PT SOLID GOLD BERJANGKA - Membuahkan rupiah dari hasil karyanya sendiri tentu menjadi kebanggaan
tersendiri bagi Muhammad Fitri Mawardi, mahasiswa Universitas Negeri
Semarang (Unnes). Mahasiswa yang kini duduk di semester 5 jurusan Seni
Rupa melakoni bisnis yang senada dengan jurusan kuliahnya.
Berawal
dari keisengannya memanfaatkan pita kaset bekas di kamar kosnya,
Mawardi begitu ia akrab dipanggil mampu menarik mata ratusan bahkan
ribuan orang atas karya seninya di atas kertas. Melukis dengan pita
kaset dilakukan Mawardi pertama kali di 2014 saat baru masuk ke bangku
kuliah.
Terlebih lagi saat itu ada kaset di kamarnya yang tak lagi bisa melantunkan lagu untuk mengisi ruang kamarnya.
"Waktu
itu lagi di kosan, enggak sengaja iseng ada kaset rusak. Terus ingin
coba hal baru, pertama bikin sketsa dulu," ujar Mawardi
Beberapa lukisan pita kasetnya yang dinamakan Kaset Koesoet pun diunggah
ke media sosial Instagram miliknya. Tak lama berselang masuk banyak
respons positif dari pengguna instagram yang berkunjung ke profilnya
mawardi_95.
Membuat lukisan pita kaset, kata Mawardi, hampir tak
ada bedanya dengan membuat gambar atau lukisan pada umumnya. Tetap
dibutuhkan goresan sketsa untuk membentuk wajah tokoh atau seseorang
yang selanjutnya dihiasi dengan tempelan pita kaset di atas gambar.
"Kalau udah bisa sketsa nanti bisa rasanya muncul sendiri," ujar Mawardi.
Dalam mengerjakan pesanan lukisan pita kaset, Mawardi menggunakan jenis
kertas concord, alasannya sederhana karena daya serap kertas ini dinilai
cocok untuk menyatukan pita kaset dengan lem.
Mawardi
mendapatkan material kaset bekas dari kota asalnya, Cirebon, Jawa Barat.
Kaset-kaset bekas tersebut dipesan dan kemudian digunakan untuk
'mewarnai' lukisannya.
Pemesan yang menjadi pelanggan setia
Mawardi pun datang dari berbagai daerah, ia menyebut hampir semua
wilayah di Indonesia pernah memesan lukisan pita kaset buatannya.
Bahkan
sempat orang dari Kuala Lumpur, Malaysia berminat membeli lukisan pita
kaset buatan Mawardi. Namun, karena saat itu ia bingung mengirimkannya,
pesanan tak jadi diantar.
"Waktu pertama buat John Lennon ada
orang Kuala Lumpur kontak saya lewat IG cuma saya bingung cara kirimnya
gimana," kata Mawardi.
Lukisan pita kaset buatan Mawardi dipatok
mulai dari Rp 350.000 sampai Rp 1,5 juta per buah. Besaran harga
tersebut tergantung dari besarnya lukisan yang dipesan.
Misalnya
saja untuk pesanan lukisan pita kaset dengan ukuran kertas A3 dipatok Rp
350.000 untuk gambar tokoh, penyanyi, pahlawan, dan orang terkenal
lainnya. Sedangkan untuk custom dengan ukuran yang sama dihargai Rp
400.000 sampai Rp 450.000 per buah.
Pesanan dengan ukuran A3
menjadi paling banyak diminati, meski Mawardi sempat melayani pesanan
lukisan tokoh dengan ukuran kertas A1 dengan harga Rp 1,5 juta.
"Tokoh
terserah mau ukuran berapa. Rp 350.000 sampai Rp 1,5 juta untuk yang
A1. Kerumitan kita pembuatannya lama," tutur Mawardi.
Mawardi umumnya membatasi pesanan lukisan pita kaset yang datang
kepadanya sekitar 15-20 lukisan. Alasannya sederhana, karena ia tak
ingin tujuan belajarnya di Semarang teralihkan karena bisnis yang tengah
ia rintis.
Mawardi menjanjikan lamanya pesanan dikerjakan dalam
waktu 2 minggu kepada pelanggannya. Padahal, ia hanya membutuhkan waktu
semalaman jika fokus untuk menyelesaikan pesanan.
"Saya kasih
waktunya dua minggu walaupun prosesnya enggak selama itu soalnya ini kan
sambil disambi kuliah. Sehari juga jadi mungkin biasanya saya sering
buatnya malam, paginya selesai," jelas Mawardi.
Utamakan pelanggan
Dengan
pesanan per bulan yang rata-rata mencapai 20 lukisan, Mawardi mengaku
mampu mengantongi omzet hingga RP 10 juta jika ramai pesanan.
"Kisaran
Rp 7 juta sampai Rp 10 juta atau Rp 5 sampai Rp 7 juta aja. 20
(lukisan) kaya patokan maksimal banget biasanya saya kurangi 15
tergantung kesibukan sih," tutur Mawardi.
Uang yang ia dapatkan
dari hasil menjual lukisan pita kaset digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kuliahnya di jurusan Seni Rupa yang tak sedikit membutuhkan peralatan.
Sebagian sisanya juga diberikan kepada orang tuanya di Cirebon.
Namun, untuk biaya kuliahnya per semester yang mencapai Rp 4,5 juta, ia mengaku sang ayah masih berkeinginan untuk membiayainya.
"Bapak saya bilang itu masih tanggung jawabnya. Dia enggak mau tanggung jawabnya diusik," tutur Mawardi.
Ia
juga berpesan kepada para pelaku bisnis jasa lainnya untuk bersikap
jujur dan mengutamakan pelanggan. Kesempurnaan pengerjaan harus
diutamakan sehingga pelanggan tidak kecewa menerima pesanannya kurang
bagus.
"Jadi kualitas karya yang dibuat harus benar-benar bagus.
Kalau ada cacat mending diulang atau cancel sekalian kalau enggak
mampu," tutup Mawardi.
Jika anda berminat, bisa melihat deretan karya Mawardi di Instagram @mawardi_95 atau menghubungi via Line mawardifitri.
BACA JUGA : PT SOLID GOLD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar