Selasa, 08 Oktober 2024

Solid Gold Berjangka | Kakao dan Kopi Melemah


 Solid Gold Berjangka Makassar - Harga komoditas kakao dan kopi mengalami penurunan signifikan baru-baru ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor global yang saling berkaitan.

Kakao

Di pasar kakao, harga kakao berjangka di ICE New York untuk Desember terpantau turun sebanyak -104 (-1,47%), sementara di ICE London turun sebanyak -31 (-0,61%). Salah satu faktor utama yang menekan harga kakao adalah penundaan undang-undang anti-deforestasi oleh Komisi Eropa selama satu tahun. Penundaan ini memungkinkan stok kakao bersertifikat yang disimpan di gudang Eropa untuk tetap bisa digunakan, mengurangi kekhawatiran tentang dekualifikasi dan pembatasan pasokan kakao.

Walaupun ada tekanan, penurunan harga kakao di London terbatas akibat pelemahan pound sterling, yang mendukung kakao berharga sterling. Di sisi lain, produksi kakao yang lebih rendah di Pantai Gading, produsen kakao terbesar dunia, turut mendukung harga kakao. Data pemerintah menunjukkan bahwa pengiriman kakao dari Pantai Gading menurun tajam dibandingkan tahun lalu.

Stok kakao yang ketat menjadi faktor kenaikan bagi harga. Inventori kakao yang dipantau ICE di pelabuhan AS terus menurun selama 15 bulan terakhir, mencapai titik terendah 15 tahun minggu lalu dengan 2.036.770 kantong. Sementara itu, proyeksi dari Maxar Technologies menunjukkan kondisi kekeringan yang berlebihan di Afrika Barat yang mungkin memangkas produksi kakao di sana.

Kopi

Untuk harga kopi, kopi arabika ICE untuk Desember turun -13,50 (-5,25%), dan kopi robusta ICE untuk November turun -197 (-3,89%). Penurunan ini dipicu oleh prakiraan hujan di Brazil yang mengurangi kekhawatiran akan kekeringan. Maxar Technologies memperkirakan curah hujan akan meningkatkan kelembaban dan kondisi tanaman di daerah penghasil kopi di Brasil.

Pelemahan harga kopi juga dipengaruhi oleh laporan Organisasi Kopi Internasional (ICO) yang menunjukkan ekspor kopi global meningkat pada bulan Agustus. Namun, ketatnya stok kopi tetap mendukung harga. Inventori kopi arabika dan robusta yang dipantau ICE mengalami penurunan ke level terendah beberapa bulan terakhir.

Cuaca buruk di negara-negara penghasil kopi utama sebelumnya sempat mendorong harga kopi ke level tertinggi selama beberapa tahun. Namun, proyeksi peningkatan produksi dan ekspor kopi di beberapa negara, serta laporan surplus dari ICO, memberi tekanan pada harga saat ini.

Meski demikian, perubahan cuaca, dinamika ekspor, dan proyeksi produksi masih akan menjadi faktor penting yang mempengaruhi harga komoditas ini ke depannya. Permintaan pasar yang bervariasi dan faktor cuaca global menjadi elemen kunci dalam menentukan arah harga kakao dan kopi di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar