PT SOLID GOLD BERJANGKA - Tak seperti beras, garam belum masuk sebagai komoditas yang dianggap
strategis di Indonesia. Garam sendiri saat ini tengah jadi polemik
setelah terjadi kelangkaan sejak beberapa pekan terakhir, serta berimbas
pada melejitnya harga bumbu dapur tersebut.
Menurut mantan Dirut
PT Garam, Usman Perdanakusuma, agar masalah ini tak terulang lagi tahun
depan dan seterusnya, pemerintah lewat penugasan PT Garam, harus punya
gudang berteknologi canggih yang bisa menyimpan minimal 100.000-ton
garam untuk stok satu tahun ke depan. Sehingga, tidak terjadi kelangkaan
garam saat terjadi anomali cuaca seperti sekarang.
"Jadi PT
Garam tidak hanya memproduksi lalu menjual, tapi juga melakukan stok
untuk setahun ke depan. Yang disimpan serapan dari garam rakyat," ujar
Usman kepada detikFinance, Senin (31/7/2017).
Selain
ketersediaan gudang garam, PT Garam harus hadir di daerah-daerah yang
curah hujannya rendah seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa
Tenggara Barat (NTB). Pemerintah melalui PT Garam harus turun dengan
sistem inti plasma dan memastikan membeli garam hasil produksi rakyat.
Kehadiran PT Garam ke daerah-daerah tersebut sangat penting agar petani garam di sana kembali berproduksi.
"PT
Garam harus menjadi pionir agar orang-orang yang punya tambak garam
semangat produksi karena garamnya pasti dibeli. Di sinilah peran
pemerintah melalui PT Garam menerapkan inti plasma," kata Usman.
Sementara
itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Brahmantya Satyamurti, sebagai langkah antisipasi pihaknya
tengah membangun beberapa gudang garam sebagai buffer stock (penyangga)
saat terjadi kelangkaan.
"Kami lagi bikin gudang, KKP bikin gudang untuk dikelola koperasi pergaraman," kata Brahmantya.
Menurutnya,
pembangunan gudang-gudang garam besar ini masuk dalam program pusat
usaha garam rakyat (Pugar) yang di dalamnya ada integrasi kolam tambak
dan bantuan geo membran.
Dia menjelaskan, 6 unit gudang garam
baru tersebut akan dibangun secara menyebar, seperti di Brebes, Rembang,
Demak, Tuban, Sampang, dan Kupang.
Adapun, pembangunan 6 unit
gudang garam tersebut akan diterapkan sistem resi gudang (SRG), yang
mana para petani garam bisa menyimpan hasil produksinya tanpa harus
membayar sewa terlebih dahulu, sehingga diharapkan dengan sistem
tersebut para petani mampu meningkatkan produksi garamnya.
Untuk
investasi, kata Brahmantya, setidaknya dibutuhkan sekitar Rp 2 miliar
per gudang, dengan kata lain investasi unit gudang garam membutuhkan
sekitar Rp 12 miliar.
"Masing-masing 2.000 ton kapasitas.
anggaran Rp 1,8 miliar-Rp 2 miliar pergudangan lengkap. khusus nampung
garam rakyat," ujar Brahmantya.
BACA JUGA : SOLID GOLD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar