PT SOLID BERJANGKA MAKASSAR - Selama puluhan tahun gas alam di tanah bengkok milik Pemerintah Desa
Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara terus menyembur. Meski tidak
berbau, namun jika dipantik dengan korek api, akan keluar semburan api.
Warga
Desa Bantar menutup gas yang keluar menggunakan ember cat tembok bekas.
Kemudian, disambungkan dengan pipa. Jika menyalakan korek api di ujung
pipa tersebut, maka akan keluar semburan api dari pipa itu.
Kepala
Desa Bantar, Eko Purwanto, mengatakan gas alam ini sudah ada sejak
dulu. Hanya, hingga saat ini memang belum dimanfaatkan oleh warga.
Sebab, belum ada penelitian terkait efek dari gas tersebut.
"Sebenarnya munculnya gas alam ini sudah puluhan tahun, tetapi apakah
berbahaya atau tidak, harus diteliti dulu. Sejauh ini tidak ada efek
negatif dari adanya gas alam bagi warga," ujarnya di Desa Bantar.
Gas tersebut juga tidak berbau. Bahkan, baik musim hujan maupun kemarau
tidak mempengaruhi gas yang keluar. Hanya, di sekitar munculnya gas alam
ini tidak tumbuh jika ditanami pohon.
"Jaraknya sekitar 1 meter persegi yang kena pengaruh adanya gas alam," terangnya.
Pihaknya mengaku tidak tahu sebab keluarnya gas alam tersebut. Saat ini,
pemerintah desa tengah mencari tenaga ahli untuk meneliti munculnya gas
alam. Harapannya, gas alam ini bisa dimanfaatkan bagi warga di
sekitarnya.
"Kami sedang mencari peneliti. Kalau memang bisa
dimanfaatkan untuk warga itu lebih baik. Dari pada didiamkan saja
seperti ini," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar