Jumat, 04 Desember 2020

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Harga Emas Diprediksi Belum Berhenti Anjlok

PT SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR – Investment bank asal Jerman, Deutsche Bank memproyeksikan harga emas akan bearish (tren turun). Padahal beberapa bulan lalu, harga emas dalam negeri sempat menyentuh rekor tertinggi. Pada akhir Juli, harga emas Antam terus melonjak ke level tertinggi di tengah kekhawatiran dampak ekonomi dari pandemi virus Corona (COVID-19). Puncaknya, rekor tertinggi menembus level Rp 1.065.000/gram pada 7 Agustus 2020. “Kami pikir sangat sulit bagi emas untuk kembali mencetak rekor lagi,” kata Ahli Strategi Komoditas dan Valuta Asing, Michael Hsueh dikutip dari CNBC, Jumat (4/12/2020). Deutsche Bank memprediksi harga emas akan terus turun sampai beberapa tahun ke depan. Bahkan dalam waktu dekat disebut penurunannya lebih dari 12% sejak harga cetak rekor. “Kami telah berubah secara strategis menjadi bearish pada emas. Siklus penurunan emas cenderung multi-tahun,” ucapnya. Berdasarkan perhitungan detikcom, harga emas Antam sudah turun Rp 104.000/gram atau turun sekitar 11% selama empat bulan. Hal itu didapat dari perhitungan selisih atas harga cetak rekor dengan harga hari ini yang berada di level Rp 961.000/gram. Sedangkan harga pembelian kembali atau buyback emas Antam hari ini di level Rp 838.000/gram. Harga buyback itu berarti, jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga emas tersebut. Harga Emas Lagi Turun harga emas batangan atau logam mulia Antam mengalami pelemahan. Dari harga cetak rekor di level Rp 1.065.000/gram pada 7 Agustus 2020, sampai hari ini penurunan harganya mencapai Rp 104.000/gram. Hari ini emas antam berada di level Rp 961.000/gram. Apakah dengan harga yang terus mengalami penurunan, investasi emas masih menjanjikan? Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan emas tetap menjadi pilihan instrumen investasi. Di akhir tahun 2020 ini waktu yang tepat adalah membeli karena harga sedang turun. “Kalau dikatakan emas ini masih bagus untuk investasi, ya masih bagus. Kita harus ingat bahwa investasi di emas itu sangat menggiurkan,” kata Ibrahim saat dihubungi detikcom, Jumat (4/12/2020). Namun, Ibrahim menyarankan agar investasi emas itu dilakukan untuk jangka waktu menengah atau panjang. Sebab, bukan tidak mungkin harga emas akan cetak rekor lagi di tahun mendatang. “Masih layak (investasi emas) karena emas itu safe haven untuk transaksi jangka menengah dan jangka panjang. Orang boleh mengoleksi emas antara 5-10 tahun, bukan investasi yang dadakan 1-2 tahun. Bisa saja penurunan harga emas di 2020, 2021, 2022. Di 2023 sampai 2024, 2025 kemungkinan akan menguat kembali,” ucapnya. Ibrahim tidak menyarankan emas untuk investasi dalam waktu dekat karena harganya masih akan cenderung fluktuasi. “Kalau seandainya harga emas koreksi ini sangat wajar karena tentang masalah brexit. Kita tahu sampai saat ini belum ada keputusan pasti,” jelasnya. Hal yang sama juga dikatakan oleh Analis Emas dari Monex Investindo, Ariston Tjendra. Dia tidak menyarankan jika emas dijadikan investasi jangka pendek karena masih ada sentimen yang mendorong harga emas mengalami pelemahan dalam beberapa waktu mendatang, salah satunya masalah distribusi vaksin yang semakin dekat. “Jangan mengharapkan return (untung) dalam waktu dekat karena banyak sentimen yang bisa mendorong pelemahan harga emas seperti distribusi vaksin,” ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar