Solid Gold MAkassar – Seorang warga AS dan dua orang warga Arab Saudi didakwa atas tuduhan kejahatan spionase. Bos Badan Intelijen Pusat AS sampai harus turun tangan untuk menyelamatkan para mata-mata itu.
Sebagaimana dilansir AFP pada Jumat (8/11/2019), dua warga Saudi dan satu warga AS itu diidentifikasi bernama Ali Alzabarah (35), Ahmad Abouammo (41) dan Ahmed Almutairi (30).
Abouammo yang merupakan warga AS telah ditangkap di Seattle, Washington pada Selasa (5/11) waktu setempat. Sementara Alzabarah dan Almutairi yang merupakan warga Saudi masih diburu dan diyakini kabur ke Saudi. Mereka kedua diketahui merupakan mantan pegawai Twitter. Sedangkan Almutairi merupakan pegawai marketing yang terkait dengan keluarga Kerajaan Saudi.
Departemen Kehakiman AS menyebut
ketiganya bekerja sama untuk membuka detail pemilik akun-akun yang
dianggap membangkang, atas nama pemerintah Saudi dan keluarga Kerjaan
Saudi.
Disebutkan lebih lanjut bahwa Abouammo dan Alzabarah direkrut tahun 2014-2015 untuk memanfaatkan posisi mereka dalam perusahaan Twitter untuk mendapatkan akses pada informasi pribadi terkait akun-akun yang mengkritik Saudi. Almutairi bertindak sebagai penengah penting yang mengatur komunikasi antara Abouammo dan Alzabarah dengan seorang pejabat Saudi yang tidak disebut namanya.
Usai dakwaan ini, Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), Gina Haspel pun berkunjung ke Riyadh. Dia dijamu oleh Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud. Pertemuan itu digelar di Riyadh pada Kamis (7/11) waktu setempat. Pertemuan juga dihadiri sejumlah pejabat Saudi termasuk Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan dan kepala intelijen Saudi, Khalid al-Humaidan.
Dalam pertemuan itu, sebut SPA, Raja Salman dan Haspel ‘membahas sejumlah topik yang menjadi kepentingan bersama’. Tidak dijelaskan lebih lanjut topik-topik tersebut. Namun diketahui bahwa kunjungan Haspel ini dilakukan setelah pengadilan AS mendakwa tiga orang yang dituduh sebagai mata-mata itu.
Menanggapi kasus tersebut, seorang pejabat senior Saudi yang enggan disebut namanya menyatakan pihak Kerajaan Saudi belum memeriksa dakwaan pidana yang diumumkan AS.
“Tapi yang bisa saya beritahukan kepada Anda adalah kami mengharapkan semua warga negara kami untuk mematuhi aturan hukum di negara-negara yang mereka tinggali,” ucap pejabat senior Saudi itu kepada wartawan di Washington.
Kasus spionase ini mencuat ketika hubungan AS dan Saudi, yang bersekutu dekat, menjadi tegang akibat kasus pembunuhan brutal wartawan Jamal Khashoggi. Khashoggi yang dikenal sebagai pengkritik Putra Mahkota Saudi itu dibunuh dan dimutilasi agen Saudi di dalam gedung konsulat di Istanbul, Turki. CIA dalam laporannya menyimpulkan bahwa MBS terkait erat dengan pembunuhan Khashoggi. Namun, kesimpulan itu disangkal oleh otoritas Saudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar