Senin, 10 Desember 2018

SOLID GOLD | Berkah Pemuda Mojokerto yang Sulap Limbah Batok Kelapa Jadi Kerajinan

Berkah Pemuda Mojokerto yang Sulap Limbah Batok Kelapa Jadi Kerajinan
SOLID GOLD MAKASSAR - Pemuda yang akrab disapa Danil ini nampak sibuk memilah sekarung batok kepala di halaman rumahnya. Ia memilih pecahan batok kelapa yang ukurannya sesuai dengan miniatur helikopter yang akan dibuatnya.


Tempurung kelapa itu lantas dibersihkan permukaannya dengan alat khusus. Dengan cekatan, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Solik (65) dan Sri Wahyuni (56) ini kemudian menggambar pola pada permukaan batok tersebut.

Setelah memotongnya sesuai dengan pola, Danil lantas merakit potongan batok kelapa menjadi bentuk tiga dimensi sebuah helikopter. Ia lantas merangkai setiap potongan batok kelapa menggunakan lem. Di proses akhir, miniatur helikopter itu diwarnai dengan pernis sehingga nampak warna alaminya dan mengkilat.
"Saya memulai bisnis ini tahun 2011, saat itu saya mengamati batok kelapa di rumah saya. Lalu saya browsing kegunaannya di internet. Ternyata banyak dipakai untuk kerajinan, seperti lampu hias, itu kan sudah banyak. Saya membuat kerajinan yang lain," kata Danil.


Pada mulanya Danil mengaku hanya mencoba-coba membuat miniatur helikopter. Saat itu ia menyadari bahwa merangkai potongan batok kelapa menjadi sebuah kerajinan ternyata bukan perkara mudah, apalagi kalau bukan karena bentuk batok yang tak beraturan.

Namun setelah hampir setahun berlalu, proses belajarnya itu mulai membuahkan hasil. Tahun 2012 ia pun mulai menekuni bisnis kerajinan batok kelapa.

Bahan baku batok kelapa dibeli dari pedagang kelapa di Pasar Mojoagung, Jombang dan Pasar Kedungmaling, Sooko, Mojokerto. Untuk setiap karungnya, ia membeli seharga Rp 15 ribu.


"Satu karung itu kalau diolah bisa menjadi banyak sekali kerajinan. Tinggal menyesuaikan mau bikin bentuk apa," ungkapnya.

Di bengkel kerja tepat di sebelah rumahnya itu, Danil mengolah pecahan batok kelapa itu menjadi 150 item kerajinan. Mulai dari gantungan kunci, kalung, gelang, anting, kancing baju, hingga beragam miniatur. Khusus miniatur, sejauh ini Danil baru mampu membuat tiruan helikopter, mobil, kapal, becak dan skateboard.

Sampah pasar yang tak bernilai kini menjadi berharga cukup tinggi setelah dipoles oleh Danil. Miniatur helikopter misalnya. Dengan panjang 20 cm, kerajinan itu dijual seharga Rp 200 ribu. Sedangkan miniatur paling murah adalah miniatur skateboard yang dipatok seharga Rp 12 ribu.


"Kalau aksesoris harganya mulai Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu, tergantung teknik pembuatan dan polanya. Ada yang susah pengerjaannya," terangnya.

Aneka kerajinan berbahan batok kelapa ini mayoritas dipasarkan Danil secara online. Pemesannya justru paling banyak datang dari Jakarta, Bekasi dan beberapa daerah di Sumatera.

"Kalau di Mojokerto biasanya saya titipkan di lapak-lapak pusat oleh-oleh yang ada di sekitaran kawasan wisata," jelasnya.

Meski demikian, bisnis yang ditekuni Danil selama 6 tahun terakhir ini bukan tanpa kendala. Ia mengaku kesulitan dalam pemasaran. Di lain sisi, ia juga kekurangan tenaga kerja untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar.


Tak pelak pesanan dari Bekasi dalam jumlah besar beberapa waktu yang lalu terpaksa ditolaknya. Saat itu ia mengaku menerima 144 biji gantungan kunci berbahan batok kelapa.

"Saya tak sanggup menyelesaikan sendirian. Karena pemesan juga memberikan deadline," cetusnya.

Bahkan Danil sempat menolak pesanan dari warga negara Jerman tahun 2014 lalu. Padahal pesanan itu hanya berupa 12 biji peluit berbahan batok kelapa. Pemesan menghubungi Danil melalui email.

"Saya kebingungan karena tak pernah kirim ke luar negeri. Terpaksa saya cancel," tutupnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar