PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Pelajar Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Pelajar pilihan terbaik dari berbagai derah yang tergabung dalam Tim Olimpiade Matematika Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA) berhasil meraih satu medali emas dan lima perak dalam International Mathematical Olympiad (IMO) ke-59 yang diselenggarakan di Cluj-Napoca, Rumania.
Prestasi gemilang yang ditorehkan para pelajar ini melampaui capaian sebelumnya. Total enam (6) medali ini menghantarkan Indonesia masuk peringkat 10 dunia dari 106 negara yang berkompetisi.
"Ini adalah prestasi tertinggi yang pernah kita raih.Terima kasih kepada tim yang telah berjuang untuk mengharumkan bangsa Indonesia di ajang matematika tingkat dunia, yang merupakan salah satu event yang sangat prestisius dan bergengsi,” ujar Kepala Sub Direktorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Suharlan, saat menjemput kedatangan delegasi Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data resmi IMO, sepanjang 30 tahun keikutsertaan, Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 2 medali emas, 22 perak, 44 perunggu, dan 30 Honorable Mention. Di tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 10 dari 106 negara yang berkompetisi. Hasil ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), Jepang (peringkat 13), Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17) di ajang kompetisi Matematika pelajar tingkat dunia yang diselenggarakan pada tanggal 4 – 14 Juli 2018.
Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (SMAK Petra 1 Surabaya) dengan total skor 31.Tidak hanya emas, Indonesia juga ‘panen’ perak yang dipersembahkan oleh Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong). Alfian, Kinantan, dan Farras masing-masing meraih skor 29, Valentino 28, dan Otto raih total skor 25.
Ini adalah emas kedua, setelah sebelumnya, pada 2013, saat IMO ke-54 di Kolombia, Indonesia mendapatkan emas pertama dan masuk di peringkat 19 dunia," ujar Suharlan.
Sementara itu, Koordinator tim IMO Indonesia, Dr. Aleams Barra, mengungkapkan, siswa diminta untuk mengerjakan enam (6) soal. Masing-masing tiga (3) soal/hari yang harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh para siswa sebelumnya.
"Untuk dapat mengerjakannya dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas tinggi," ungkap Aleams Barra melalui pesan tertulisnya.
Atas capaian tersebut, Kemendikbud mengapresiasi kerja keras tim IMO dalam mempersiapkan diri, serta dukungan dari orang tua dan para pembina.
Gian, siswa SMA Kristen Petra 1, Surabaya, peraih emas, mengatakan lawan yang mereka hadapi cukup tangguh.Namun, sejak keberangkatan dirinya yakin bakal meraih emas, setelah tahun lalu di Brazil berhasil menyumbangkan medali perak. “Amerika, China, Rusia, Jepang, Korea, dan Inggris, termasuk yang kuat" ujarGian yang juga masuk dalam IMO 2016 dan meraih medali perunggu.
Sungguh motivasi dan semangat luar biasa yang diperlihatkan Gian bagi negaranya.Tiga kali mewakili Indonesia di ajang IMO dengan grafik prestasi yang terus meningkat. Di tahun 2016, Gian menerima perunggu, kemudian menerima perak di tahun 2017, dan dipuncaki dengan emas di IMO 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar