Solid Gold Berjangka Makassar - Dalam setahun terakhir, harga emas mencatatkan kenaikan luar biasa yang mencerminkan berkembangnya dorongan global untuk menggantikan dominasi sistem keuangan berbasis dolar AS. Dengan mencapai harga tertinggi di atas $2,700 per ounce, rally emas ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor tradisional seperti suku bunga dan inflasi, tetapi juga oleh dinamika geopolitik dan keuangan internasional yang lebih luas.
Pergeseran Global dari Dominasi DolarMenurut Mohamed El-Erian, mantan CEO PIMCO, lonjakan harga emas ini menandakan adanya minat yang meningkat terhadap alternatif sistem keuangan yang tidak bergantung pada dolar. Dia mencatat bahwa fenomena ini tidak hanya tentang ekonomi jangka pendek, melainkan juga perubahan perilaku yang persisten di antara negara-negara seperti China dan negara "kekuatan menengah". Pertumbuhan pembelian emas oleh bank sentral, khususnya di negara-negara yang berusaha mendiversifikasi cadangan mereka dari dominasi dolar, semakin memperkuat kekuatan emas.
Dukungan dari Kebijakan Moneter Eropa dan ChinaSementara itu, analis di Heraeus menyoroti bahwa meski dolar AS tetap kuat, kebijakan moneter di Eropa dan China menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. Bank Sentral Eropa (ECB) yang terus melonggarkan kebijakan moneternya mempengaruhi kekuatan euro, mendukung harga emas dalam euro ke level tertinggi baru. Selain itu, permintaan emas di China tetap signifikan meski mengalami penurunan pengambilan dari Shanghai Gold Exchange (SGE), menandakan tren positif yang bertahan meskipun ada tantangan ekonomi.
Implikasi dan Prospek Masa DepanTren kenaikan harga emas ini juga mencerminkan adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan AS yang menggunakan tarif perdagangan dan sanksi investasi secara agresif, serta dukungannya yang tidak konsisten terhadap penegakan hukum internasional. Di tengah konflik yang berlangsung di Timur Tengah, persepsi AS sebagai pendukung hak asasi manusia juga menjadi sorotan dan sering dipertanyakan. Hal ini menggarisbawahi pergeseran sistemik yang potensial pada arsitektur keuangan global, di mana semakin banyak negara membangun alternatif untuk mengatasi dominasi dolar.
Tren bullish dalam harga emas tahun ini, yang mengungguli kinerja tahunan 30,9% di tahun 2007, menunjukkan momentum besar yang dapat mengarah pada fragmentasi sistem global dan melemahnya posisi dolar. Bagi pemerintah negara-negara Barat, situasi ini memerlukan perhatian lebih, dengan peluang untuk penyesuaian arah masih tersedia meskipun terbatas.
Ketahanan emas sebagai aset di tengah dinamika global ini tidak hanya menggambarkan perlunya diversifikasi investasi, tetapi juga perubahan mendasar yang sedang terjadi dalam tatanan ekonomi dunia, menjadikannya instrumen penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik yang berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar