SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Kementerian Pertahanan China mengklaim telah berhasil menggelar uji
coba sistem antirudal. Beijing mendeskripsikan latihan tersebut memiliki
tujuan pertahanan, bukan untuk ditujukan kepada negara tertentu.
Negeri Tirai Bambu telah meningkatkan penelitian terhadap seluruh
rudal, mulai dari sistem yang mampu menghancurkan satelit di udara
hingga rudal balistik nuklir canggih. Penelitian tersebut merupakan
bagian dari skema modernisasi nan ambisius Presiden Xi Jinping.
“Teknologi intersep sistem antirudal yang berbasis di darat berhasil
diuji coba pada Senin di perbatasan. Uji coba tersebut berhasil memenuhi
target. Tes ini bertujuan untuk pertahanan diri dan tidak ditujukan ke
negara mana pun,” ujar Kementerian Pertahanan China.
China dan Rusia merupakan dua negara yang paling gencar menentang
sistem pertahanan antirudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense)
yang dipakai di Korea Selatan. Meski menentang sistem yang dikembangkan
Amerika Serikat (AS) itu, China tetap mengembangkan sendiri teknologi
sistem pertahanan antirudal miliknya.
Negeri Panda khawatir sistem THAAD, yang memiliki radar sangat kuat,
dapat mengekspos wilayah China dan membahayakan keamanan nasional. China
juga yakin THAAD tidak akan berguna untuk meredakan ketegangan dengan
Korea Utara terkait program rudal dan pengembangan nuklir.
Sayangnya, China hanya memberikan sedikit rincian mengenai
program rudal mereka. Pada 2016, Kementerian Pertahanan mengonfirmasi
tengah mengupayakan uji coba sistem antirudal setelah beberapa foto
muncul di televisi.
Media-media milik pemerintah China hanya mengatakan negara sudah
melakukan uji coba sistem antirudal sejak 2010. China berkali-kali
menegaskan bahwa pengembangan teknologi sistem antirudal sangat
dibutuhkan demi kepentingan pertahanan serta keamanan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar