Senin, 07 Oktober 2024

Solid Gold Berjangka | Harga Emas Tertekan Pasca Rilis Data Tenaga Kerja AS


 Solid Gold Berjangka Makassar - Harga emas mengalami tekanan setelah laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan, meredakan tekanan terhadap policy rate Federal Reserve (Fed). Harga emas (XAU/USD) tercatat berada di level $2.653, setelah mengalami ayunan kuat tak lama setelah rilis NFP.

Tekanan dari Data Ekonomi AS

Laporan ketenagakerjaan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja tetap solid. Tingkat Pengangguran turun dua persepuluh poin, sementara Pendapatan Per Jam rata-rata meningkat sebesar 0,4% secara bulanan. Data ini meyakinkan investor bahwa tidak ada kebutuhan mendesak bagi Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat. Hal ini menyebabkan imbal hasil obligasi 10-tahun AS melonjak 12 basis poin hingga mencapai 3,971%, menghambat potensi kenaikan harga emas. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) naik ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus di angka 102,58.

Prediksi Kebijakan Suku Bunga Fed

Data ketenagakerjaan memperkuat proyeksi bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November. Bahkan, sebagian besar investor kini memperkirakan Fed akan lebih longgar dalam kebijakan moneternya dalam 18 bulan mendatang, didukung oleh pernyataan dari Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee yang menyebutkan ketenagakerjaan sedang menuju kestabilan.

Risiko Geopolitik Menopang Harga Emas

Di tengah tekanan dari data ekonomi, risiko geopolitik di Timur Tengah diperkirakan akan menahan penurunan harga emas. Ketegangan yang meningkat, terutama konflik yang melibatkan Hezbollah, Iran, Israel, dan Amerika Serikat, dapat memberikan dukungan terhadap harga emas di pasar global, dengan target potensial menuju $2.700.

Fokus Pasar Mendatang

Pasar akan terus memantau data ekonomi AS, termasuk data inflasi, klaim pengangguran, dan Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan yang akan dirilis pekan depan. Data ini akan menjadi indikator tambahan bagi pelaku pasar terkait keputusan kebijakan moneter Fed selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar