Selasa, 30 Maret 2021

Solid Berjangka | Laju Wall Street Diwarnai Saham Bank yang Berguguran

Solid Berjangka Makassar - Wall Street ditutup beragam, Senin (29/3) sore. Dengan saham-saham bank anjlok di tengah peringatan potensi kerugian dari default dana lindung nilai (hedge fund) pada margin call. Sementara optimisme ekonomi masih cukup menguat. Mengutip dari Reuters, Selasa (30/3/2021) Dow Jones Industrial Average naik 103 poin, atau 0,31% menjadi 33.175,88, S&P 500 kehilangan 4,21 poin, atau 0,11% menjadi 3.970,33 dan Nasdaq Composite turun 102,52 poin, atau 0,78% menjadi 13.036,21. Kenaikan indeks Dow Jones diangkat oleh saham pembuat pesawat Boeing Co naik 1,9% setelah perusahaan mencapai kesepakatan dengan maskapai penerbangan AS Southwest Airlines Co untuk varian pesawat 737 MAX. Bank Nomura dan Credit Suisse menghadapi kerugian miliaran dolar setelah dana lindung nilai AS, yang dinamai oleh sumber sebagai Archegos Capital, gagal dalam margin call. Saham Morgan Stanley turun 2,5% setelah Financial Times melaporkan pihaknya juga telah menjual miliaran saham, sementara indeks bank merosot sekitar 1,9%. Discovery Inc, ViacomCBS, saham Baidu dan VIPShop yang terdaftar di AS, semuanya terkait dengan Archegos diprediksi akan lebih rendah, memperpanjang kerugian baru-baru ini. Nasdaq akan mencatat penurunan bulanan pertama dalam lima bulan, sementara S&P 500 dan Dow menuju kenaikan bulanan kedua berturut-turut. Ekonomi RI Sudah Kebal Hadapi Teror Bom? Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan bikin geger. Namun, ekonom meyakini hal itu tidak akan terlalu berdampak terhadap stabilitas Perekonomian Indonesia Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai dampak bom tersebut terhadap ekonomi hanya bersifat lokal. "Saya kira kalau di nasional mungkin belum karena indikasinya Polri cepat menangani ini dengan baik. Tapi tentu saja pada tingkat lokal pasti akan terganggu walaupun tidak besar, masih di tingkat regional terutama di Makassar dan sekitarnya agak terganggu," kata dia saat (30/3/2021). Menurutnya publik akan mempersepsikan daerah yang diteror bom belum aman. Kemudian, keyakinan investor juga akan berkurang bila teror bom di Indonesia terus berulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar