PT SOLID GOLD BERJANGKA - Indonesia 72 tahun yang lalu seakan-akan menjadi negara yang terbangun
setelah ratusan tahun tertidur pulas karena dijajah oleh negara-negara
yang ingin mengusai kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Negara
Indonesia tercinta ini terbangun saat ada ramuan kata "Proklamasi" yang
dibacakan oleh sang 'Proklamator' yaitu Ir. Sukarno dan Mohammad Hatta.
Memperingati kemerdekaan RI dengan Proklamasinya yang ke 72
tahun bukan sekedar berbusana tardisional sekaligus memberikan hadiah
sepeda pada pejabat, menteri yang berbusana tradisional terbaik tanpa
sadar malah menambah anggaran peringatan HUT RI ditengah hutang negara
yang kian menggunung.
Seharusnya kita sebagai warga Negara Indonesia sangat bangga dan
mengenang kembali sosok Bung Karno salah satu pahlawan Negara yang
senantiasa berjuang untuk meraih kemerdekaan, meskipun nyawa yang
menjadi taruhannya. Walhasil, kita sampai saat ini bisa bernafas dengan
lega karena Indonesia telah bisa menjadi Negara yang mandiri.
Bung
Karno mengingatkan kita betapa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang
kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA) baik di daratan maupun di laut. Akan
tetapi kekayaan SDA ini belum membangkitkan ekonomi nasional dikarenakan
tingkat ketergantungan terhadap pranata ekonomi asing sangat tinggi.
Dengan
melihat fakta ini maka Bung Karno mengemukakan bahwa penting sekali
bangsa Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam mengatur
perekonomian demi kesejahteraan rakyat. Ketergantungan yang tinggi
terhadap ekonomi bangsa lain menurut Bung Karno tidak akan menjamin
kesejahteraan rakyat justru sebaliknya berpotensi menimbulkan resesi
ekonomi nasional yang berkepanjangan.
Apa yang menjadi
kekhawatiran Bung Karno terbukti, tambang tembaga, emas yang berbentuk
gunung di Papua dikuras habis oleh perusahaan asing yang bernama
Freeport. Entah berapa trilyun pundi-pundi uang yang dihasilkan dari
mengeruk pegunungan yang saat ini kalau kita lihat telah menjadi jurang
yang dalam dan terjal. Sementara penduduk asli papua yang notabene
pemilik sumber daya alam tersebut masih banyak kita jumpai berkoteka,
tak terlindungi dari panas terik matahari dikala siang dan dinginnya
malam.
Sebagai orang awam aku hanya tahu kalau Freeport diberi
wewenang sekedar untuk mengelola dan mengolah gunung tambang tersebut,
bukan memiliki seutuhnya. Namun sangat miris sekali mereka secara kasat
mata seperti memiliki gunung tambang tersebut sepenuhnya melebihi
pemilik asli sumber daya alam tersebut.
Bagi hasil entah apa itu
istilahnya hanya dinikmati oleh oknum tertentu elit negeri ini dan
dibawa pulang kenegri asal Freeport dan lagi-lagi penduduk asli Papua
yang notabene pemilik SDA tersebut dituduh mencuri dengan label
'ilegal'. Sebuah pemandangan yang rancu dan pelabelan yang layaknya apa
yang pernah dilakukan para penjajah negeri ini sebelum 72 tahun merdeka.
Betapa tidak pemilik SDA yang berusaha bertahan hidup dan
ingin menikmati harta mereka dengan cara mengais-ngais butiran-butiran
pasir emas dari limbah Freeport utuk mendapatkan segenggam emas dianggap
ilegal dan melanggar hukum, padahal mereka berjuang tanpa mengenal
bahaya limbah mercury. Perjuangan mempertaruhkan nyawa demi menikmati
secercah hartanya yang telah dirampas asing.
Mereka belum merdeka kawan! harta mereka dirampas kawan!
Baca Juga Artikel Keren & Terupdate Kami Lainnya Di :
Sgoldberjangka.com wordpress.com weebly.com blogdetik.com strikingly.com
wixsie.com jigsy.com spruz.com bravesite.com
Sewa Stamper Jakarta
BalasHapus