Rabu, 31 Maret 2021

Solid Gold Berjangka | Dolar AS Dekati Rp 15.000

Solid Gold Berjangka Makassar - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menguat ke level Rp 14.500. pagi ini saja kurs Dolar AS berada di level Rp 14.499. Dari data RTI, hingga pukul 09.21 WIB pagi ini, kurs dolar AS tercatat bergerak di rentang Rp 14.465-14.508. Lalu apa penyebab kurs dollar mengalami penguatan hingga ke level Rp 14.500? Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mata uang negeri paman Sam menguat karena adanya rencana stimulus lanjutan yang mau disebar Presiden AS Joe Biden. Jumlahnya dua kali lipat dari stimulus untuk para pekerja yang sebelumnya disebar pemerintah AS. Hal itu dinilai akan kembali meningkatkan yield obligasi di AS. Ujungnya menguatkan nilai tukar mata uang Dolar AS ke seluruh mata uang, termasuk rupiah. "Penyebabnya adalah percepatan rencana stimulus utama yang memicu inflasi di AS dan meningkatkan yield obligasi di AS. Saat ini Presiden Joe Biden mau membayar rencana infrastruktur sebesar US$ 3-4 triliun," kata Ibrahim. "Nah stimulus kemarin saja US$ 1,9 triliun. Itu juga semua menguat kemarin, apalagi ini angka dua kali lipat," lanjutnya. Di sisi lain, dia menilai prospek ekonomi Eropa sedang lesu karena adanya negara yang melakukan lockdown karena virus Corona. Maka dari itu, investor hanya memiliki peluang investasi bagus di AS saja dan berujung pada penguatan nilai tukar dolar. Sementara itu, pengamat pasar modal Ariston Tjendra mengatakan meningkatnya yield obligasi di AS mampu mengundang investor untuk menyuntik dananya. Dengan yield yang naik, maka harga bond atau obligasi jadi rendah, dan diminati investor. Dengan begitu, banyak investor yang menyuntik dana investasinya ke mata obligasi Dolar AS , hingga berujung penguatan mata uang dolar. "Ini karena meningkatnya obligasi di Amerika. Kalau yield meninggi, ini kan mengundang investor masuk ke obligasi, kan harga bond terdiskon, dan AS masih dianggap aman untuk investasi. Makanya pelaku pasar masuk ke obligasi dolar dan dia akhirnya menguat," kata Ariston. Dia juga mengatakan saat ini ekonomi Indonesia belum bisa tumbuh dengan baik dibandingkan AS. Data ekonomi yang lesu membuat investasi ke mata uang rupiah masih belum diminati. "Di sisi lain dibandingkan dengan ekonomi Indonesia, di AS kan data ekonomi melihatkan pemulihan sementara di sini masih stagnan data ekonominya. Ini menunjukkan belum adanya pemulihan ekonomi," kata Ariston. Imbal Hasil Obligasi AS Meroket, Wall Street Tergelincir Indeks utama di Wall Street merosot pada perdagangan hari Selasa waktu setempat. Penyebabnya karena investor menarik dananya dari saham-saham terkait teknologi kelas berat dan berbondong-bondong masuk ke bank-bank yang undervalued dan saham industri. Melansir Reuters, Rabu (31/3/2021), indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun 86,61 poin, atau 0,26% menjadi 33.084,76, S&P 500 turun 12,35 poin, atau 0,31%, menjadi 3.958,74 dan Nasdaq Composite merosot 28,43 poin, atau 0,22%, menjadi 13.031,22. Aksi para investor itu dorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS, untuk Treasury AS 10 tahun mencapai tertinggi dalam 14 bulan. Ssaham Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com dan Broadcom Inc turun dalam kisaran 0,9%-2,7%. Indeks Nasdaq mengalami kerugian bulanan pertama sejak November. Hal itu disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi baru-baru ini yang terutama merugikan saham-saham teknologi. Prediksi pemulihan ekonomi yang cepat yang didukung oleh peluncuran vaksin dan stimulus yang besar sebelumnya telah mendorong Indeks S&P 500 dan Dow Jones mencapai rekor baru pada minggu lalu. Sementara Indeks Nasdaq turun sekitar 7% dari posisi tertinggi sepanjang masa di Februari lalu. Meskipun pasar melemah, saham industri terkait ekonomi naik menuju rekor baru. Saham-saham perusahaan berkapitalisasi kecil yang ada dalam indeks Russell 2000 naik 1,4%. Sementara 8 dari 11 sektor S&P utama berada di zona merah.

Selasa, 30 Maret 2021

Solid Berjangka | Laju Wall Street Diwarnai Saham Bank yang Berguguran

Solid Berjangka Makassar - Wall Street ditutup beragam, Senin (29/3) sore. Dengan saham-saham bank anjlok di tengah peringatan potensi kerugian dari default dana lindung nilai (hedge fund) pada margin call. Sementara optimisme ekonomi masih cukup menguat. Mengutip dari Reuters, Selasa (30/3/2021) Dow Jones Industrial Average naik 103 poin, atau 0,31% menjadi 33.175,88, S&P 500 kehilangan 4,21 poin, atau 0,11% menjadi 3.970,33 dan Nasdaq Composite turun 102,52 poin, atau 0,78% menjadi 13.036,21. Kenaikan indeks Dow Jones diangkat oleh saham pembuat pesawat Boeing Co naik 1,9% setelah perusahaan mencapai kesepakatan dengan maskapai penerbangan AS Southwest Airlines Co untuk varian pesawat 737 MAX. Bank Nomura dan Credit Suisse menghadapi kerugian miliaran dolar setelah dana lindung nilai AS, yang dinamai oleh sumber sebagai Archegos Capital, gagal dalam margin call. Saham Morgan Stanley turun 2,5% setelah Financial Times melaporkan pihaknya juga telah menjual miliaran saham, sementara indeks bank merosot sekitar 1,9%. Discovery Inc, ViacomCBS, saham Baidu dan VIPShop yang terdaftar di AS, semuanya terkait dengan Archegos diprediksi akan lebih rendah, memperpanjang kerugian baru-baru ini. Nasdaq akan mencatat penurunan bulanan pertama dalam lima bulan, sementara S&P 500 dan Dow menuju kenaikan bulanan kedua berturut-turut. Ekonomi RI Sudah Kebal Hadapi Teror Bom? Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan bikin geger. Namun, ekonom meyakini hal itu tidak akan terlalu berdampak terhadap stabilitas Perekonomian Indonesia Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai dampak bom tersebut terhadap ekonomi hanya bersifat lokal. "Saya kira kalau di nasional mungkin belum karena indikasinya Polri cepat menangani ini dengan baik. Tapi tentu saja pada tingkat lokal pasti akan terganggu walaupun tidak besar, masih di tingkat regional terutama di Makassar dan sekitarnya agak terganggu," kata dia saat (30/3/2021). Menurutnya publik akan mempersepsikan daerah yang diteror bom belum aman. Kemudian, keyakinan investor juga akan berkurang bila teror bom di Indonesia terus berulang.

Senin, 29 Maret 2021

Solid Gold | Investasi Emas Buat Serok Cuan Kala Ramadhan

Solid Gold Makassar - Emas bisa menjadi pilihan yang tepat bagi yang ingin mencoba investasi di bulan Ramadan. Dengan kelebihananya sebagai aset lindung nilai, emas tentu sangat cocok untuk investor pemula. Menurut Co-Founder & CMO IndoGold Indra Sjuriah bulan Ramadhan sebenarnya merupakan momen yang tepat bagi kita untuk berhemat, apalagi di tengah pandemi. Nah menabung emas bisa menjadi pilihan yang tepat. "Setidaknya terdapat tiga sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk menambah dana pada pos investasi, yakni pengeluaran sehari-hari, THR dan usaha musiman. Dengan tren investasi emas yang masih menjanjikan ke depannya, maka dapat memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk menambah tabungan emas," tuturnya. Indra menyarankan tiga sumber dana ini yang dapat dimanfaatkan untuk menabung emas. 1. Pengeluaran sehari-hari Ketika berpuasa, kuantitas makan berkurang karena hanya dilakukan ketika sahur dan berbuka. Pengeluaran kecil seperti cemilan dan jajan kopi sebulan penuh juga berkurang. Apalagi selama pandemi ini, ajang bertemu langsung untuk buka puasa bersama teman dan kerabat digantikan dengan temu virtual. Maka, hal ini bisa dimanfaatkan untuk menambah tabungan emas. Anda bisa mencatat perubahan kebiasaan apa saja yang akan terjadi sehingga dapat melakukan pengurangan dari pengeluaran sehari-hari selama bulan puasa. Misal nya, Anda dapat melakukan penghematan sebesar Rp 50 ribu setiap hari nya, maka mendapatkan dana tambahan untuk menabung emas sebesar Rp 1,5 juta. 2. Tunjangan Hari Raya (THR) Alokasi dana THR tentu nya diprioritaskan untuk zakat dan sedekah. Kemudian, dipergunakan untuk kebutuhan lebaran, seperti makanan di hari raya lebaran, pemberian THR untuk keluarga dan lain sebagainya. Lalu, Anda dapat menyisihkan sebagian kecil dari THR yang telah diterima untuk menambah tabungan emas, misal nya sebesar Rp 1 juta. 3. Usaha musiman dengan skala kecil Anda bisa menggunakan momen bulan puasa untuk berdagang makanan dan minuman yang paling banyak dicari, kue kering atau menjadi reseller suplemen kesehatan. Meskipun dilakukan dengan skala kecil, dapat mempersiapkan usaha Anda sebelum Ramadan tiba. Di tengah pandemi, akan lebih baik untuk mempromosikan barang dagangan Anda secara online karena menjangkau lebih banyak orang. Dari hasil keuntungan bersih dagang Anda, misal nya didapatkan sekitar Rp 1 juta. Maka, apabila dijumlahkan dari ketiga sumber dana tersebut, Anda dapat menambah dana untuk menabung emas sebesar Rp 3,5 juta atau apabila dikonversikan dalam harga emas saat ini adalah lebih dari 3 gram emas. Baca di halaman berikutnya untuk mengetahui simulasi perhitungan keuntungan investasi emas. Layaknya instrumen investasi lainnya, emas juga memberikan keuntungan dari pergerakan harganya. Selain memberikan keuntungan, emas juga memiliki kelebihan sebagai instrumen safe haven dan memiliki sifat lindung nilai. Emas memang tidak memberikan keuntungan dari segi cash flow, tapi cuan yang diberikan berupa capital gain. Pergerakan harga emas sendiri ditentukan berbagai hal. Seperti saham, pergerakan harga emas juga dipengaruhi berbagai hal yang menjadi sentimen. Pada umumnya ketika instrumen investasi lain seperti saham, obligasi dan mata uang bergejolak biasanya harga emas akan naik. Sebab para investor memilih untuk mengamankan nilai asetnya. Misalnya pada tahun lalu ketika dunia keuangan terguncang akibat pandemi COVID-19, harga emas terus merangkak naik. Bahkan harga emas Antam sempat menyentuh level Rp 1.065.000 per gram. Simulasi Keuntungan Investasi Emas Harga emas Antam pada awal 2020 berada di level Rp 762.000 per gram. Jika saja saat itu kita memiliki modal Rp 10.000.000 maka emas yang kita dapat sekitar 13,12 gram lebih. Nah harga emas Antam pada 27 Maret 2021 kemarin berada di level Rp 922.000 per gram. Artinya capital gain yang didapat sudah 20,99%. Jika dihitung dari modal awal Rp 10.000.000 maka capital gain yang didapat sekitar Rp 2.990.000. Namun dalam investasi emas ada biaya spread, artinya ada perbedaan nilai dari harga kita beli emas dengan harga saat kita jual. Ketika membeli emas di Antam maka yang digunakan adalah harga jual, sementara ketika menjual emas harga patokan yang digunakan adalah harga buyback. Pada 27 Maret 2021 harga buyback di level Rp 804.000. Jika menjual di level itu maka emas dicairkan setara Rp 10.548.480. Memang spread ini terlihat cukup lebar. Oleh karena itu investasi emas disarankan dilakukan dalam jangka panjang. Bisa diartikan sebagai aset lindung nilai, atau berinvestasi dengan konsep menabung.

Kamis, 25 Maret 2021

PT Solid Berjangka | Powell Sebut Ekonomi AS Sangat Kuat

PT Solid Berjangka Makassar - Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, Jerome Powell, melakukan rapat kerja dengan Kongres AS dalam 2 hari terakhir. Powell pada kesempatan kali ini menyebut perekonomian AS akan sangat kuat di tahun 2021. "(Perekonomian AS) akan sangat-sangat kuat pada tahun ini. Kemungkinan besar seperti itu," tegas Powell menjawab pertanyaan tentang prospek ekonomi Negeri Paman Sam, Rabu (25/3/2021). Tidak hanya Powell, ada Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam rapat tersebut. Pada Selasa lalu, keduanya kompak percaya stabilitas di sektor finansial AS tetap terjaga setelah perekonomian AS pulih dari kemerosotan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Pulihnya perekonomian AS bisa menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk juga. Kabar baiknya, ketika negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia ini pulih, negara-negara lainnya juga akan terkerek bangkit. Sebab roda bisnis akan berputar lebih cepat, ekspor ke Negeri Paman Sam akan meningkat. Tetapi kabar buruknya, ada risiko terjadinya capital outflow dari negara-negara emerging market menuju Amerika Serikat. Seperti diketahui, proses pemulihan ekonomi AS di tahun ini serta kenaikan inflasi membuatyield obligasi (Treasury) AS terus menanjak hingga mencapai level tertinggi sejak Januari 2020. Yield Treasury AS Tenor 10 Tahun yield Treasury AS kini berada di level pra pandemi, sebelum The Fed membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%, dan mengaktifkan kembali program pembelian aset (quantitative easing/QE). Alhasil, selisih yield Treasury dengan Surat Berharga Negara (SBN) menjadi menyempit, dan terjadi capital outflow di pasar obligasi dalam negeri. Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pada periode 1 sampai 22 Maret kepemilikan asing di obligasi Indonesia sebesar Rp 952,8 trilun, turun sekitar Rp 18,6 triliun dibandingkan posisi akhir Februari lalu. Data tersebut menunjukkan capital outflow yang cukup besar terjadi di pasar obligasi Indonesia. Sementara itu, ekonom senior, Chatib Basri, mengatakan pemulihan ekonomi AS tersebut akan membuat rupiah pelan-pelan terus melemah. "Perkiraan saya bisa terus (melemah) selama kondisi AS masih terus begini," kata Chatib Basri kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/3/2021). Hanya saja menurut Chatib pelemahan yang akan terjadi bertahap sampai kepada titik tertentu. Tidak seperti tahun lalu maupun krisis sebelumnya di mana pelemahan sangat drastis sehingga menimbulkan kepanikan. "Jadi yang terjadi pada rupiah itu creeping. Pelan-pelan rupiah terus akan melemah," ujarnya. Ketika perekonomian AS sudah pulih, maka The Fed akan mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter. Hal pertama yang dilakukan adalah mengurangi jumlah QE atau yang dikenal dengan istilah tapering. Saat ini nilai QE The Fed sebesar 120 miliar per bulan. Tapering merupakan sesuatu yang ditakutkan pelaku pasar, karena dapat memicu gejolak pasar finansial global, yang dikenal dengan istilah taper tantrum. Berkaca dari pengalaman pada tahun 2013, saat taper tantrum terjadi dolar AS menjadi sangat perkasa, sementara bursa saham global juga merosot. Isu tapering sudah bergulir sejak awal tahun ini, tetapi The Fed berulang kali menegaskan belum akan melakukan hal tersebut dalam waktu dekat. Hal yang sama diungkapkan Powell dalam rapat kerja dengan kongres AS. Powell mengatakan The Fed belum memulai diskusi kapan waktu yang tepat untuk melakukantapering. "Dalam hal kebijakan moneter ke depannya, kami telah mengatakan akan mulai mengurangi QE ketika kami melihat kemajuan substansial menuju target full employment serta rata-rata inflasi 2%," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International Selasa (25/3/2021). "Ketika kemajuan substansial tersebut terjadi, kami akan menyampaikan kapan waktunya melakukan tapering," tambahnya

Selasa, 23 Maret 2021

Solid Berjangka | Jurus Industri Tangkap Kinclongnya Peluang Bisnis Gadget Kala Pandemi

Solid Berjangka Makassar - Permintaan untuk gadget melonjak di tahun 2020 dipicu pemberlakuan new normal atau era adaptasi baru imbas pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Pandemi telah membatasi orang beraktivitas sehingga banyak yang mulai menerapkan kerja hingga belajar dari rumah. Pola hidup dengan penerapan adaptasi baru tersebut menuntut beragam aktivitas kina dilakukan lewat gadget atau perangkat elektronik yang tersembung dengan internet. Contohnya saja untuk produk wearable gadget seperti smart wtach. Menurut data IDC, pengiriman wearable gadget secara global di kuartal keempat tumbuh 27% menjadi 153,5 juta unit, sedangkan pengiriman untuk setahun penuh meningkat 28% menjadi 444,7 juta unit. Belum lagi jenis gadget yang lain.. Menjawab peluang itu, PT OASE Teknologi Asia meresmikan outlet pertamanya bertempat di ITC Roxy Mas Jakarta barat pada hari Sabtu 20 Maret 2021. Perkembangan era digital dan meningkatnya kebutuhan gadget di saat kondisi pandemi ini menjadikan kehadiran outlet ini sebagai opsi bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan produk gadget dengan harga terjangkau dan teknologi terkini. "Saat ini, tren gaya hidup yang semakin mengikuti perkembangan zaman sudah harus didukung oleh teknologi terkini agar dapat membantu kehidupan sehari-hari. Apalagi saat pandemi seperti ini, segala aktifitas kantor dan rumah harus di support oleh gadget yang mumpuni. Oleh karena itu, OASE kini hadir tidak hanya dari e-commerce, namun juga memberikan peluang untuk konsumen dapat melihat langsung berbagai macam produk OASE yang bertempat di Roxy untuk mendukung gaya hidup masyarakat Indonesia." Demikian dikemukakan Jim Zhang selaku Chief Executive Officer OASE. Berfokus pada customer experience, toko OASE menjadi tempat bagi konsumen untuk bisa langsung merasakan produk OASE sebelum membelinya, karena sebelumnya OASE hanya menjual semua produknya melalui online. Jadi kali ini, produk seperti smartwatch, audio Buetooth speaker, powerbank, earphone, sampai smart home produk seperti timbangan pintar, lampu speaker, alat pebasmi nyamuk, UV Sterilizer sudah tersedia dengan live demo unit sehingga Konsumen dapat merasakan pengalaman dari produk secara langsung. Untuk meningkatkan kenyamanan Konsumen, kini OASE juga menyediakan corner khusus bagi konsumen untuk memasangkan anti gores atau film protector di bagian depan dan belakang berbagai brand dan model gadget yang di sebut stickerin yuk!. Ini juga merupakan inovasi baru dengan produk mesin plotter OASE HM47. Produk ini bisa mencetak pelindung dengan berbagai desain untuk semua kebutuhan gadget kamu mulai dari smarpthone, camera, case TWS, tablet, dll. Mesin plotter ini juga bisa di gunakan melalui koneksi wifi smartphone. "Kami sebagai perusahaan penyedia kebutuhan gadget masyarakat ingin menunjukkan komitmen terhadap perkembangan teknologi yang semakin pesat dengan menghadirkan outlet OASE. Kami berencana untuk terus mengembangkan outlet kami ini ke lebih banyak lokasi, baik di Jakarta maupun kota lainnya lagi. Sebagai tambahan, Outlet OASE pertama ini berada di lantai dasar ITC Roxy Mas Pintu Utara No 16-19," tandas Jim Zhang.

Senin, 22 Maret 2021

Solid Gold | IHSG Awal Pekan Dibuka di Level 6.348

Solid Gold Makassar - Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka melemah 8 poin (0,13%) ke level 6.348. Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini ada di level Rp 14.442. Pada pra perdagangan, Senin (22/3/2021), IHSG terkoreksi 9 poin (0,15%) ke level 6.346. Sedangkan indeks LQ45 turun 1 poin (0,1%) ke level 956. Membuka perdagangan,IHSG turun 8 poin (0,1%) dan terus melemah hingga ke level 6.344. Dan indeks LQ45 turun 2 poin (0,2%) ke level 954. Bursa Amerika Serikat ditutup Bercampur. Dow Jones ditutup 32,627.30 (-0.71%), NASDAQ ditutup 13,215.24 (+0.76%), S&P 500 ditutup 3,913.10 (-0.06%). Bursa saham US ditutup melemah pada perdagangan jumat lalu. Pelemahan masih disebabkan oleh peningkatan yield obligasi. Investor percaya bahwa kondisi ekonomi sudah masuk ke dalam tahap pemulihan awal. Hal lain yang memberikan sentimen negatif adalah, meskipun vaksinasi Covid-19 sudah mulai berjalan di US, namun di beberapa negara bagian terlihat peningkatan jumlah kasus Covid-19. Bursa Asia dibuka melemah. Penurunan mengikuti pergerakan saham di Wall Street dan adanya tekanan dari penguatan USD terhadap mata uang lainya. Berikut pergerakan bursa Asia pagi ini: Indeks Nikkei turun 515 poin ke 29.276 Indeks Hang Seng menguat 117 poin ke 29.108 Indeks Shanghai bertambah 35 poin ke 3.440 Indeks Strait Times terkerek 10 poin ke 3.144 Dolar AS Tertahan di Rp 14.414 Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini menyusut ke level Rp 14.414. Angka tersebut tercatat turun 30 poin (0,21%) pada perdagangan hari ini. Demikian dikutip dari data RTI, Senin (22/3/2021). Hingga pukul 09.45 WIB,Kurs Dolar Amerika tercatat bergerak di rentang Rp 14.404-14.442. Jika ditarik dalam satu pekan terakhir, dolar AS tercatat menguat 0,13% terhadap rupiah. Pergerakannya ada di rentang Rp 14.235-14.543. Sementara jika dalam satu bulan terakhir, dolar AS masih menguat 2,16% terhadap rupiah. Pergerakannya ada di rentang Rp 14.065-14.543. Pergerakan dolar AS sendiri pagi ini mayoritas menguat. Selain melemah terhadap rupiah, kurs dolar ASjuga menyusut terhadap yen Jepang. Namun mata uang Paman Sam berhasil unggul terhadap dolar Taiwan, dolar Australia, dan pound sterling. Sementara rupiah pagi ini mayoritas menguat terhadap mata uang lain. Rupiah paling kuat unggul pagi ini di antaranya terhadap dolar Taiwan, ringgit Malaysia, dan dolar Australia.

Jumat, 19 Maret 2021

PT Solid Gold Berjangka | Wall Street Panik, Pasar Saham AS Merosot Tajam

PT Solid Gold Berjangka Makassar - Pasar saham AS Wall Street menutup perdagangan di zona merah. Indeks Nasdaq jatuh hingga 3%, dihantam kenaikan imbal hasil Treasury dan kekhawatiran baru tentang pandemi virus COVID-19 di Eropa. Mengutip Reuters, Jumat (19/3/2021), kejatuhan pasar saham AS terjadi setelah perdana menteri Prancis memberlakukan lockdown selama sebulan di Paris dan beberapa wilayah lain karena pandemi. Kejatuhan ini merupakan penurunan dalam satu hari yang paling curam yang dialami Indeks Nasdaq sejak 25 Februari lalu. Indeks sektor energi S&P 500 jatuh 4,7% karena harga minyak turun. Sebagian besar juga karena kekhawatiran tentang meningkatnya kasus COVID-19 di Eropa. "Serangan terakhir itu berasal dari berita lockdown di Paris. Berita itu tidak diterima dengan baik," kata co-manager perdagangan di Themis Trading, Joe Saluzzi. Indeks Value Russell 1000, yang terdiri dari saham-saham bersifat siklus seperti keuangan dan energi, turun 0,6%. Sedangkan Indeks Growth Russell 1000, yang mencakup saham-saham teknologi, turun lebih dari 2%. Imbal hasil pada benchmark Treasury 10 tahun telah melewati 1,75%. Angka itu merupakan capaian tertinggi dalam 14 bulan setelah Fed memproyeksikan pertumbuhan terkuat dalam hampir 40 tahun saat krisis COVID-19 mereda. The Fed juga kembali berjanji untuk mempertahankan suku bunga di level terendah yakni mendekati nol hingga beberapa tahun mendatang. Saham Apple Inc dan Amazon.com Inc keduanya turun lebih dari 3%. Saham teknologi sangat sensitif terhadap kenaikan imbal hasil karena nilainya sangat bergantung pada pendapatan jauh ke masa depan. Selain itu stimulus dari pemerintah AS sebesar US$ 1,9 triliun baru-baru ini juga memicu kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan berkontribusi pada lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang. Ditambah lagi data tenaga kerja di AS juga belum membaik. Bahkan data menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik pada minggu lalu. Dow Jones Industrial Average turun 0,46% ke level 32.862,3 poin, sedangkan S&P 500 kehilangan 1,48% menjadi 3.915,47. Indeks Komposit Nasdaq turun 3,02% menjadi 13.116,17. Padahal S&P 500 dan Dow keduanya ditutup pada rekor tertinggi pada hari Rabu lalu.

Kamis, 18 Maret 2021

PT Solid Berjangka | Dolar AS Lengser ke Rp 14.368

PT Solid Berjangka Makassar - Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini melemah ke level Rp 14.368. Angka tersebut tercatat turun 42 poin (0,29%) pada perdagangan hari ini. Demikian dikutip dari data RTI, Kamis (18/3/2021). Hingga pukul 09.25 WIB, kurs dolar AS tercatat bergerak di rentang Rp 14.354-14.410. Jika ditarik dalam satu pekan terakhir, Kurs Dolar AS tercatat menyusut 0,42% terhadap rupiah. Pergerakannya ada di rentang Rp 13.030-14.470. Sementara jika dalam satu bulan terakhir, dolar AS masih menguat 2,5% terhadap rupiah. Pergerakannya ada di rentang Rp 13.030-14.475. Pergerakan dolar AS sendiri pagi ini cukup variatif. Selain melemah terhadap rupiah kurs dolar AS juga menyusut terhadap yuan China dan won Korsel. Mata uang yang diungguli mata uang Paman Sam di antaranya franc Swiss, yen Jepang, dan dolar Singapura. Sementara rupiah pagi ini mayoritas menguat terhadap mata uang lain. Rupiah paling kuat unggul pagi ini di antaranya terhadap dolar Taiwan, yen Jepang, dan pound sterling. Rincian Harga Emas Naik Rpp 8.000 Harga emas hari ini dijual di level Rp 935.000 per gram. Harga tersebut tercatat naik Rp 8.000 dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Demikian dikutip dari situs logammulia.com, butik LM Pulo Gadung, Kamis (18/3/2021). Setali tiga uang, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini juga naik. Harga buyback naik Rp 11.000 ke level Rp 812.000/gram. Harga buyback ini berarti, jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut. Harga emas Antam tersebut sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9%. Bila ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45% maka bawa NPWP saat transaksi. Emas batangan 1 gram Rp 935.000 Emas batangan 5 gram Rp 4.450.000 Emas batangan 10 gram Rp 8.845.000 Emas batangan 25 gram Rp 21.987.000 Emas batangan 50 gram Rp 43.895.000 Emas batangan 100 gram Rp 87.712.000 Emas batangan 250 gram Rp 219.015.000 Emas batangan 500 gram Rp 437.820.000

Rabu, 17 Maret 2021

Solid Gold Berjangka | yang Paling Ditakuti Bursa AS

Solid Gold Berjangka Makassar - Pandemi virus Corona atau COVID-19 bukan lagi jadi sumber ketakutan utama para manajer investasi di Bursa AS. Bursa AS kini lebih mewaspadai inflasi ketimbang pandemi. Mereka khawatir ekonomi pulih dengan cepat hingga mengakibatkan uang beredar lebih cepat dari sebelumnya dan muncullah inflasi. Demikian menurut hasil survei Bank of Amerika, untuk pertama kalinya sejak Februari 2020, COVID-19 tidak lagi menjadi ketakutan nomor 1 di antara para manajer investasi. Justru inflasi yang sekarang menjadi risiko teratas yang paling dikhawatirkan. Kekhawatiran kedua yang paling umum adalah Taper Tantrum, yang terjadi ketika pasar panik karena imbal hasil obligasi yang melonjak. Penemuan ini menggarisbawahi betapa drastisnya situasi telah berubah selama setahun terakhir. Keyakinan tumbuh karena peluncuran vaksin, pelonggaran pembatasan keamanan kesehatan, dan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah federal. "Sentimen investor jelas bullish," tulis ahli strategi Bank of America dalam laporan survei tersebut dikutip dari CNN Business, Rabu (17/3/2021). Saham AS pulih dengan cepat dari pandemi. Dow mencapai titik terendah di level 18.592 pada 23 Maret. Indeks naik secara mengejutkan 77% sejak saat itu. Demikian juga dengan Nasdaq telah naik berlipat ganda selama rentang itu. Para ekonom juga sangat optimis, terutama karena Paman Sam memberikan lebih banyak dukungan bagi perekonomian daripada yang diperkirakan banyak orang beberapa bulan lalu. Minggu lalu, Kongres mengesahkan Paket Stimulus Amerika senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden. Goldman Sachs pun optimis ekonomi AS akan mencatat pertumbuhan PDB seperti China sebesar 7% dalam setahun penuh pada tahun 2021 ini. Itu akan menjadi laju tercepat bagi Amerika Serikat sejak 1984. Dan Goldman Sachs mengharapkan ekonomi AS akan menjadi 8% lebih besar pada akhir tahun 2021, dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Dengan ukuran itu, akan menjadi pertumbuhan PDB tercepat sejak 1965. Bahkan, hampir setengah (48%) dari manajer investasi yang disurvei oleh Bank of America mengharapkan pemulihan berbentuk V, naik hanya 10% seperti yang diprediksikan pada Mei 2020 lalu. Rekornya lagi, 91% investor mengharapkan ekonomi yang lebih kuat, melampaui kepercayaan yang pernah ada saat pemotongan pajak Trump disahkan pada akhir 2017 lalu dan selama tahap awal pemulihan dari Resesi Hebat lalu. Akan tetapi semua optimisme di atas membuat beberapa pihak di Wall Street khawatir bahwa ekonomi dapat menjadi terlalu panas. Ketakutan besar adalah bahwa kenaikan inflasi menyebabkan Federal Reserve menaikkan suku bunga dengan cepat, memperpendek pemulihan ekonomi dan ledakan pasar. Seperti yang terjadi pada 1970-an dan awal 1980-an ketika bank sentral yang dipimpin Paul Volcker menjinakkan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang agresif. Rekor 93% manajer investasi memprediksi akan terjadi inflasi global yang lebih tinggi selama 12 bulan ke depan, menurut Bank of America. Namun, para pejabat AS menolak kekhawatiran inflasi tersebut. Selama akhir pekan, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan inflasi mungkin bergerak lebih tinggi, tetapi hanya untuk sementara. "Untuk mendapatkan inflasi tinggi yang berkelanjutan seperti yang kami alami pada tahun 1970-an, saya sama sekali tidak mengharapkan itu," kata Yellen kepada ABC. Ed Yardeni, presiden penasihat investasi Yardeni Research, tidak terlalu khawatir dengan inflasi karena sekitar 10 juta pekerja AS masih menganggur akibat pandemi tersebut. "Spiral harga upah gaya 1970-an sekarang tidak mungkin, menurut pendapat kami, terlepas dari ekses fiskal dan moneter pemerintah kami," tulis Yardeni dalam sebuah catatan kepada kliennya, Selasa.

Selasa, 16 Maret 2021

Solid Berjangka | Kompak dengan Bursa Asia, IHSG Dibuka Kinclong

Solid Berjangka Makassar - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka menguat 22 poin (0,36%) ke level 6.347. Indeks LQ45 juga menguat 6,7 poin (0,72%) ke level 950. Pada pukul 09.03, IHSG masih menguat 18 poin (0,28%) ke level 6.339. IHSG berada di level tertingginya pada 6.355 dan terendahnya di 6.335. Sementara bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat. Dow Jones ditutup 32,954.46 (+0.53%), NASDAQ ditutup 13,459.71 (+1.05%), S&P 500 ditutup 3,968.94 (+0.65%). Investor memonitor distribusi vaksin COVID-19 yang berjalan cukup baik dan mendorong pembukaan kembali ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021. Investor masih menanti komentar dari The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu terkait pandangan The Fed terhadap suku bunga di masa yang akan datang. Bursa Asia dibuka menguat. Investor namun terlihat cukup hati-hati menanti perkiraan pertumbuhan ekonomi dari hasil rapat The Fed yang akan diumumkan pada hari Rabu. Terlihat secara global, investor akan berada dalam wait and see. Berikut pergerakan bursa Asia pagi ini: * Indeks Nikkei naik 212 poin ke 29.961 * Indeks Hang Seng menguat 171 poin ke 29.005 * Indeks Shanghai bertambah 17 poin ke 3.437 * Indeks Strait Times turun 1,4 poin ke 3.104 Naik Tipis, Ini Rincian Harga Emas Antam Selasa 16 Maret 2021 Harga Emas hari ini dijual di level Rp 927.000 per gram. Harga tersebut naik Rp 3.000 dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Demikian dikutip dari situs logammulia.com, butik LM Pulo Gadung, Selasa (16/3/2021). Kemudian, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini juga naik. Hargabuyback naik Rp 5.000 ke level Rp 801.000/gram. Harga buyback ini berarti, jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut. Harga emas Antam tersebut sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9%. Bila ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45% maka bawa NPWP saat transaksi. * Emas batangan 1 gram Rp 927.000 * Emas batangan 5 gram Rp 4.410.000 * Emas batangan 10 gram Rp 8.765.000 * Emas batangan 25 gram Rp 21.787.000 * Emas batangan 50 gram Rp 43.495.000 * Emas batangan 100 gram Rp 86.912.000 * Emas batangan 250 gram Rp 217.015.000 * Emas batangan 500 gram Rp 433.820.000

Senin, 15 Maret 2021

Solid Gold | Dolar AS Menguat, Investor Menanti Kebijakan The Fed

Solid Gold Makassar - Kurs Dolar AS seharian menguat pada perdagangan Senin waktu setempat. Para pedagang memangkas taruhan bearish pada greenback ke posisi terendah empat bulan di tengah kenaikan imbal hasil Treasury AS dan berhati-hati menjelang pertemuan Federal Reserve. Selain Fed, Bank of England dan Bank of Japan juga melakukan pertemuan minggu ini dan ketiganya kemungkinan akan menentukan arah pergerakan suku bunga global “Pasar dalam pola menahan menunggu FOMC minggu ini. Sebagian besar dari itu melibatkan pertanyaan tentang apakah Fed akan berbicara tentang kurva imbal hasil atau apakah mereka akan membahas kenaikan imbal hasil jangka panjang,” kata Direktur elEksekutif Klarity FX, Amo Sahota, dilansir dari Reuters, Selasa (16/3/2021). Dalam perdagangan, indeks dolar menguat terhadap enam mata uang utama, dengan naik 0,1% menjadi 91,799. Ini menjadi yang tertinggi sejak akhir November 2020 di 92,51. Kenaikan greenback lebih menonjol terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti euro dan pound Inggris. Sementara mata uang berimbal hasil tinggi seperti dolar Australia bernasib relatif lebih baik. Imbal hasil Treasury AS bagaimanapun lebih rendah pada perdagangan Senin karena investor Menanti pertemuan bank sentral Eropa, Tolok ukur imbal hasil Treasury 10-tahun diperdagangkan setinggi 1,639% pada Senin, mendekati puncak Jumat 1,642%. Meningkatnya imbal hasil AS telah mengangkat greenback 2% sepanjang tahun ini berkat perbedaan suku bunga yang melebar relatif terhadap pasar obligasi utama lainnya. Dolar turun lebih dari 4% pada kuartal terakhir tahun 2020. Mata uang AS telah didukung oleh taruhan yang menurun untuk penurunannya, dengan spekulan memotong posisi pendek bersih ke level terendah sejak pertengahan November di pekan yang berakhir pada 9 Maret. Meningkatnya imbal hasil obligasi akan terus menjadi fokus perhatian minggu ini sebelum pertemuan Fed di mana beberapa analis memperkirakan pembuat kebijakan akan memberikan nada optimis pada ekonomi AS. Dolar AS juga naik 0,1% terhadap yen menjadi 109,15, setelah sebelumnya naik menjadi 109,36 yen, tertinggi sejak Juni 2020. Euro melemah 0,2% menjadi USD1,1926 setelah naik minggu lalu untuk pertama kalinya dalam tiga minggu karena data terbaru menunjukkan hedge fund memangkas posisi bersih euro mereka.

Rabu, 10 Maret 2021

Solid Gold Berjangka | Hijau Seharian, IHSG Ditutup Menguat di Level 6.264

Solid Gold Berjangka Makassar – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat 65 poin (1,05%) ke level 6.264. Indeks LQ45 juga menguat 11 poin (1,22%) ke level 939. IHSG berada di level tertingginya 6.276 dan terendahnya di 6.225. Sebanyak 236 saham naik, 243 turun, dan 149 stagnan. Saat jeda siang, IHSG menguat 57 poin (0,93%) ke level 6.257. Indeks LQ45 juga menguat 8 poin (0,95%) ke 936. Sedangkan pada pembukaan perdagangan pagi tadi,IHSG menguat 33 poin (0,55%) ke level 6.233. Indeks LQ45 juga menguat 8 poin (0,93%) ke level 936. Sementara bursa AS ditutup menguat. Dow Jones ditutup 31,832.74 (+0.10%), NASDAQ ditutup 13,073.83 (+3.69%), S&P 500 ditutup 3,875.44 (+1.42%). Bursa saham AS ditutup menguat didorong yield dari 10 years treasury bond kembali menurun lebih dari 5 basis poin menjadi 1,54% dari 1,62%. Fokus investor saat ini berada pada data inflasi yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk menentukan apakah ekspektasi dari inflasi telah meningkat sehingga mendorong yield bond meningkat. Data ekonomi consumer price index bulan Februari 2021 akan dirilis dengan ekspektasi meningkat sebesar 0,4% di bulan Februari atau setara dengan peningkatan 1,7% dari tahun sebelumnya. Bursa Asia dibuka melemah, namun investor terlihat percaya diri seiring dengan segera disetujuinya dana stimulus AS sebesar US$ 1,9 triliun oleh Demokrat. Berikut pergerakan bursa Asia sore ini: * Indeks Nikkei naik 8 poin ke 29.036 * Indeks Hang Seng menguat 134 poin ke 28.907 * Indeks Shanghai berkurang 1,5 poin ke 3.357 * Indeks Strait Times turun 30 poin ke 3.077 10 Tahun Bencana Fukushima, Warga Jepang Mulai Khawatir dengan Nuklir Sekitar satu dekade yang lalu, Jepang mengalami krisis nuklir usai gempa bumi dan tsunami membuat kebocoran radiasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukusima. Krisis ini menjadi bencana terburuk pada pengolahan energi nuklir sejak Chernobyl di Ukraina. Bencana itu menewaskan hampir 20.000 orang dan melumpuhkan pabrik Fukushima Dai-ichi. Lebih dari 160.000 penduduk melarikan diri saat radiasi dimuntahkan ke udara. Bahkan, pada saat itu, beberapa orang, termasuk Perdana Menteri Naoto Kan khawatir Tokyo perlu dievakuasi. Kini, 10 tahun kemudian, Jepang mulai memperdebatkan peran energi nuklir dalam bauran energinya. Dilansir Reuters, Rabu (10/3/2021), masyarakat mulai khawatir dengan energi nuklir. Di sisi lain, pemerintah bertujuan mencapai netralitas karbon bersih pada tahun 2050 untuk melawan pemanasan global.

Selasa, 09 Maret 2021

Solid Berjangka | Harga Emas Turun Lagi

Solid Berjangka Makassar - Harga Emas Antam atau logam mulia sedang dalam tren penurunan. Hari ini turun Rp 9.000 dan dijual di level Rp 915.000 per gram, sebelumnya sempat naik tipis Rp 1.000 dan Rp 5.000. Saat harga emas lagi labil begini, saatnya jual emas atau beli emas ya? Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan bagi yang sudah mempunyai emas dan ingin jual sebaiknya simpan dulu sampai Harga Emas naik. Jika mau mendapat hasil dari investasi emas, disarankan harus disimpan sampai jangka panjang yakni 10 tahun. "Jadi bagi masyarakat yang sudah memiliki logam mulia kalau bisa tahan dulu karena saat ini logam mulia harus jangka panjang, beli emas sampai 10 tahun baru akan menghasilkan," kata Ibrahim. Sedangkan bagi yang mau membeli emas, disarankan menunggu sampai harga emas menyentuh level terendah. Diprediksi harga emas akan terus mengalami penurunan sampai April 2021 karena beberapa negara mulai melakukan vaksinasi. "Yang mempengaruhi emas mengalami pelemahan salah satunya vaksinasi yang terjadi saat ini di beberapa negara termasuk di Inggris, Eropa dan Amerika. Ini mengalami satu peningkatan yang cukup signifikan sehingga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi," tuturnya. Hal yang sama juga dikatakan oleh Analis Komoditas, Ariston Tjendra. Disarankan yang mau membeli emas tunda dulu atau beli sekarang untuk jangka waktu panjang sampai Harga Emas kembali naik baru dijual. "Jadi yang belum memiliki emas, mungkin bisa menunda pembelian. Atau kalau ingin membeli, jangka waktu simpannya diperpanjang karena harga emas akan naik lagi jika kembali terjadi krisis ekonomi," tuturnya. Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan bagi yang sudah mempunyai emas dan ingin jual sebaiknya simpan dulu sampai Harga Emas naik. Jika mau mendapat hasil dari investasi emas, disarankan harus disimpan sampai jangka panjang yakni 10 tahun. "Jadi bagi masyarakat yang sudah memiliki logam mulia kalau bisa tahan dulu karena saat ini logam mulia harus jangka panjang, beli emas sampai 10 tahun baru akan menghasilkan," kata Ibrahim. Sedangkan bagi yang mau membeli emas, disarankan menunggu sampai harga emas menyentuh level terendah. Diprediksi harga emas akan terus mengalami penurunan sampai April 2021 karena beberapa negara mulai melakukan vaksinasi.

Senin, 08 Maret 2021

Solid Gold | Ekonomi Digital RI Tumbuh Dua Digit

Solid Gold Makasssar – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sektor ekonomi digital tumbuh subur bisnisnya di tengah pandemi Corona. Namun sayang, meski tumbuh, kinerjanya masih kalah dari Vietnam. Luhut mengatakan sektor ekonomi digital di Asia Tenggara saja pada 2020 dapat tumbuh sebanyak 5%. Dengan total gross merchandise value alias nilai pembelian dari pengguna mencapai US$ 105 miliar atau sekitar Rp 1.470 triliun (kurs Rp 14.000). “Banyak memang sektor ekonomi kesulitan beradaptasi di tengah pandemi. Di sisi lain sektor ekonomi digital sedang mendapatkan keuntungan dari perubahan ini, di Asia Tenggara ekonomi digital berkembang dengan nilai gross merchandise value US$ 105 miliar, naik 5% selama pandemi,” papar Luhut dalam acara webinar bersama Bukalapak, Senin (8/3/2021). Di Indonesia sendiri ekonomi digital disebut Luhut tumbuh hingga menembus dua digit atau sekitar 11%. Namun, pertumbuhan ini masih kalah dengan Vietnam yang ekonomi digitalnya tumbuh hingga 16%. “Di Indonesia, ekonomi digital juga berkembang dengan pesat, kita sampai dua digit, 11%, di atas Singapura dan Malaysia. Masih kalah cuma sama Vietnam dia 16%,” Dari catatan detikcom, penelitian e-Conomy SEA tahun 2020 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, pada tahun 2020, ekonomi digital di Indonesia tumbuh 11% dengan kapasitas sebesar US$ 44 miliar atau Rp 616 triliun. Diperkirakan ekonomi digital masih akan bertumbuh hingga US$ 124 miliar pada tahun 2025 di Indonesia. “Di Asia Tenggara, Indonesia tetap negara digital economy paling besar dan growth rate masih 11%, double digit, walaupun sedang masa pandemi, di angka US$ 44 miliar,” sebut Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia dalam temu media, Selasa (24/11/2020). “Banyak memang sektor ekonomi kesulitan beradaptasi di tengah pandemi. Di sisi lain sektor ekonomi digital sedang mendapatkan keuntungan dari perubahan ini, di Asia Tenggara ekonomi digital berkembang dengan nilai gross merchandise value US$ 105 miliar, naik 5% selama pandemi,” papar Luhut dalam acara webinar bersama Bukalapak, Senin (8/3/2021). Di Indonesia sendiri ekonomi digital disebut Luhut tumbuh hingga menembus dua digit atau sekitar 11%. Namun, pertumbuhan ini masih kalah dengan Vietnam yang ekonomi digitalnya tumbuh hingga 16%. “Di Indonesia, ekonomi digital juga berkembang dengan pesat, kita sampai dua digit, 11%, di atas Singapura dan Malaysia. Masih kalah cuma sama Vietnam dia 16%,” Dari catatan detikcom, penelitian e-Conomy SEA tahun 2020 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, pada tahun 2020, ekonomi digital di Indonesia tumbuh 11% dengan kapasitas sebesar US$ 44 miliar atau Rp 616 triliun.

Senin, 01 Maret 2021

Solid Gold | BPS: Inflasi Februari 0,10%

Solid Gold Makassar - Inflasi pada bulan Februari 2021 mencapai 0,10%. Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Tingkat inflasi secara tahun kalender (month on month/mom) sebeaae 0,36% sedangkan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,38% Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini disebabkan rata-rata harga komoditas yang mengalami kenaikan. "Terjadi kenaikan inflasinya sebesar 0,10% ujar Suhariyanto dalam virtual, Senin (1/3/2021). Dia merinci, inflasi tertinggi di Mamuju yaitu Sulawesi Barat yang mencapai 1,12%. Lalu, inflasi rendah terjadi pada Tasikmalaya dan Sumenap sebesar 0,02% "Inflasi terjadi karena ada peningkatan harga pada komoditas ikan. Serta ada kenaikan tarif angkutan udara," katanya. Deflasi tertinggi pada Gunung Sitoli, sebesar minus 1,55%. Sedangkan deflasi terendah pada Malang dan Taraka 0,01%. "Deflasi ini terjadi karena terjadi penurunan komoditas. Seperti daging ayam ras," bebernya Dia menambahkan inflasi tahun 2021 ini lebih lambat dibandingkan tahun 2020. Pasalnya dampak Covid-19 belum mereda di semua negara, termasuk Indonesia. "Roda ekonomi masih melambat karena pandemi Covid-19 belum mereda," tandasnya. Inflasi pada bulan Februari 2021 mencapai 0,10%. Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Tingkat inflasi secara tahun kalender (month on month/mom) sebeaae 0,36% sedangkan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,38% Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini disebabkan rata-rata harga komoditas yang mengalami kenaikan. "Terjadi kenaikan inflasinya sebesar 0,10% ujar Suhariyanto dalam virtual, Senin (1/3/2021). Dia merinci, inflasi tertinggi di Mamuju yaitu Sulawesi Barat yang mencapai 1,12%. Lalu, inflasi rendah terjadi pada Tasikmalaya dan Sumenap sebesar 0,02% "Inflasi terjadi karena ada peningkatan harga pada komoditas ikan. Serta ada kenaikan tarif angkutan udara," katanya. Inflasi pada bulan Februari 2021 mencapai 0,10%. Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Tingkat inflasi secara tahun kalender (month on month/mom) sebeaae 0,36% sedangkan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,38% Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini disebabkan rata-rata harga komoditas yang mengalami kenaikan. "Terjadi kenaikan inflasinya sebesar 0,10% ujar Suhariyanto dalam virtual, Senin (1/3/2021). Dia merinci, inflasi tertinggi di Mamuju yaitu Sulawesi Barat yang mencapai 1,12%. Lalu, inflasi rendah terjadi pada Tasikmalaya dan Sumenap sebesar 0,02% "Inflasi terjadi karena ada peningkatan harga pada komoditas ikan. Serta ada kenaikan tarif angkutan udara," katanya.