Solid Gold Berjangka Makassar - Harga emas pada hari Senin jatuh lebih dari 2,50%, mencapai nilai terendah dalam sebulan di $2,611 per ounce sebelum kemudian berbalik ke $2,620an per Selasa 7.10 WIB, terdampak oleh penguatan Dolar AS dan spekulasi kebijakan proteksionis dan perang dagang oleh Presiden Donald Trump yang baru saja terpilih.
Dampak Kebijakan Proteksionis di Bawah Trump
Saat para investor memperhitungkan langkah kebijakan terbaru Trump, sentimen pasar beralih dari aset aman seperti emas dan obligasi pemerintah, menuju aset berisiko seperti ekuitas Amerika Serikat yang terus mencapai rekor tertingginya, serta mata uang kripto seperti bitcoin. Rumor bahwa Robert Lighthizer, pendukung tarif Trump, mungkin kembali memimpin kantor perdagangan AS, meningkatkan kekhawatiran pasar dan menekan harga emas lebih lanjut. Hal ini memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve dapat berubah menjadi kurang agresif dalam pemangkasan suku bunga di tahun mendatang, yang pada gilirannya menguatkan Dolar AS.
Tantangan bagi Federal Reserve dan Data Ekonomi Penting
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak performa dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,60% menjadi 105,57, seiring dengan tingkat imbal hasil obligasi AS yang meningkat dua basis poin menjadi 1,978%, memberikan tekanan tambahan pada harga emas yang cenderung bergerak berbanding terbalik dengan imbal hasil riil.
Federal Reserve menghadapi tantangan dari kemungkinan peningkatan inflasi akibat kebijakan fiskal yang ekspansif, sebagaimana diperingatkan oleh Blackrock dan JPMorgan bahwa penjualan obligasi AS "masih jauh dari selesai". Pemerintah AS yang tutup di hari Veteran membatasi aliran ke aset aman seperti emas.
Dengan posisi Fed yang ambigu saat ini, terutama setelah pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yang menegaskan bahwa kebijakan moneter masih cenderung restriktif meskipun sudah ada pemangkasan suku bunga, pasar akan mengamati lebih dekat data inflasi konsumen dan produsen serta penjualan ritel yang dijadwalkan minggu ini.
Ekspektasi saat ini adalah bahwa Fed akan menurunkan suku bunganya hingga batas atas 4% pada kuartal keempat 2024, dibandingkan dengan tingkat terminal sebesar 3% pada kuartal terakhir. Para pelaku pasar memproyeksikan potensi relaksasi kebijakan Fed sebesar 24 basis poin sebelum akhir 2024, dengan peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang turun dari 80% menjadi 65%.
Ketika kekhawatiran akan kenaikan tarif dan inflasi meningkat, investor bersiap menghadapi kebijakan yang mungkin lebih hawkish dari Federal Reserve. Fenomena ini menandakan masa depan harga emas yang tertekan di tengah prospek kebijakan proteksionis di bawah kepemimpinan Trump.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar