Rabu, 21 Desember 2016

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Kumpulkan Pakar, Menhub Ingin Ada Teknologi Infrastruktur Tahan Bencana


SOLID GOLD BERJANGKA – Kementerian Perhubungan melalui Badan Pelatihan dan Pengembangan Perhubungan menggelar seminar mitigasi bahaya bencana pada infrastruktur transportasi. Bencana alam yang perlu diantisipasi dalam ini adalah gempa bumi.
Menhub Budi Karya Sumadi menegaskan perlunya peningkatan teknologi yang mampu memberitahu secara dini akan terjadinya gempa tersebut. Sehingga, peluang terjadinya kerusakan dan kerugian yang lebih masif akan bisa dikurangi.
“Kita ingin meningkatkan teknologi yang mampu mengidentifikasi gempa-gempa tersebut untuk mereduksi banyaknya kecelakaan. Di mana sering terjadi di Aceh, Maluku, Padang dan daerah Indonesia lainnya karena memang negara ini terletak di pertemuan tiga lempeng, yakni Indo-Australia, Euro-Asia, dan Pasific,” kata Budi dalam sambutannya di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2016).
Seminar ini bertajuk ‘Mitigasi Bahaya Gempa Pada Infrastruktur Transportasi Indonesia’. Sejumlah pakar dari universitas terkemuka hadir sebagai pembicara dalam kesempatan ini.
Bencana yang terjadi belakangan, lanjut Budi, memberi pelajaran penting dan bagi Kemenhub khususnya mendapat masukan-masukan untuk pembangunan selanjutnya. Karena Indonesia merupakan negara paling rawan bencana di dunia menurut salah satu badan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).
“Indonesia paling rawan terjadi bencana di dunia. Itu menurut kajian UNISDR (United Nation Internasional Strategy for Disaster Reduction). Oleh karenanya kita harus seksama dan bersama menangani ini,” jelas Menhub.
Secara geografis, kondisi yang dapat menyebabkan bencana akan berdampak pula kepada pembangunan nasional. Dalam catatannya, bencana alam di Indonesia memberikan dampak besar kehilangan jiwa harta lainnya, contohnya gempa dan tsunami di Aceh silam.
“Menurut BNPB kerugian materil bencana alam adalah Rp 40 T pertahun. Karena merusak infrastruktur di bidang transportasi berupa jalan, terminal, stasiun, bandara yang pasti mengganggu jalannya roda perekonomian,” urai Budi.
Maka dari itu, Kemenhub mempunyai tugas untuk memitigasi dengan bekerjasama antar lembaga, swasta dan masyarakat. Terlebih untuk pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
“Untuk meminimalisir dampak bencana, harus dipetakan daerah rawan bencana dan sangat penting agar sarana kerusakan dapat diperkecil. Harus diperhatikan pula potensi kekuatan gempa ini yang akan menjadi referensi merumuskan pembangunan berkelanjutan transportasi di Indonesia,” ujar Menhub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar