Reruntuhan candi beserta arca itu diperkirakan merupakan peninggalan zaman Hindu klasik sekitar abad VII-XIII Masehi.
Puing bekas bangunan ini ditemukan di kawasan hutan milik Perhutani di Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong. Awalnya ditemukan arca dan umpak (pondasi candi) di lokasi tersebut.
Kepala Bidang Kepurbakalaan, Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes, Wijanarto menjelaskan, temuan di Desa Galuh Timur ini berawal dari kegiatan inventarisasi bukti sejarah desa. Kegiatan ini melibatkan aparat desa, petugas Perhutani serta masyarakat. Mereka kemudian mendapat laporan dari warga bahwa ada puing bangunan kuno yang ditemukan beberapa waktu lalu.
"Bangunan yang diperkirakan situs tersebut berukuran sekitar 8×8 meter dengan bentuk segi empat. Kedalaman diperkirakan sampai 7 meter. Sebenarnya, situs ini sudah pernah ditemukan pada tahun 1970 namun oleh warga, diambil bagian puingnya. mungkin mengira bukan peninggalan sejarah," kata Wijanarto, Jumat (19/7/2019).
Selain puing bangunan candi, di lokasi yang sama ditemukan pula arca Dwarapala dan bekas sumur berbentuk segi empat. Dijelaskan, untuk bahan dasar bangunan candi ini terbuat dari dari batu bata merah, bukan batu andesit. Sementara, arca Dwarapala yang ditemukan terbuat dari batu andesit.
Peninggalan sejarah yang ditemukan ini, kata Wijanarto menunjukan peta kekuasaan hindu klasik di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Hal ini dibuktikan dengan temuan temuan lain seperti contohnya Candi Pangkuan di Desa Cilibur Kecamatan Paguyangan, Arca Lumpang Jaran di Desa Laren Bumiayu dan arca Ganesha yang di Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan.
"Temuan ini memiliki arti penting. Ini membuktikan bahwa wilayah Jawa Tengah bagian selatan terdapat temuan peninggalan hidnu klasik. Dari sisi kekuasaan, kemungkinan mempertautkan pengaruh kerajaan di wilayah Pasundan seperti kerajaan Galuh yang punya pengaruh dari wilayah Jawa Barat selatan sampai Jawa Tengah bagian selatan (Brebes dan Banyumas)," ungkap dia.
Saat ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) masih meneliti temuan ini. Namun diperkirakan, puing candi dan arca ini merupakan peninggalan hindu klasik abad VIII sampai XIII.
Penemuan struktur bangunan yang diduga merupakan bagian candi hindu di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes mengejutkan warga.
"Temuan ini memiliki arti penting. Ini membuktikan bahwa wilayah Jawa Tengah bagian selatan terdapat temuan peninggalan hidnu klasik. Dari sisi kekuasaan, kemungkinan mempertautkan pengaruh kerajaan di wilayah Pasundan seperti kerajaan Galuh yang punya pengaruh dari wilayah Jawa Barat selatan sampai Jawa Tengah bagian selatan (Brebes dan Banyumas)," ungkap dia.
Saat ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) masih meneliti temuan ini. Namun diperkirakan, puing candi dan arca ini merupakan peninggalan hindu klasik abad VIII sampai XIII.
Penemuan struktur bangunan yang diduga merupakan bagian candi hindu di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes mengejutkan warga.
Busro, 57, salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, struktur bangunan candi tersebut ditemukan berada di tengah hutan jati Perhutani, wilayah Dukuh Kalipucung, desa setempat.
"Awalnya ditemukan beberapa bagian arca (patung), selanjutnya kembali ditemukan komponen batuan yang mirip dengan batu pada bangunan candi," ungkapnya.
Dari temuan itu, lanjut dia, warga kemudian berupaya mencari tahu dengan jalan menggali tanah di sekitar lokasi penemuan awal
"Awalnya ditemukan beberapa bagian arca (patung), selanjutnya kembali ditemukan komponen batuan yang mirip dengan batu pada bangunan candi," ungkapnya.
Dari temuan itu, lanjut dia, warga kemudian berupaya mencari tahu dengan jalan menggali tanah di sekitar lokasi penemuan awal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar