Jumat, 25 Mei 2018

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Jeritan Bocah AS: Saya Benci HP Ibu dan Berharap Tak Pernah Ada

Jeritan Bocah AS: Saya Benci HP Ibu dan Berharap Tak Pernah Ada
PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Telepon genggam merupakan hal yang tidak baik bagi kita. Kita tahu karena begitu banyak berita mengenai hal itu, atau paling tidak kita bisa merasakannya.

Namun tetap saja tidak ada seorang pun yang mempensiunkan telepon genggam setelah menyimak laporan-laporan itu, kan?
 
Bagaimana apabila anak-anak Anda mengatakan apa yang mereka rasakan mengenai kesibukan Anda dengan Whatsapp, Instagram, email, dan baca berita?

 
"Saya membenci telepon genggam ibu dan berharap dia tidak pernah memilikinya," tulis seorang anak sekolah dasar di sebuah tugas di sekolahnya.

Jen Adams Beason yang merupakan seorang guru di Amerika, mengunggah tulisan anak itu di laman Facebook, dan mengungkapkan bahwa empat dari 21 muridnya mengatakan mereka berharap bahwa teknologi ponsel tidak pernah ditemukan.

Beason, yang tinggal di Louisiana, juga mengunggah sebuah gambar yang merupakan tugas seorang murid kelas dua (umur tujuh sampai delapan) setelah sebelumnya ia meminta para muridnya untuk menggambarkan sesuatu yang mereka harap tidak pernah diciptakan di masa lalu.

 
"Menurut saya, ponsel: saya tidak menyukai ponsel," tulis salah satu anak itu.
"Saya tidak menyukai ponsel karena orang tua saya selalu terpaku pada ponsel mereka setiap harinya. Ponsel kadang merupakan kebiasaan yang sangat buruk."

Murid tersebut melengkapi tugasnya dengan gambar ponsel dengan tanda silang besar di atasnya dan gambar muka sedih berukuran yang besar dengan tulisan "saya membencinya".

Gambar tersebut diunggah Jumat lalu dan telah dibagikan hampir 170.000 kali, termasuk oleh para orang tua yang terkejut yang tidak pernah berfikir ulang tentang kebiasaan mereka menggunakan teknologi.

 
"Wow. Muncul dari mulut para bocah! Kita semua bersalah!" ungkap salah satu pengguna, Tracy Jenkins.
"Ucapan yang kuat dari seorang anak kelas dua! Para orang tua, simaklah," tambah Sylvia Burton.

Seorang pengguna lain menulis, "Sangat menyedihkan dan mungkin sangat benar dan saya merasa bersalah. Pengingat yang baik bagi kita para orang tua untuk untuk meletakkan ponsel kita sejenak dan lebih banyak bermain dengan anak-anak kita."

Sejumlah guru lain ikut bergabung dalam diskusi itu, dan menambahkan pengalaman mereka tentang reaksi anak-anak terhadap orang tuanya ihwal penggunaan internet.


"Dalam diskusi di kelas tentang Facebook ,setiap murid mengatakan bahwa orangtuanya meluangkan waktu lebih banyak untuk menggunakan Facebook daripada berbicara dengan anak-anaknya. Ini sangat menggugah buat saya," kata Abbey Fauntleroy.

Beberapa orang tua membagikan pengalaman pribadi mereka untuk mencoba mengatasi masalah tersebut.
Beau Stermer menulis bahwa dia melihat puteranya yang masih berusia dua tahun bereaksi negatif saat ia menggunakan ponsel.

"Saya sadar ketika dia dan saya sedang bermain dan ponsel saya tiba-tiba berdering terkait keperluan di tempat kerja, dia kemudian tidak ingin bermain lagi setelah saya menelepon.

"Ini membuat saya terpukul. Saya berjanji kepada diri saya sendiri bahwa apabila saya sedang bermain dengan dia maka segala hal lainnya dinomorduakan," katanya.

 
Di sisi lain, seorang ibu menyoroti fakta bahwa para remaja pun sama buruknya: mereka sering kali lebih mementingkan ponselnya dibandingkan waktu bersama keluarga.

Sebuah survei di AS pada tahun 2017 melaporkan bahwa sebagian dari orang tua yang disurvei menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi mengganggu interaksi mereka dengan anak, hingga tiga kali atau lebih dalam sehari.

Dan fenomena ini dinamakan "technoference."




Tidak ada komentar:

Posting Komentar