Jumat, 21 September 2018

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Cerita Soal Negeri Tempat Lahirnya Kopi

Kopi selalu menjadi teman obrolan di Bonga, Ethiopia (Thomas Lewton/BBC Travel)
PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Pagi-pagi mendung begini enaknya ditemani segelas kopi. Tahukah Anda tentang negeri tempat lahirnya kopi? Inilah dia cerita Ethiopia.

Negara inilah di mana biji kopi dilahirkan. Dari warung pedesaan hingga kafe kekinian menyajikan kopi yang berawal mula dari sini, tempat kelahirannya, Ethiopia.


Lokasinya berada di pedesaan kawasan Bonga, dataran tinggi selatan wilayah Kafa diEthiopia. Jaraknya 448 km dari Ibukota Addis Ababa.

Kopi di sini biasa disajikan saat acara-acara tertentu sebagai minuman utama dan dilengkapi dengan roti lokal bikinan pribadi. Kopi dan roti lalu dibagikan hingga kepada tamu bila ada.

Untuk membuat kopi, para wanita Bonga menyangrai biji kopi mentah di atas lempengan tanah liat untuk dijemur di bawah sinar matahari sebelum dicuci dan dipanggang di panci di atas api. Setiap wisatawan yang datang kemudian didorong untuk menghirup aroma dari biji kopi panggang itu sebelum digiling dan dimasukkan ke dalam jebena, teko kopi tradisional Ethiopia.

Kopi selalu menjadi hidangan utama bagi tamu di sana. Meski ritual ini memakan waktu dan melelahkan, dalam kegiatan minum kopi selalu dilakukan tiga kali sehari dan itulah budaya yang mengakar di Bonga.

Dalam kegiatan minum kopi bersama itulah semua masalah didiskusikan atau sekadar obrolan ringan. Kopi menjadi teman mengobrol yang asik.
Kegiatan nongkrong minum kopi bersama bisa ditemui di hampir setiap jalan di Ethiopia. Tetapi di wilayah Kafa, kopi lebih penting karena inilah tempat kelahiran kopi Arabika liar.


Menurut legenda, seorang penggembala kambing muda bernama Kaldi memimpin hewan-hewannya melalui hutan hujan Kafa yang lebat. Di tengah perjalanannya itu dia menemukan 'ceri merah' dan memetiknya dari pohon lalu memberikannya ke kambing dan disukainya kemudian dimakan sendiri.

Senang dengan penemuannya, Kaldi membawa ceri atau kopi itu ke gereja terdekat. Lalu, para biarawan melemparkan ceri itu ke dalam api karena ketakutan spiritualnya terganggu.

Tetapi ketika para biarawan menghirup aroma kopi yang terpanggang tak sengaja itu, mereka memiliki perasaan yang sama seperti Kaldi yakni merasa tenang. Dan malah mengubah pikiran mereka hingga membawanya ke dalam praktik keagamaan.


Hari ini, Kafa Coffee Biosphere Reserve telah ada untuk melindungi kopi hutan asli Ethiopia, di mana tanaman tumbuh secara alami. Hutan itu sudah seperti rumah di mana sangat hijau dan berlumut.

Bak Taman Eden buah kopi liar jatuh ke tanah hingga tumbuh dengan sendirinya. Ada lebih dari 5.000 varietas kopi telah ditemukan di hutan hujan Kafa.

Tetapi seperti banyak hutan asli dunia, Hutan Mankira terancam punah. Menurut UNESCO, 40 tahun yang lalu hutan menutupi sekitar 40% dari permukaan tanah Ethiopia dan hari ini hanya tersisa sekitar 3%. Sedih betul.

Pepohonan tua di hutan itu dianggap sakral karena telah melindungi tumbuhan lain hingga hewan yang ada di sana. Ada pohon terbesar yang disebut sebagai pohon ayah, lalu siapa ibunya?

Di Hutan Mankira juga ada pohon ibu yang disebut penduduk setempat dipercaya melahirkan semua pohon kopi lainnya di hutan. Dengan demikian disebut tempat kelahiran biji kopi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar