Jumat, 14 Juli 2017

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Keluhan Pedagang: Roxy Square Sepi Pembeli, Sudah Kayak Kuburan


SOLID GOLD BERJANGKA –  Dilema, begitu kondisi yang tepat menggambarkan perasaan para pedagang di Roxy Square saat ini. Memilih tetap bertahan di mal yang semakin hari semakin sepi ditinggal pembeli, di sisi lain menutup toko dan pindah ke tempat lain juga bukan pilihan tepat.
“Mau pindah kemana? Susah cari tempat. Mau ke mal yang ramai seperti ITC (Roxy) juga mahal biaya sewanya, enggak kejangkau. Mau jualan dimana lagi? Mau tutup toko di sini juga enggak mungkin,” kata seorang pedagang DVD Game Roxy Square yang enggan disebutkan namanya kepada solid gold, Minggu (16/7/2017).
Diungkapkannya, sewa toko per tahun di lantai 2 yang ditempatinya saat ini sebesar Rp 20 juta. “Mau ke ITC Roxy di sana sewa setahun di atas Rp 100 juta. Belum buat maintenance dan listrik. Kata teman-teman di sana juga katanya mulai sepi juga, jadi enggak jaminan (laris),” tandasnya.
Sepinya pengunjung, kata dia, sudah terjadi selama beberapa tahun, tepatnya sejak tahun 2010, dan puncaknya terjadi mulai tahun 2014. Sejak saat itu, mulai banyak tenant yang tak meneruskan sewanya dan memilih angkat kaki dari pusat perbelanjaan yang tak jauh dari RS Sumber Waras tersebut.
“Satu-satu pada pindah, karena kalau jualan enggak mungkin nutup (biaya operasional). Makanya rata-rata pada enggak pakai karyawan, sepi sekali. Yang di bawah jualan handphone masih bisa dijual secara online. Kalau saya kan DVD enggak bisa. Tungguin orang saja kayak begini sambil tidur siang,” ucapnya.
Ian, salah seorang pedagang handpone di Roxy Square menuturkan hal yang sama. Semakin hari semakin berkurang jumlah pengunjung seiring pedagang di mal tersebut yang menutup tokonya.
“Ini sebelah-sebelah toko saya sudah banyak yang pindah, karena terlalu sepi. Saya juga jualan online, tapi kan enggak banyak. Kalau lihat ke atas, bahkan sudah kayak kuburan. Sudah enggak ada orang (penyewa),” kata Ian.
Menurut dia, banyak sebab keterpurukan mal yang awalnya digadang-gadang sebagai pesaing ITC Roxy mas ini, mulai dari akses yang sedikit sulit setelah pembangunan Fly Over Jalan Kyai Tapa, sampai sepinya minat bepergian ke mal setelah maraknya tren belanja online.
“Kalah saing sama ITC Roxy, di sana kan lebih ramai. Kemudian ada online juga berpengaruh. Tapi mau bagaimana lagi, coba bertahan dulu saja, mau pindah juga enggak mungkin,” ujar Ian.
Dirinya mengaku, tak jarang pula dalam beberapa hari sama sekali tak ada penjualan di tokonya. “Sering sekali itu, seharian enggak ada yang beli sama sekali. Ya banyak bengong kayak begini,” keluh Ian.
Kunjungi : Solid Gold

Tidak ada komentar:

Posting Komentar