SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Nasib ditentukan lewat usaha dan kerja keras dari diri sendiri. Ini adalah resep di balik kesuksesan seorang Charles Koch.
Charles
de Ganahl Koch adalah pimpinan, pemilik dan CEO dari perusahaan raksasa
di Amerika Serikat (AS), Koch Industries. Selain menjadi seorang
pengusaha, dia juga seorang dermawan yang cukup aktif.
Koch
Industries didirikan oleh Fred C. Koch, ayah Charles Koch bersama dengan
saudaranya David Koch. Perusahaan ini menjadi perusahaan swasta
terbesar kedua di AS.
Koch telah memimpin perusahaan selama 4 dekade terakhir, membawa perusahaan mendulang penjualan dan pendapatan yang luar biasa.
Charles
Koch dikenal memiliki keterampilan manajemen luar biasa. Charles
berhasil memperluas bisnis warisan keluarga hingga 2.600 kali.
Perusahaan yang dikelolanya berhasil diekspansi ke lebih dari 60 negara
seperti Meksiko, Brasil, hingga China.
Charles Koch yang lahir
pada 1 November 1935 merupakan warga AS keturunan Belanda. Nenek
moyangnya merupakan seorang Belanda yang bermigrasi ke AS dan menetap di
Texas.
Koch menyelesaikan studi di Massachusetts Institute of
Technology yang bergengsi, di mana ia lulus dengan beberapa gelar pada
tahun 1960.
Ia menerima gelar Bachelor of Science dalam bidang
teknik Umum, serta Master of Science di bidang Teknik Kimia dan Mekanik.
Setelah kuliah, Koch mulai bekerja dengan Arthur D. Little, Inc.
Namun
tak lama setelah itu, pada tahun 1961, dia meninggalkan pekerjaannya
tersebut dan pindah ke bisnis keluarga yang didirikan ayahnya, yakni
Rock Island Oil & Refining Company.
Dia
pun ditunjuk menjadi Presiden Direktur perusahaan tersebut, dan
mengganti nama perusahaannya menjadi Koch Industries untuk menghormati
ayahnya.
Selain dikenal sebagai seorang dermawan dan pebisnis
ulung, Koch juga masuk ke sejumlah komunitas, organisasi politik dan
non-politik. Dia telah menjadi anggota aktif Partai Republik, kelompok
Libertarian, Amerika untuk Kesejahteraan dan berbagai badan amal di
Amerika Serikat.
Amal pendidikannya meliputi institut seperti
Mercatus Center di George Mason University dan Institute for Humane
Studies. Koch juga memulai Koch Cultural Trust bersama dengan istrinya
untuk mendukung seniman dan profesional kreatif.
"Saya percaya bahwa kronisme tidak lebih dari kesejahteraan bagi yang kaya dan berkuasa, dan itu harus dihapus," katanya.
Dalam
bukunya, 'The Science of Success' yang diterbitkan pada tahun 2007,
Koch menekankan pada strategi bisnis dan kebijakan manajemennya sendiri
yang berkaitan dengan membangun bisnis apa pun. Perusahaannya, Koch
Industries, awalnya adalah perusahaan penyulingan minyak dan bahan
kimia.
Namun, dengan kerja kerasnya, Koch memperluas peluang yang
ada ke berbagai sektor industri termasuk mineral, serat, hutan dan
produk konsumen dan peralatan proses dan pengendalian polusi. Perkiraan
penjualan tahunan untuk Koch Industries mencapai US$ 110 miliar.
Koch
industries merupakan perusahaan terbesar kedua di negeri 'Paman Sam'.
Bisnisnya bergerak mulai dari penyulingan minyak, kimia, produk kertas,
serta jasa keuangan.
Hampir setiap rumah tangga di Amerika Serikat memiliki beberapa produk
Koch, mulai dari handuk kertas, kayu, karpet, Lycra pakaian olahraga,
serta bensin untuk mobil.
Dengan lebih dari 42% saham di Koch
Industries, Koch memiliki kekayaan sekitar US$ 48,1 miliar atau setara
Rp 697,4 triliun (kurs Rp 14.500). Jumlah harta tersebut mengantarkan
Koch ke posisi 8 orang terkaya di dunia menurut majalah Forbes. Dia
bersama saudaranya David Koch bahkan pernah masuk dalam daftar orang
paling berpengaruh tahun 2011 di majalah TIME.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar