Solid Gold Berjangka Makassar - Harga emas turun pada Kamis (3/7). Hal ini terjadi setelah data lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga tidak akan segera dipangkas oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Jumat (4/7), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:
Emas spot: turun 0,9% menjadi US$3.328,63.
Emas berjangka: naik tipis 0,4% menjadi US$3.342,90.
Perak spot: naik 0,7% menjadi US$36,84.
Platina: turun 3,1% menjadi US$1.374,89.
Palladium: melemah 1,5% ke US$1.137,69.
Dolar dan indeks saham menguat setelah nonfarm payrolls meningkat sebanyak 147.000 di Juni. Dolar yang lebih kuat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
“Data tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan berarti kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat menjadi lebih kecil. Dolar pun menguat, dan ini memberi tekanan pada pasar emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
“Yang paling penting, kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Juli kini nyaris hilang," tambah Meger.
Investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral sebesar 51 basis poin hingga akhir tahun lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 66 basis poin sebelum data dirilis. Adapun mereka menilai pemangkasan suku bunga paling cepat bisa terjadi di Oktober.
Secara historis, emas tanpa imbal hasil cenderung berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk memegang logam mulia menjadi lebih kecil.
Sementara itu, di sisi kebijakan fiskal dan perdagangan, pasar menyoroti kesepakatan dagang dari Amerika Serikat dan Vietnam.
Mereka juga menyoroti lolosnya rancangan aturan pemotongan pajak dan belanja besar-besaran, yang berpotensi menambah utang negara sebesar US$3,4 triliun di AS.