Solid Gold Makassar - Perang Dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memberi dampak ke perekonomian AS
sendiri. Bank investasi global Goldman Sachs menyatakan, tarif yang
diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang China
berdampak pada bisnis dan rumah tangga AS, dengan dampak yang lebih
besar ke harga konsumen dari perkiraan sebelumnya.
Mengutip CNBC,
Senin (17/6/2019), Goldman menyatakan, harga konsumen sebagian lebih
tinggi karena eksportir dari China belum menurunkan harga mereka untuk
bersaing di AS.
"Orang mungkin berharap bahwa eksportir Tiongkok
dari barang-barang yang terkena dampak tarif harus menurunkan harga
mereka agar bersaing di pasar AS," terang Goldman dalam pernyataannya.
"Namun, analisis pada tingkat item yang sangat rinci dalam dua studi
baru menunjukkan tidak ada penurunan harga (tidak termasuk tarif) barang
impor dari China yang menghadapi tarif," sambungnya.
Di sisi lain, produsen AS telah secara oportunis menaikkan harga dalam menanggapi persaingan dagang tersebut.
Goldman juga menyatakan, risiko final tarif sebesar US$ 300 miliar dari China kini telah meningkat 30%.
Dalam laporan tersebut, tensi lebih lanjut dari perang dagang dapat memberikan pukulan 0,4% ke produk domestik bruto (PDB). Jika terus berlanjut, akan memicu aksi jual di pasar ekuitas dan dampaknya ke pertumbuhan ekonomi lebih buruk.
Goldman juga menyatakan, risiko final tarif sebesar US$ 300 miliar dari China kini telah meningkat 30%.
Dalam laporan tersebut, tensi lebih lanjut dari perang dagang dapat memberikan pukulan 0,4% ke produk domestik bruto (PDB). Jika terus berlanjut, akan memicu aksi jual di pasar ekuitas dan dampaknya ke pertumbuhan ekonomi lebih buruk.
"Harapan awal kami adalah bahwa AS dan China akan mencapai kesepakatan
akhir tahun ini. Kami pikir ini akan datang dalam bentuk penurunan
bertahap," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar