Selasa, 15 Agustus 2023

Emas Nyaris Tembus Lagi $1.900, Tembaga Tertekan oleh Perlambatan China

Harga emas flat pada hari Rabu dan berada di titik puncak penurunan di bawah level penting, sementara harga tembaga mencapai titik terendah dua bulan dalam kekhawatiran perlambatan ekonomi China dan peluang kenaikan suku bunga menopang dolar. Data retail sales AS yang terbit pada hari Selasa menunjukkan bahwa belanja konsumen tetap kuat di negara ini dan ini berpotensi mengindikasikan lebih banyak tekanan inflasi dalam beberapa bulan mendatang. Gagasan ini, ditambah dengan memburuknya sentimen risiko di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi China, membuat investor menumpuk di dolar sebagai pengganti safe haven seperti emas dan logam mulia. Harga spot logam mulia ini sempat turun di bawah level $1.900/oz pada hari Selasa, dan saat ini diperdagangkan sedikit di atas level terendah dalam dua bulan terakhir. Emas spot flat di $1.902,24/oz, sementara emas berjangka Desember turun 0.1% menjadi $1.933,40/oz pukul 07.19 WIB. Prospek suku bunga AS menekan emas Data retail sales hari Selasa rilis hanya beberapa hari setelah inflasi konsumen produsen lebih kuat untuk bulan Juli, dan menyiratkan prospek jangka pendek yang hawkish untuk Federal Reserve. Bank sentral telah memperingatkan bahwa suku bunga bisa naik lebih jauh dari level tertinggi selama lebih dari 20 tahun jika inflasi tetap tinggi. Skenario seperti itu menjadi isyarat buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan logam lainnya, karena hal ini akan meningkatkan biaya membelinya. Gagasan ini juga membuat investor lebih memilih Dolar dan Treasury sebagai safe haven daripada emas, saat menurunnya minat aset risiko di tengah memburuknya kondisi ekonomi di sebagian besar dunia, terutama di China. Greenback stabil di dekat level tertinggi 1,5 bulan pada hari Rabu, setelah pulih dari posisi terendah 2023 selama sebulan terakhir. Bahkan jika The Fed tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut, suku bunga masih diperkirakan akan terus berada di level tertinggi selama lebih dari 20 tahun hingga setidaknya pertengahan 2024, memberikan prospek yang lemah untuk aset yang tidak memberikan imbal hasil. Tembaga tertekan oleh kesulitan lanjutan di China Di antara logam-logam industri, harga tembaga tertekan oleh indikator ekonomi yang lebih lemah dari China, pasalnya negara importir terbesar di dunia ini berjuang dengan perlambatan pertumbuhan dan disinflasi. Tembaga bergerak di $3,36603 per pon dan mendekati level terlemah dalam dua bulan terakhir. Data hari Selasa menunjukkan bahwa baik retail sales dan industrial production China tumbuh jauh lebih sedikit dari perkiraan pada bulan Juli, mengakhiri serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah untuk bulan itu lantaran pemulihan pasca-COVID kehabisan tenaga. Sementara negara tersebut tanpa diduga memangkas suku bunga pinjaman utama setelah data rilis, kekhawatiran yang terus-menerus muncul akan redupnya pasar properti juga meningkatkan hanya sedikit optimisme terhadap China, terutama di tengah kekhawatiran atas gagal bayar utang oleh raksasa properti Country Garden Holdings (HK:2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar