SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR – Kementerian
Pertanian Bangladesh mengirimkan delegasi Agriculture Information
Service (AIS) untuk mempelajari sektor pertanian Indonesia secara umum,
seperti sistem diseminasi informasi dan manajemennya secara khusus.
Bangladesh menilai Indonesia telah berhasil mentransformasi pertanian
tradisionalnya menjadi pertanian modern. Kunjungan Delegasi Bangladesh
diterima langsung oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik
Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri.
“Secara khusus, mereka tertarik dengan kemajuan sektor pertanian
kita, tadi sudah saya paparkan kinerja 4,5 tahun pembangunan pertanian
kita. Kami juga menyampaikan sistem pengelolaan informasi dan diseminasi
teknologi pertanian di Indonesia,” kata Kuntoro, dalam keterangan
tertulis, Selasa (3/7/2019).
Lebih lanjut, Kuntoro menjelaskan kepada Delegasi Bangladesh bahwa
selama ini program dan informasi pembangunan pertanian disampaikan
kepada petani dan masyarakat luas melalui berbagai saluran informasi,
baik saluran tradisional, mainstream, digital, maupun media sosial.
Dia mengatakan organisasi Pemerintahan pusat dan daerah sangat
mempengaruhi strategi komunikasi dan pelaksanaan program dan
keterlibatan pelaku kegiatan pembangunan pertanian termasuk dalam
diseminasi teknologi pertanian.
“Kami Kementerian Pertanian memiliki struktur sampai daerah yang bisa
langsung bersentuhan dengan petani dan pelaku agribisnis. Ada Unit
kerja kami di semua propinsi yang mendampingi kegiatan-kegiatan dalam
pengkajian teknologi pertanian, diseminasi dan penyuluhan pertanian,
pendidikan dan perkarantinaan. Namun kami juga memiliki mitra Dinas
Pertanian di Propinsi dan Kabupaten di daerah yang secara bersama sama
membangun sektor pertanian di lapangan,” jelasnya.
Pimpinan delegasi AIS, Rezaul Islam mengapresiasi sistem yang telah
terbagun dan capaian sektor pertanian Indonesia. Rezaul Islam juga
mengapresiasi Pengelolaan informasi pertanian dan strategi komunikasi
yang dilakukan Kementan. Oleh karena itu, Rezaul mengaku tertarik untuk
mempelajari lebih jauh dari Kementerian Pertanian Indonesia, khususnya
pada proses pemberitaan informasi pertanian.
“Kami juga telah menggunakan teknologi informasi secara optimal,
seperti yang Kepala Biro sampaikan di Indonesia sudah diaplikasikan.
Berbagai kanal dan akun media sosial. Ada Facebook, Twitter, Instagram,
Youtube, website, dan radio juga telah digunakan oleh penyuluh, peneliti
dan pegawai kementerian pertanian di Bangladesh untuk mendiseminasikan
berbagai informasi dan teknologi yang kami punya” jelas dia.
“Selama ini kami mempublikasikan dan mendiseminasikan terkait
informasi pertanian di Bangladesh di TV setiap pagi. Selain itu kami
juga menyiarkan informasi pertanian melalui radio dan kami menyiapkan
hotline telepon. Tapi di Indonesia lebih maju dan lebih banyak saluran
untuk mengakses akses informasi yang memudahkan penerapan teknologi. Ini
perlu kami pelajari lebih jauh dan terapkan di negara kami,” pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar