya Prancis, Spanyol, Jerman, hingga China. Target pasar proyek ini untuk kelas menengah atas, karena harga yang ditawarkan cukup fantastis yakni paling murah Rp 60 miliar dan paling mahal Rp 176 miliar.
Meski mahal, namun peminatnya tetap tinggi. Sebagian mereka membeli rumah di Tao Hua Yuan untuk dijadikan sebagai rumah kedua dan berkumpul dengan keluarga di akhir pekan.
Selain proyek high class, Green Town juga mengerjakan proyek apartemen Young City dengan target market pekerja kantoran, guru dan anak muda. Young City dibangun di atas lahan seluas 30 hektar total 3.800 unit. Dari 30 hektar, sebanyak 7 hektar digunakan untuk green area dan fasilitas lainnya sesuai dengan konsep yang diusung Green Town.
Ada juga proyek Shanghai Bund, yakni salah satu proyek Green Town yang cukup pretisius. Berada di daerah Bund di jantung kota Shanghai dengan tawaran harga paling murah Rp 28 miliar dan harga permeter perseginya Rp 280 juta.
“Pembelinya dari kalangan aktor-aktris, stockholder hingga enterpirse,” kata Marketing Shanghai Bund, Roky Lu saat menjelaskan tentang Shanghai Bund di lokasi proyek.
Semua proyek yang dikerjakan Green Town mengusung konsep yang sama yakni 4 H. Salah satu contohnya adalah soal heritage di proyek Shanghai Bund, di mana ada sebuah gereja yang berada di tengah-tengah proyek dan sengaja tidak dirobohkan karena usianya yang sudah mencapai ratusan tahun. Selain itu pengerjaan proyek terlihat rapi, mereka menutup konstruksi bangunan yang belum jadi dengan jaring-jaring warna hijau agar debu-debu tidak bertebangan mengganggu sekitar.
Green Town dikenal sebagai salah satu pengembang terbaik di China. CCCG akan mengadopsi konsep Green Town untuk membangun proyek properti pertama mereka Daan Mogot City di Jakarta Barat.
CCCG merupakan gabungan dari China Harbour Engineering Company Group dan China Road and Bridge Group. Perusahaan ini bergerak dalam bidang konstruksi dan desain pengerukan, infrastruktur, transportasi dan bisnis manufaktur mesin pelabuhan. CCCG merupakan perusahaan konstruksi dan desain pelabuhan terbesar di China, perusahaan pengerukan terbesar di China. CCCG juga berada berhasil duduk diurutan 110 di Global Fortune 500 pada tahun 2016.
Sejak tahun 2006 CCCG telah menggarap 400 proyek properti di 90 kota di China dengan total 20 juta meter persegi telah dilakukan serah terima. Sementara di Indonesia proyek yang digarap CCCG di antaranya yaitu Jembatan Suramadu dan Jalan Tol Kuala Namu.

Kamis, 29 September 2016

SOLID GOLD BERJANGKA | Empat Parpol Merapat, Bagaimana Nasib Teman Ahok?


SOLID GOLD BERJANGKA – Sempat berembus isu, penentuan Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017 diwarnai polemik partai-partai politik pendukung calon petahana itu. Tersorot pula, ada partai pendukung yang malah membentuk tim sukses sendiri lepas dari tiga partai lainnya.
Suasana antarparpol pendukung Ahok-Djarot kini diwarnai pembahasan soal kader partai mana yang akan menempati pucuk pimpinan ketua tim sukses, selepas Nusron Wahid lengser dari jabatan itu. Lalu bagaimana dengan Teman Ahok? Sebagaimana diketahui, Teman Ahok adalah relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama sejak sebelum PDIP, Partai Golkar, Hanura, dan NasDem datang mendukung Ahok. Teman Ahok mengaku tak minta jabatan di struktur timses resmi yang akan didaftarkan ke KPU.
“Relawan saja. Kami enggak minta macam-macam,” kata Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, saat berbincang, Kamis (29/9/2016).
Bahkan, Teman Ahok juga tak ikut rembukan soal ‘utak-atik’ mesin pemenangan petahana itu. “Sejak pendaftaran, kami belum ada komunikasi lagi,” imbuh Amalia.
Rumor soal ribut-ribut penentuan ketua timses Ahok-Djarot ini muncul setelah PDIP merapat ke barisan pendukung Ahok. Tak lama berselang, Nusron Wahid kemudian lepas dari kursi Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot.
Empat parpol pendukung sempat berencana mengadakan rapat bersama pada Selasa (27/9) kemarin. Meski rapat itu tak jadi digelar, namun yang pasti Teman Ahok tak diundang datang. Namun Amalia menyatakan Teman Ahok tetap menjadi bagian dari tim pemenangan. Bahkan Teman Ahok juga akan ikut didaftarkan ke KPU sebagai pihak relawan pendukung.
“Enggak diundang bukan berarti enggak koordinasi kan? Teman Ahok akan tetap membantu Pak Ahok kok, dan menjadi bagian dari Timses sebagai salah satu relawan yang akan didaftarkan ke KPU DKI,” kata Amalia.
PDIP lantas membentuk timses internal sendiri, lepas dari Golkar, Hanura, dan NasDem, apalagi Teman Ahok. Pihak PDIP membantah ada perebutan abatan tim sukses Ahok-Djarot antar partai pengusung.
Bahkan Ahok sendiri juga membantah ada ketegangan yang terjadi di antara partai-partai pengusungnya. Namun Ahok sempat mengucapkan, politisi PDIP Jakarta, Prasetio Edi Marsudi bersedia memimpin timses resmi yang akan didaftarkan ke KPU nantinya.
“Gampang. Bisa teman-teman yang putuskan. Si Pras (Prasetio Edi Marsudi) juga bersedia. Gampang lah. Terserah dari mana saja,” kata Ahok di Kepulauan Seribu Jakarta, Selasa (27/9) kemarin.

Rabu, 28 September 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Ini Alasannya Lemak di Perut Lebih Bahaya Ketimbang yang di Bawah Kulit


SOLID GOLD BERJANGKA – Obesitas seakan menjadi tren terbaru dewasa ini. Padahal mereka yang kelebihan berat badan berisiko mengalami beragam penyakit kronis seperti diabetes hingga penyakit jantung. Namun ada yang lebih berbahaya dari obesitas sekalipun.
Sebuah studi mengungkapkan skinny fat atau orang yang kurus namun berperut buncit menghadapi bahaya yang lebih besar ketimbang orang bertubuh gemuk. Mengapa demikian? Apalagi kalau bukan karena lemak perut mereka.
Peneliti dari Boston University mencoba menemukan ada tidaknya keterkaitan antara perubahan pada lemak perut dan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dimiliki seseorang. Untuk keperluan studi ini, peneliti mengamati 1.106 partisipan berusia paruh baya selama enam tahun.
Dengan CT scan, peneliti mencoba membandingkan pengaruh lemak adiposa yang ada di bawah kulit dan lemak adiposa yang ada di perut dari waktu ke waktu. Dalam kurun tersebut, partisipan mengalami kenaikan lemak di bawah kulit rata-rata sebesar 22 persen dan lemak perut sebanyak 45 persen.
Menariknya, dari perubahan ini peneliti bisa melihat dampak keberadaan lemak adiposa terhadap kesehatan jantung partisipan. Makin bertambah lemaknya dan makin berkurang kepadatan lemaknya, maka tekanan darah dan trigliserida (lemak dalam darah) partisipan juga ikut naik. Risiko sindrom metabolik partisipan menjadi bertambah.
Peneliti mengakui pertambahan lemak adiposa di bawah kulit maupun yang di perut sama-sama berdampak pada kesehatan jantung, namun pertambahan lemak di perut dipastikan memicu pengaruh yang lebih besar.
“Ternyata hanya karena terjadi penambahan lemak di perut berujung pada faktor risiko penyakit jantung yang lebih besar, tak peduli berapapun penambahan bobot yang terjadi. Ini belum pernah ditemukan sebelumnya,” ungkap peneliti Dr Caroline Fox.
Bahkan dari studi ini, peneliti menyimpulkan bahwa hanya dengan mengukur jumlah lemak yang ‘tersembunyi’ di dalam perut berikut kepadatannya bisa jadi cara paling akurat untuk menentukan apakah seseorang memiliki berat badan ideal/sehat ataukah sebaliknya.
“Justru lemak yang di bawah kulit ini bersifat melindungi karena berfungsi sebagai tempat menyimpan kelebihan lemak,” imbuh Fox seperti dilaporkan The Sun.
Riset sebelumnya juga mengatakan kelebihan lemak perut memicu risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang kelebihan lemak di bagian tubuh lainnya. Belum lagi lemak perut selama ini telah dikaitkan dengan risiko kanker, gangguan kardiovaskular lainnya hingga kematian.

Selasa, 27 September 2016


SOLID GOLD BERJANGKA - Tak mudah bagi Dewi Suryana (21) lulus dari Teknik Material Nanyang Technological University (NTU) Singapura dengan cumlaude. Dewi yang berasal dari keluarga tidak mampu ini harus jatuh bangun meraihnya. 

Dewi baru saja diwisuda dari Teknik Material NTU Singapura pada 30 Juli 2016 lalu. Lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 4,6 dari 5, dalam waktu 3 tahun, dari masa normal 4 tahun, dia masuk kategori first class alias cumlaude di kampus bergengsi itu. Menengok ke belakang, Dewi tidak menyangka dia bisa sampai di titik ini. 

Maklum, orangtua Dewi yang tinggal di Pontianak-Kalimantan Barat, ayah Lim Bun Phong (55) dan ibu Lim Hoei Luan (56), ini kondisi finansialnya sangat pas-pasan. Jangankan bermimpi kuliah ke luar negeri, untuk makan hari itu saja, keluarga Dewi tertatih-tatih. Ayah Dewi yang mengenyam pendidikan hingga kelas 5 SD bekerja serabutan sebagai tukang perbaikan alat-alat elektronik.

"Ayah saya betulin alat elektronik, dia nggak pernah lulus SD, Papa saya belajar elektronik otodidak sama temannya. Jadi tergantung ada orang yang minta bantuan atau tidak, uangnya nggak seberapa," tutur Dewi saat berbincang dengan detikcom, Minggu (25/9/2016) malam. Saat ditelepon, Dewi sedang berada di dalam MRT Singapura menuju rumah muridnya untuk memberikan les privat. 

Sedangkan ibunya, seorang ibu rumah tangga tamatan SD yang ingin menopang ekonomi keluarganya. Ibunya bekerja serabutan demi keluarganya bisa makan dan melanjutkan sekolah anak-anaknya. 

"Ibu saya kerja apapun yang dia bisa. Ada saudara yang punya usaha dodol durian, ibu saya bantu-bantu buat dodol durian. Kadang-kadang ibu jualan baju, dapat komisi, tapi nggak seberapa. Ibu dan ayah penghasilannya tidak karuan. Saya dulu nggak bisa membantu, adik-adik masih kecil nggak ada yang jaga," tuturnya. 

Sebagai anak kedua, dari empat bersaudara, banyak tanggungan yang harus dipikul kedua orangtuanya. Tidak jarang keluarga mereka tidak punya lauk untuk makan hari itu. 

"Kalau siang sudah habis lauknya, untuk makan malam, makanan paling murah dan enak ya mie instan. Lama-lama bisa sakit ya," kenangnya.

Untuk sekolah, Dewi harus meminta keringanan biaya kepada pihak sekolah hingga memakai buku-buku lungsuran kakaknya. Suatu hari, Dewi yang bersekolah di SMPK Immanuel Pontianak, diharuskan membeli buku satu paket, buku ajar dan buku tugas. Harga satu paketnya Rp 32 ribu. 

"Nah saya sudah punya buku ajarnya, namun kalau buku tugas kan saya harus beli baru. Tiap kali saya minta uang ke ayah, agak sedih. Saya minta Rp 16 ribu saja untuk beli buku tugas. Pada sekolah, saya minta dibolehkan beli buku tugas saja karena buku ajarnya sudah punya dari kakak saya. Terus ditolak, jadi nggak bisa beli buku sama sekali. Hanya saya sendiri yang nggak punya buku tugas itu," katanya mengenang kejadian sedih itu. 

Dewi lantas menangis karenanya dan mengadu ke sang guru. Guru itu kemudian menghadap Kepala SMPK Immanuel saat itu, Martin Teopilus. 

"Saya nggak bisa berkata apa-apa. Pak Martin tanya 'Kenapa kamu nggak beli buku?' Saya bilang saya nggak berani minta uang sama ayah, ayah saya nggak punya uang lebih. Akhirnya Pak Martin memberikan saya uang tambahan Rp 16 ribu lagi, dan akhirnya saya dapat satu paket buku. Besoknya, saya dapat beasiswa penuh, saya nggak minta, saya juga nggak tahu bisa dapat beasiswa. Pak Martin memotivasi saya untuk berjuang keluar dari kesulitan ini," tutur Dewi. 

Sebenarnya, keluarga besar Dewi dari ayah dan ibu ada yang mampu dan memiliki kondisi ekonomi yang bagus. Cuma keluarganya pantang meminta-minta. 

"Keluarga kami nggak pernah mau minta bantuan orang lain, saya nggak mau keluarga saya dipandang rendah. Saya mau keluar dari keadaan ini saya buktikan lewat pendidikan, ubah ekonomi keluarga saya, agar orangtua saya anak-anaknya sukses. Ayah saya nggak mampu kasih banyak, dulu selalu antar ke sekolah, perjuangan mereka kasih saya makan lumayan meski kami kekurangan, kami masih bersyukur masih bisa hidup," kenang Dewi yang kini sudah bekerja di Singapura.

Senin, 26 September 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Bersyukur Didukung Ruhut-Hayono, Ahok Sebut Setiap Orang Bebas Tentukan Pilihan



SOLID GOLD BERJANGKA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku bersyukur mendapat dukungan dari politikus Demokrat, Ruhut Sitompul dan Hayono Isman. Bagi Ahok semua orang di era demokrasi, bebas menentukan pilihannya.

"Ya saya terima kasih saja. Bebas kok, alam demokrasi semua orang bebas," ujar Ahok di Balai Kota, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2016).

'Membelotnya' Ruhut dan Hayono kini jadi sorotan di internal Demokrat. Sebab partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono tersebut mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada Pilgub DKI 2017. 

Hayono sebelumnya mengatakan, dukungan dirinya kepada Ahok-Djarot bukanlah dalam kapasitas sebagai politikus Demokrat, melainkan dukungan pribadi. Hayono menilai DKI Jakarta masih membutuhkan figur pemimpin seperti Ahok untuk membenahi sejumlah permasalahan yang ada.

"Saya hadir sebagai pribadi bukan sebagai Dewan Pembina Demokrat, bukan sebagai Ketum Kosgoro. Saya hadir sebagai pribadi. Kosgoro bebas memilih siapa pun yang mau dipilih," kata Hayono dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Ruhut Sitompul dengan berani menantang partai untuk memecat dirinya sebab dirinya dengan lantang mendukung pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI.

"Aku sudah buktikan. Ini juga kalau kira-kira gimana (tidak nyaman -red) lihat aku, kan enggak susah, pecat saja aku. Biar rakyat yang menilai, yang salah aku atau mereka," ujar Ruhut.

SOLID GOLD BERJANGKA 

Jumat, 23 September 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Harga Emas Antam Turun Rp 1.000/Gram


SOLID GOLD BERJANGKA – Harga emas batangan atau Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dibuka turun Rp 1.000/gram. Harga buybackjuga ikut turun. Seperti dikutip dari situs perdagangan Logam Mulia Antam, Jumat (23/9/2016), harga emas batangan pecahan 1 gram di Butik Pulogadung, Jakarta, hari ini dibuka turun Rp 1.000/gram menjadi Rp 607.000/gram dari posisi kemarin di Rp 608.000/gram.
Sementara, harga pembelian kembali atau buyback oleh emiten berkode ANTM ini turun Rp 1.000/gram ke posisi Rp 554.000/gram dibandingkan posisi kemarin di Rp 555.000/gram.
“Untuk transaksi pembelian emas batangan datang langsung ke PT Antam Tbk UBPP Logam Mulia setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja,” kata Antam dalam situs resminya.
Berikut harga emas Antam pagi ini:
1 gram Rp 607.000
5 gram Rp 2.890.000
10 gram Rp 5.730.000
25 gram Rp 14.250.000
50 gram Rp 28.450.000
100 gram Rp 56.850.000
250 gram Rp 142.000.000
500 gram Rp 283.800.000
Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 5.000 menjadi Rp 608 ribu per gram pada perdagangan Kamis (22/9/2016). Sehari sebelumnya, harga jual Emas Antam di angka Rp 603 ribu per gram.
Sedangkan untuk harga pembelian kembali atau buyback juga melompat Rp 5.000 per gram menjadi 555 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda akan menjual emas maka Antam akan membelinya di harga Rp 555 ribu per gram. Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta.
Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram (kg) akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08:45 WIB, Sebagian besar ukuran emas sudah habis terjual
Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram dipatok Rp 6.190.000 atau Rp 619 ribu per gram. Sedangkan ukuran 20 gram sekitar Rp 11.985.000 atau Rp 599.250 per gram.
Antam juga mengeluarkan emas edisi Idul Fitri. Untuk ukuran 1 gram dijual di harga Rp 683.000. Ukuran 2 gram di jual Rp 1.251.000 dan 5 gram dijual Rp 2.970.000,-.

Kamis, 22 September 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | BNI Tetap Paling Piawai dalam Cash Management

SOLID GOLD BERJANGKA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dinobatkan kembali sebagai bank yang dapat memberikan layanan Cash Management terbaik di Indonesia oleh AsiaMoney berdasarkan survei berbagai perusahaan besar.Penghargaan ini diserahkan kepada Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto di Hong Kong, Rabu (21/9/2016).

Menurut Suprajarto, penghargaan ini tak lepas dari penilaian para pelaku usaha di Indonesia semakin menyadari kondisi perekonomian dinamis dan merasa tepat untuk memilih bank BNI sebagai bank kepercayaan mereka.. Hingga akhirnya mereka pun memakai produk-produk Cash Management dari BNI yang memberikan efisiensi biaya paling maksimal.

Kemudian melalui hasil survei AsiaMoney BNI berhak mempertahankan gelar sebagai bank dengan layanan Best Local Cash Management Bank in Indonesia as voted by Large and Medium Corporates, 2nd Best Local Cash Management Bank in Indonesia as voted by Small Companies, dan 2nd Best Local Currency Cash Management Bank as voted by Financial Institutions, serta The Best Foreign Exchange Bank in Indonesia.

Penghargaan untuk BNI sebagai Best Local Cash Management Bank in Indonesia tahun 2016 ini tidak terlepas dari kemampuan BNI dalam memberikan produk Cash Management yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap kliennya yang berbeda-beda. Perusahaan kecil sangat membutuhkan efisiensi pada operasionalnya, meningkatkan imbal hasil usahanya, dan memaksimalkan penggunaan uang tunai dan modal kerja mereka. Sementara bagi perusahaan medium dan besar cenderung berusaha mengelola jaringan pendukung usahanya, terutama dari para pemasoknya.

Dengan penghargaan tersebut, BNI semakin percaya diri untuk memperkuat layanan Cash Management tersebut demi peningkatan layanan pada nasabah. Terhitung sampai akhir Agustus ini, rekening giro institusi yang dikelola BNI mencapai saldo Rp 90 triliun atau naik 7 persen di atas perolehan pada periode yang sama tahun 2015.

Kepercayaan terhadap layanan Cash Management BNI juga semakin meningkat dengan tumbuhnya jumlah rekening nasabah pengguna fasilitas itu. Ini diindikasikan dengan jumlah rekening institusi yang mempercayakan dananya dalam layanan Cash Management BNI mencapai 243 ribu rekening, atau meningkat 15 persen dibandingkan jumlah per 31 Agustus 2015, yang mencapai 211 ribu rekening perusahaan/ institusi.

Layanan BNI Cash Management dinilai unggul karena terus memberikan beragam fitur unggulan. Fitur layanan Cash Management BNI antara lain BNIDirect (Internet Banking), Solusi Pembayaran yang terintegrasi (Integrated Payment Solution), Virtual AccountCorporate BillingAccount Pooling,dan Supply Chain Management, serta BNI e-Tax yang menjadi salah satu unggulan yang paling diminati nasabah karena memberikan kemudahan, kecepatan proses, dan pengendalian terhadap pembayaran pajak, dan saat ini telah dikembangkan lebih lanjut dengan pembayaran pajak MPN Generasi 2.
AsiaMoney menyelenggarakan survei khusus untuk menggali informasi terkait industri layanan Cash Management terkini. Survei ini melibatkan 1.493 lembaga keuangan dan 9.854 responden yang dianggap valid dari 9.028 perusahaan, sehingga menjadi yang terbesar dilakukan oleh sebuah majalah di kawasan Asia Pasific. Survei ini sendiri dilakukan dengan menggali pendapat responden dan bukan menilai institusi perbankan secara tidak langsung melalui pemberitaan media massa.

Survei ini juga melibatkan 800 nasabah BNI yang memiliki rekening di lebih dari satu bank nasional. Berikutnya, AsiaMoney memilih secara acak sebagian dari 800 nasabah tersebut tanpa sepengetahuan BNI sendiri. Metodologi survei seperti itu membuat hasilnya fair dan murni, karena bank yang akan dinilai, tidak ikut dilibatkan.

Solid Gold Berjangka Jakarta

Rabu, 21 September 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Ini Alasan Subsidi Energi Terbarukan Rp 1,1 Triliun Ditolak DPR


SOLID GOLD BERJANGKA – Anggaran sebesar Rp 1,1 triliun yang diusulkan pemerintah untuk subsidi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) akhirnya ditolak oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM sebelumnya mengusulkan adanya subsidi EBT tersebut sebagai insentif untuk menarik minat investor berbisnis di EBT. Kalau tak ada insentif, pengembangan EBT akan sulit berjalan, investor tak mau mengerjakannya kalau tak ekonomis.
Tapi argumen Kementerian ESDM itu tak cukup kuat bagi Banggar DPR. Menurut DPR, subsidi adalah bantuan dari negara untuk rakyat miskin. Maka pengembangan EBT tidak termasuk sebagai program yang layak disubsidi.
“Terminologi (istilah) subsidi sudah kadung dipahami sebagai bentuk bantuan negara bagi rakyat yang tidak mampu,” tutur Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, melalui pesan singkat kepada  Rabu (21/9/2016).
Rida menambahkan, pihaknya pun sebenarnya tidak ingin insentif untuk pengembangan EBT masuk dalam pos subsidi.
“Tapi terminologi APBN tidak mengenal pos belanja insentif, maka kami mengelompokkannya ke dalam pos belanja yang kira-kira bisa diterjemahkan sebagai insentif, yaitu subsidi,” paparnya.
Penolakan DPR, sambungnya, bukan karena wakil-wakil rakyat di parlemen tak mendukung pengembangan EBT. Hanya saja mekanisme insentif dalam bentuk subsidi tidak dapat diterima.
“Kami masih meyakini bahwa Badan Anggaran, dan DPR secara umum, masih sangat mendukung pengembangan dan pemanfaatan EBT,” tukasnya.
Pasca penolakan ini, maka Kementerian ESDM harus memutar otak mencari solusi lain agar pengembangan EBT bisa dikebut.
“DPR menyarankan kepada pemerintah untuk mengkaji mekanisme insentif selain subsidi untuk mempercepat pemanfaatan EBT,” ucap Rida.
Mekanisme insentif untuk EBT dalam bentuk lain tersebut akan dirancang Kementerian ESDM bersama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Itu (insentif dalam bentuk selain subsidi) yang akan kita bicarakan dengan teman-teman di Kemenkeu,” tutupnya.

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Ini Alasan Subsidi Energi Terbarukan Rp 1,1 Triliun Ditolak DPR


SOLID GOLD BERJANGKA – Anggaran sebesar Rp 1,1 triliun yang diusulkan pemerintah untuk subsidi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) akhirnya ditolak oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM sebelumnya mengusulkan adanya subsidi EBT tersebut sebagai insentif untuk menarik minat investor berbisnis di EBT. Kalau tak ada insentif, pengembangan EBT akan sulit berjalan, investor tak mau mengerjakannya kalau tak ekonomis.
Tapi argumen Kementerian ESDM itu tak cukup kuat bagi Banggar DPR. Menurut DPR, subsidi adalah bantuan dari negara untuk rakyat miskin. Maka pengembangan EBT tidak termasuk sebagai program yang layak disubsidi.
“Terminologi (istilah) subsidi sudah kadung dipahami sebagai bentuk bantuan negara bagi rakyat yang tidak mampu,” tutur Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, melalui pesan singkat kepada  Rabu (21/9/2016).
Rida menambahkan, pihaknya pun sebenarnya tidak ingin insentif untuk pengembangan EBT masuk dalam pos subsidi.
“Tapi terminologi APBN tidak mengenal pos belanja insentif, maka kami mengelompokkannya ke dalam pos belanja yang kira-kira bisa diterjemahkan sebagai insentif, yaitu subsidi,” paparnya.
Penolakan DPR, sambungnya, bukan karena wakil-wakil rakyat di parlemen tak mendukung pengembangan EBT. Hanya saja mekanisme insentif dalam bentuk subsidi tidak dapat diterima.
“Kami masih meyakini bahwa Badan Anggaran, dan DPR secara umum, masih sangat mendukung pengembangan dan pemanfaatan EBT,” tukasnya.
Pasca penolakan ini, maka Kementerian ESDM harus memutar otak mencari solusi lain agar pengembangan EBT bisa dikebut.
“DPR menyarankan kepada pemerintah untuk mengkaji mekanisme insentif selain subsidi untuk mempercepat pemanfaatan EBT,” ucap Rida.
Mekanisme insentif untuk EBT dalam bentuk lain tersebut akan dirancang Kementerian ESDM bersama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Itu (insentif dalam bentuk selain subsidi) yang akan kita bicarakan dengan teman-teman di Kemenkeu,” tutupnya.