SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution menyebut
'penyakit' perekonomian Indonesia adalah neraca transaksi berjalan yang
masih defisit. Saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk
Adu Strategi Hadapi Perang Dagang, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan,
Darmin mengatakan 'penyakit' tersebut sudah terjadi sejak orde baru.
"Kita mencoba melihat bahwa penyakit ekonomi kita sejak orde baru itu adalah transaksi berjalannya," kata Darmin.
Darmin menceritakan, pada zaman orde baru posisi CAD sudah di atas 4%
terhadap PDB pada tahun 1983. Pada saat itu pun sudah dilakukan
deregulasi dan debirokratisasi besar-besaran namun tidak berhasil
menekan.
"Defisit itu meningkat pada tahun 1993-1994. Ya dicoba lagi pakai deregulasi, enggak sembuh sampai 1998-1999," ujar Darmin.
Untuk
membuat transaksi berjalan keluar dari zona defisit, kata Darmin,
pemerintah harus mendorong kinerja neraca modal dan finansial agar tetap
surplus. Ini seperti halnya menerbitkan banyak instrumen agar dana-dana
segar investor masuk.
"Surplus yang ini menutupi yang itu (transaksi berjalan). Bertambahlah
cadangan devisanya. Yang terjadi adalah defisit transaksi berjalan naik,
defisit modal dan finansialnya hanya modal saja yang masih sedikit
positif," ujar dia.
Sebagai informasi, Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) pada kuartal III-2018 mengalami defisit US$4,39 miliar.
NPI terdiri dari transaksi berjalan, serta transkasi modal dan
finansial.Transaksi modal dan finansial mencerminkan pasokan valas dari
investasi di sektor riil dan pasar keuangan.
Sedangkan transaksi
berjalan pada kuartal III-2018 defisit US$8,85 miliar atau 3,37% dari
Produk Domestik Bruto (PDB). Ini merupakan defisit terdalam sejak
kuartal II-2014. Transaksi berjalan menggambarkan pasokan valas dari
ekspor dan impor barang dan jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar