Senin, 29 Oktober 2018

SOLID GOLD | Pentingnya Penanganan Global untuk Atasi Sampah Plastik di Laut

https: img-z.okeinfo.net content 2018 10 27 320 1969665 pentingnya-penanganan-global-untuk-atasi-sampah-plastik-di-laut-IwLZ5lfqwm.jpg
SOLID GOLD MAKASSAR - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Direktur Kelautan United Nation Enviroment Programm (UNEP) Lisa Emelia Swenson melakukan evaluasi akhir kesiapan The 4th Intergovermental Review Meeting on the Implementation of the Global Programme of Action for the Protection of the Marine Environment from Land-Based Activities (IGR-4) yang akan dilaksanakan 31 Oktober - 1 November 2018 di kawasan Nusa Dua, Bali.


IGR meeting ke-4 ini mengambil tema Pollution in Ocean and Land Connection. Sebab polusi merupakan masalah yang sangat serius menyangkut polusi air dan udara. Polusi laut menjadi perhatian global terutama berkaitan dengan ssampah plastik.

Materi yang akan dibahas meliputi hal pokok program aksi program, yang meliputi kolaborasi untuk tindak lanjut resolusi dan komitmen tindakan dari hasil meeting UNEA-3; konfirmasi komitmen negara untuk semua konvensi dan rencana aksi.


Menurut Siti, IGR meeting ini penting untuk setting politik negara-negara dalam penguatan kebijakan dan strategi dalam perlindungan lingkungan termasuk laut dalam kapasitas SDM, dan untuk mencapai sasaran dari pencemaran. Juga penting untuk proses belajar dan tukar pengalaman dalam kerjasama, penguatan kebijakan dan lain-lain, penguatan inisiatif program/kegiatan secara nyata dan langkah-langkah aksi lapangannya.

"Kita berharap hasil yang baik dari IGR-4 ini," kata Siti.


Siti menjelaskan, Indonesia menerima mandat pelaksanaan IGR meeting ini sejak tahun 2017, tapi karena erupsi maka diundur menjadi tahun 2018 ini diselenggaralan oleh UNEP dan dilaksanakan oleh Indonesia sebagai tuan rumah.

Dari 108 negara anggota sudah terdaftar, 89 negara yang sudah menyatakan akan hadir dengan sekitar 300-400 pejabat pemerintah di dunia yang akan hadir.


Secara regional, penyelarasan target regional dan nasional terkait pencemaran  dikaitkan dengan ageda SDGs 2030 termasuk target sukarela bebas pencemaran serta opsi-opsi operasional. "Bisa juga nanti akan berkembang pada ide-ide inisiatif berbagai negara. Juga akan dibahas agenda untuk 2018-2022," paparnya.
Untuk Indonesia, lanjut Siti komitmen mengatasi pencemaran cukup jelas. Hanya saja dibutuhkan langkah nyata penanganannya.

"Kita memerlukan berbagai kondisi/circumstances untuk mengatasinya dengan nyata dan cepat," katanya.                                                          

 Untuk penanganan sampah misalnya di Indonesia komitmen semakin kuat dengan keluarnya Perpres nomor 83 tahun 2018 tentang penanganan sampah laut pada tanggal 17 September lalu. Juga langkah-langkah inovasi dan persiapan-persiapan pengaturan Extended Producer Responsibilty (EPR), Bank Sampah, dan Bank Sampah online berbasis aplikasi smartphone dan sebagainya.

“Kolaborasi Pemerintah, Pemda, pelaku bisnis dan masyarakat, serta para penggiat atau aktivis merupakan kunci sukses. Pemerintah akan terus mendorong dan fasilitasi. Kita selesaikan bersama,” ujar Siti.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar