Jumat, 20 November 2020

PT Solid Gold Berjangka | Sudah Balik ke Rp 1 Juta/Gram, Harga Emas Masih Bisa Naik Lagi?

PT Solid Gold Berjangka Makassar -Harga emas batangan Antam sempat beberapa kali meninggalkan Rp 1 juta, bahkan mencapai Rp 992.000/gram pada 30 Oktober 2020 lalu. Tapi, belakangan harga emas kembali berpijak di level Rp 1 juta/gram, dan hari ini mencapai Rp 1.009.000 per gram atau naik Rp 9.000. Kenaikan harga emas yang kembali ke level Rp 1 juta/gram itu diiringi dengan proses Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) yang diungguli oleh Joe Biden. Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono berpendapat, harga emas memang masih akan tinggi hingga akhir 2020. Adapun faktornya memang dari proses Pilpres AS yang belum usai, dan juga kondisi perekonomian Indonesia sendiri yang masih dalam teritori negatif. "Saya melihatnya harga emas fisik masih akan tinggi sampai akhir tahun. Baru di tahun depan kalau benar vaksin sudah di-deliver kita akan lihat lagi rupiah dan harga emas spot bagaimana," ungkap Suluh. Suluh menilai, harga emas batangan di Indonesia Rp 1 juta/gram akan menjadi harga ideal. Jikalau turun, ia meyakini hanya sampai level Rp 900.000-an. "Apakah ini sudah resistance atau level psikologis Rp 1 juta/gram? Ya tentunya kalau level psikologis kayak titik balik. Kalau ke atas naik, kalau tembus ke bawah turun lagi. Tapi kalau saya bilang bisa jadi Rp 1 juta/gram seperti level ideal baru untuk pecahan satu gram. Makanya orang sekarang kecenderungannya tetap berburu. Artinya meski harga emas tetap Rp 1 juta per gram orang tetap ada permintaan," paparnya. Ia pun tak yakin jika harga emas batangan bisa kembali ke level Rp 800.000/gram. "Saya pesimis kalau di bawah Rp 900.000/gram. Jadi kalau di bawah Rp 1 juta/gram. Kemarin saja Rp 1 juta/gram pas, sempat di bawah itu tapi sebentar," ujarnya. Berbeda dengan Suluh, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, meyakini harga emas di Indonesia bisa kembali di bawah Rp 900.000/gram. Pasalnya, jikalau Biden menang, Partai Republik Trump masih akan mendominasi pemerintahan lewat Senat dan Kongres. Sehingga, jika Biden mau menggelontorkan stimulus lebih besar yang bisa membuat harga emas semakin melambung, Partai Republik punya kemungkinan besar menghalanginya. "Nah dari awal kita tahu bahwa kemungkinan besar Joe Biden memenangkan Pilpres, kemudian bisa menggelontorkan stimulus sebesar US$ 2,2 triliun. Tetapi dengan adanya oposisi yang cukup mayoritas, kemungkinan besar akan berat sekali. Ini yang akan menahan laju penguatan logam mulia di level Rp 1.040.000/gram," imbuh dia. Ia mengatakan, harga tertinggi emas tak akan tercapai dalam waktu dekat. Apalagi, melihat data historis di mana harga emas tertinggi terakhir di tahun 2011 yakni US$ 1.897,91 per troy ounce (toz). "Level tertinggi harga emas di 2020 hanya di bulan Agustus yakni US$ 2.090/toz atau Rp 1.040.000/gram. Untuk mencapai lagi kita menunggu 5-9 tahun ke depan. Sehingga walaupun mengalami kenaikan tidak akan bisa mencapai, pencapaian sukses emas di bulan Agustus," imbuh Ibrahim. Bahkan, ia meyakini harga emas akan tembus di level US$ 1.700/toz, atau Rp 800.000/gram. Namun, hal itu akan terjadi kemungkinan di tahun 2021-2022. "Kemungkinan besar itu rata-rata nantinya logam mulia itu akan Rp 850.000/gram. Itu yang paling rendah, kemungkinan besar di 2021 itu terjadi. Ya karena ada kemungkinan bahwa logam mulai itu akan di US$ 1.700-an/toz. Itu bukan di tahun 2020, bisa saja di 2021 atau 2022," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar