Senin, 03 September 2018

SOLID GOLD | Kebiasaan Unik Warga Pegunungan Arfak Papua Barat

Foto: (Masaul/detikTravel)
SOLID GOLD MAKASSAR - Lain padang, lain belalang. Saudara kita di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat punya adat dan kebiasaan unik bagi yang baru mengetahuinya.


Orang Pegaf masih membawa parang hingga panah setiap harinya. Jangan heran jika menemui penduduk terutama laki-laki memegang parang ketika di jalan. Sapalah dengan senyum dan mereka akan membalasnya.
Orang Pegaf masih membawa parang hingga panah setiap harinya. Jangan heran jika menemui penduduk terutama laki-laki memegang parang ketika di jalan. Sapalah dengan senyum dan mereka akan membalasnya (Masaul/detikTravel)


Kebiasaan membawa senjata itu berdasar cerita beredar, yakni pada awal-awal misionaris ada di Pegaf tidak diterima keberadaannya lalu dibunuh. Lalu mereka dikutuk dan diharuskan membawa parang tiap keluar rumah.

Menikah adalah hal sakral di manapun tak terkecuali bagi Suku Arfak. Bagi laki-laki yang tak cukup memiliki uang membayar mahar bisa berutang, ditandai dengan si laki-laki yang akan bekerja di kebun atau ladang.


Mas kawin bagi Suku Arfak pun nggak main-main, seperti senjata api dari masa perang Belanda dan Jepang. Uang ratusan juta sampai setengah miliar rupiah dibelanjakan kain berpuluh-puluh lembar, manik-manik, babi, hingga smartphone terbaru.

Salah satu mahar yang paling mahal yakni kain tenun Pulau Timor bermata dua, harganya sampai Rp 50 juta.


Salah satu mahar yang paling mahal yakni kain tenun Pulau Timor bermata dua, harganya sampai Rp 50 juta (Masaul/detikTravel)
Bagi Suku Arfak di Danau Anggi Gida, menjinakkan anjing yang telah memakan ayam dengan diikat satu kaki depannya. Fungsinya agar tak lagi mengejar ayam. Kalau babi ditusuk matanya biar jinak pula.


Pejalan kaki yang tangguh. Dulu, orang Suku Arfak dikenal sebagai orang paling tangguh dan bisa jalan kaki beratus-ratus kilometer. Dari Anggi biasanya butuh waktu seminggu berjalan kaki menembus hutan hingga ke Manokwari hanya untuk menjual hasil ladang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar