Senin, 14 Oktober 2024

Solid Gold Berjangka | Harga Emas Flat, Fedspeak Pekan Ini Jadi Petunjuk Kebijakan Fed November

 

Solid Gold Berjangka Makassar - Pada Senin ini, harga emas stabil dalam perdagangan Asia, seiring para pedagang menanti arahan lebih lanjut mengenai suku bunga AS dari sejumlah pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara sepanjang pekan ini. Harapan terhadap pemotongan suku bunga pada bulan November tetap bertahan, didukung oleh data inflasi dan pasar tenaga kerja yang lebih tinggi dari perkiraan.

Pengaruh Kebijakan Fed terhadap Harga Emas

Proyeksi pemotongan suku bunga secara bertahap, sebesar 25 basis poin, kini menjadi sorotan utama. Arahan dari para pejabat Fed, seperti Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Gubernur Christopher Waller, diharapkan akan memberikan kejelasan mengenai kebijakan moneter ke depan. Keputusan Fed ini sangat penting karena penurunan suku bunga dapat menurunkan biaya peluang investasi dalam aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil. Kondisi ini menjadi pendorong penting bagi harga emas yang tetap menguat.

Faktor Geopolitik dan Demand Emas sebagai Aset Aman

Selain faktor suku bunga, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menyulut permintaan akan emas sebagai aset aman. Masih tingginya ketegangan di kawasan tersebut, terutama potensi serangan Israel terhadap infrastruktur minyak Iran, menambah ketidakpastian global. Dalam situasi seperti ini, emas biasanya berfungsi sebagai lindung nilai yang menarik bagi investor yang mencari keamanan di tengah ketidakstabilan.

Penurunan Harga Logam Mulia Lainnya

Di sisi lain, harga logam mulia lainnya, seperti platinum dan perak, mengalami penurunan pada hari Senin. Platinum turun 0,9% menjadi $985,45 per ounce, sementara perak turun 0,8% menjadi $31.495 per ounce. Fluktuasi harga ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap perubahan kebijakan serta kondisi ekonomi global yang terjadi.

Harga tembaga, dalam sektor logam industri, mengalami penurunan seiring kekhawatiran atas stimulus fiskal di China, negara importir tembaga terbesar dunia. Meskipun kementerian keuangan China telah mengumumkan rencana stimulus fiskal, kurangnya detail penting mengenai ukuran dan waktu pelaksanaan membuat investor resah. Hal ini diperparah oleh data inflasi China yang lebih lemah dari perkiraan, memberikan tekanan lebih lanjut pada harga tembaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar