Selasa, 03 Oktober 2023

Emas Terus Lemah ke Titik Terendah 7 Bulan, "Tergantung di Tali" Support $1.800

 

Aset yang dianggap sebagai "safe-haven" dunia ini tidak diperlakukan seperti itu karena ekonomi global bergetar akibat kemungkinan inflasi naik dan kenaikan suku bunga.

Emas terus turun ke level terendah 7 bulan pada hari Senin (02/10), masih tergantung di tali support $1.800, saat dolar mencapai level tertinggi 10 bulan, yang mengindikasikan serbuan investor terhadap mata uang AS yang telah mengambil alih stabilitas mata uang di ekonomi global lainnya yang tertekan.

Pada Selasa (03/10) pagi, kedua harga emas benchmark turun 0,3% lebih hingga pukul 07.33 WIB.

Emas berjangka yang paling aktif di Comex New York, Desember, jatuh 1,23% di $1.840,95/oz pada hari Senin. Emas berjangka anjlok 4% minggu lalu untuk catat penurunan mingguan terbesar sejak alami penurunan mendekati 6% selama seminggu hingga 11 Juni 2021. Emas Comex juga mengakhiri kuartal ketiga turun 3% setelah jatuh 4% pada kuartal kedua.

Harga emas spot, yang lebih diawasi oleh sebagian traders daripada kontrak berjangka, juga jatuh 1,26% ke $1.825,04. Level terendah sesi ini adalah $1.820,58 - terendah sejak level 1,809.40 yang dicapai pada bulan Maret.

"Karena Indeks Dolar terus bergerak parabola, emas gagal menemukan pembalikan kembali dan terus membuat posisi terendah lebih rendah dengan turun intraday sebesar $21 dari $1848 ke $1827," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di SKCharting.com.

"Proyeksi support berikutnya untuk emas spot adalah antara $1.815 hingga $1.808. Tekanan bearish dapat berhenti jika peningkatan kembali berlanjut menembus resistance awal $1.850-$1.860."

Babak baru inflasi, kekhawatiran kenaikan suku bunga

Dolar melonjak pada hari Selasa usai sejumlah pengambil kebijakan di Federal Reserve isyaratkan pada hari Selasa bahwa kenaikan suku bunga lain di bulan November atau Desember akan menjaga inflasi utama tetap terkendali dan lebih dekat ke target 2% per tahun bank sentral dari 3,7% saat ini.

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bahwa ia tetap bersedia untuk mendukung kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral pada rapat mendatang jika data yang masuk menunjukkan perkembangan inflasi terhenti atau berjalan terlalu lambat.

Michael Barr, wakil ketua the Fed untuk bidang pengawasan, mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan "perlu mempertahankan suku bunga untuk beberapa waktu".

Meski inflasi telah mendingin secara nyata dari level tertinggi selama empat dekade lebih dari 9% per tahun yang dicapai pada Juni 2022, rally minyak yang melesat dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara penghasil non minyak - yang merupakan bagian terbesar dari ekonomi dunia - akan menghadapi beban yang lebih berat lagi saat tahun ini berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar