Solid Gold Berjangka Makassar - Menurut laporan Beige Book yang baru dirilis oleh Federal Reserve, tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump memiliki dampak inflasi yang terukur terhadap perekonomian AS. Laporan tersebut menunjukkan bahwa biaya input bagi bisnis telah meningkat akibat tarif ini, terutama untuk barang impor, dan perusahaan meresponsnya dengan menyerap biaya tersebut atau, yang lebih umum, mengalihkannya kepada konsumen akhir.
Pembebanan biaya ini bervariasi berdasarkan sektor dan strategi. Sementara beberapa perusahaan mempertahankan harga agar tetap kompetitif, yang lain terpaksa menaikkan harga eceran, yang memicu inflasi di berbagai wilayah yang dipantau oleh The Fed.
Pasar Tenaga Kerja Stabil, Prospek Pertumbuhan Stagnan
Terlepas dari kekhawatiran inflasi, proyeksi pertumbuhan ekonomi The Fed sebagian besar tetap tidak berubah dari penilaian sebelumnya pada 3 September. Kondisi pasar tenaga kerja digambarkan stabil, meskipun banyak distrik melaporkan penurunan permintaan tenaga kerja, yang menunjukkan pelemahan dalam aktivitas perekrutan. Tren ini, jika berlanjut, dapat membatasi pertumbuhan upah dan mengurangi belanja konsumen seiring waktu.
Data ekonomi yang mendasari laporan ini sangat terbatas karena penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung, yang kini memasuki minggu ketiga. Departemen-departemen utama seperti Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Perdagangan sebagian besar masih tidak aktif, meskipun Biro Statistik Tenaga Kerja telah ditarik sementara untuk merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 24 Oktober, sebuah masukan penting untuk pertemuan kebijakan The Fed mendatang pada 28-29 Oktober.
Perilaku Konsumen yang Tidak Merata Mencerminkan Ketimpangan Pendapatan
Pola belanja konsumen juga menunjukkan adanya bifurkasi antar kelompok pendapatan. Beige Book mencatat bahwa pengeluaran di antara rumah tangga berpenghasilan tinggi tetap kuat, terutama untuk barang-barang mewah dan perjalanan. Sebaliknya, konsumen berpenghasilan rendah dan menengah semakin berfokus pada belanja diskon dan penawaran promosi, yang menandakan sensitivitas harga dalam permintaan yang lebih luas.
Sementara beberapa distrik menunjukkan optimisme yang hati-hati terhadap kondisi ekonomi di masa depan, wilayah seperti Philadelphia lebih terkendali, menyoroti kekhawatiran terkait penutupan pemerintah yang berkepanjangan. Ketidakpastian seputar operasi federal tampaknya membayangi sentimen bisnis dan kepercayaan konsumen.
Dinamika Inflasi dan Implikasi Kebijakan
Temuan The Fed menunjukkan bahwa inflasi saat ini tidak semata-mata didorong oleh tekanan dari sisi permintaan, tetapi juga oleh faktor-faktor pendorong biaya, khususnya kenaikan biaya input terkait tarif. Perbedaan ini penting bagi para pembuat kebijakan. Jika inflasi berasal dari biaya produksi yang lebih tinggi, alih-alih permintaan yang terlalu tinggi, kebijakan suku bunga harus menyeimbangkan pengendalian inflasi dengan risiko menekan pertumbuhan yang sudah rapuh.
Selain itu, dengan terganggunya aliran data pemerintah, kemampuan The Fed untuk mengukur keseluruhan tren inflasi dan kesehatan pasar tenaga kerja menjadi terganggu, sehingga mempersulit keputusan kebijakannya menjelang pertemuan FOMC akhir Oktober.
Risiko Inflasi Meningkat di Tengah Tekanan Struktural dan Politik
Sebagaimana diuraikan dalam Beige Book, kebijakan perdagangan pemerintahan Trump, khususnya tarif, secara aktif berkontribusi terhadap tekanan inflasi dengan meningkatkan biaya bisnis di berbagai sektor. Kondisi ini diperparah oleh disparitas pengeluaran berbasis pendapatan, kerapuhan ekonomi regional, dan penutupan pemerintah yang membatasi transparansi data.
Meskipun beberapa perusahaan menolak untuk membebankan biaya, banyak yang melakukannya, sehingga menciptakan hubungan sebab akibat antara kebijakan perdagangan dan inflasi harga konsumen. Seiring The Fed bersiap untuk membahas langkah suku bunga berikutnya, faktor-faktor ekonomi dan politik yang saling terkait ini akan sangat memengaruhi perhitungannya. Rilis IHK mendatang dan pertemuan kebijakan bulan Oktober mungkin memberikan indikasi paling jelas sejauh ini tentang apakah kekhawatiran inflasi akan mengubah arah kebijakan bank sentral.