Solid Berjangka Makassar – Federal Reserve New York mengucurkan US$ 50 miliar atau sekitar Rp 700 triliun (kurs Rp 14.000) ke dalam sistem keuangan untuk meredakan dampak corona. Penyebaran virus ini memang membuat pasar keuangan global khawatir dan menimbulkan guncangan.
Fed New York sudah mengucurkan US$ 100 miliar atau Rp 1.400 triliun (kurs Rp 14.000) sebelumnya. Langkah tersebut dilakukan saat indeks Dow Jones anjlok hingga 8% atau sekitar 2.000 poin.
Bank sentral AS juga berupaya menambah likuiditas dengan membeli obligasi dan surat berharga yang dilepas di pasar.
Menurut Fed, virus corona menghambat operasional perusahaan yang melantai di Wall Street. Hal ini membuat sejumlah perusahaan mempertimbangkan agar karyawan bisa bekerja dari rumah.
“Ini untuk mendukung kelancaran pasar modal dan ketahanan bisnis dalam menghadapi virus corona,” kata Fed New York dalam keterangannya dikutip dari CNN, Selasa (10/3/2020).
Sebelumnya JPMorgan Chase, salah satu bank terbesar di Amerika Serikat (AS) telah meminta pegawainya untuk bekerja dari rumah selama uji coba perdagangan jika corona menyerang New York dan London.
Kepala Strategi Kebijakan Suku Bunga AS di Bank of America, Mark Cabana mengungkapkan Fed memberikan sinyal terkait apa yang terjadi di pasar saham dan mereka bersikap responsif.
Direktur Pelaksana di Janney Capital Markets Guy LeBas mengungkapkan kekhawatiran pasar akan corona, harga minyak yang merosot turut mempengaruhi pergerakan harga.
251 Saham Hijau, IHSG Terkerek ke 5.255
Indeks Harga Saham Gabungan pagi ini ditutup hijau siang ini. IHSG naik 118 poin (2,3%) ke level 5.255.Sementara nilai tukar dolar (AS) terhadap rupiah siang ini ada di level Rp 14.288.
Pada pra perdagangan, IHSG naik 12 poin (0,25%) ke level 5.149. Indeks LQ45 bertambah 3 poin (0,39%) ke 816.
Hingga sesi I berakhir, IHSG 118 poin (2,3%) ke level 5.255. Sedangkan indeks LQ45 menguat 29 poin (3,6%) ke level 843.
Perdagangan saham ditransaksikan 313.829 kali dengan nilai Rp 3 triliun. Sebanyak 251 saham menguat, 131 saham turun, dan 119 saham stagnan.
Bursa Amerika Serikat ditutup Melemah. Dow Jones ditutup 23,851.78 (-7.79%), NASDAQ ditutup 7,950.68 (-7.29%), S&P 500 ditutup 2,756.56 (-7.60%).
Bursa saham US ditutup melemah. Penurunan terjadi terdalam, mirip dengan krisis finansial pada tahun 2008. Transaksi dari indeks S&P 500 sempat dibekukan karena menurun terlalu tajam. Investor terus mencari aset yang memiliki risiko lebih rendah seperti Treasury Notes yang dimana yield terus menurun ke level 0.5% dari 0.8% akhir pekan lalu.
Selain itu harga minyak masih berkisar di level $33/barrel dan belum terlihat akan pulih dalam waktu dekat. Bursa Asia dibuka masih menurun, namun tidak lebih buruk dibandingkan perdagangan kemarin setelah Trump mengumumkan pemangkasan pajak untuk menghindari perusahaan tidak menggaji karyawannya.
Bursa Asia siang ini mayoritas bergerak positif. Berikut pergerakannya:
- Indeks Nikkei 225 naik 87 poin ke 19.786
- Indeks Hang Seng bertambah 456 poin ke 25.496
- Indeks Shanghai menguat 38 poin ke 2.981
- Indeks Strait Times naik 48 poin ke 2.831
Tidak ada komentar:
Posting Komentar