SOLID GOLD BERJANGKA MAKASSAR - Nilai tukar rupiah terhadap sejak awal kuartal I 2018 ini terus
mengalami pergerakan hingga di atas Rp 14.000. Per hari ini nilai dolar
tercatat Rp 14.192 per dolar AS (dari Jakarta Interbank Spot Dollar
Rate).
Banyak yang menyebutkan, jika nilai rupiah terhadap dolar AS sedang menuju titik ekuilibrium atau keseimbangan baru. Tapi benarkan rupiah sedang menuju level tersebut?
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan untuk menuju titik
keseimbangan baru harus dilihat dari berbagai aspek. Mulai dari faktor
fundamental ekonomi, bagaimana pengelolaan terhadap sentimen eksternal
maupun internal.
"Kalau dilihat dari fundamental ekonomi, Indonesia sebenarnya
baik terlihat dari peringkat investment grade dari tiga lembaga,
cadangan devisa membaik. Nilai rupiah masih bisa membaik setelah tekanan
dari eksternal dan internal mereda," ujar Josua
Menurut Josua pelemahan Rupiah terhadap dolar AS terjadi bukan karena
kondisi ekonomi yang memburuk. Tapi karena adanya ekspektasi pasar yang
melihat The Federal Reserve akan menaikkan bunganya dua kali lagi tahun
ini, current account deficit (CAD) yang membesar, permintaan dolar yang
tinggi untuk pembayaran dividen.
"Jadi ini semua faktor musiman saja. Setelah itu lewat nilai tukar bisa normal lagi. Jadi rasanya tidak akan menuju ekuilibrium baru," ujar Josua.
Dia menjelaskan, nilai dolar AS jika semua tekanan sudah mereda bisa
kembali ke posisi Rp 13.700 - Rp 13.800. Tidak terlalu jauh dari asumsi
anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang berada di kisaran Rp
13.400.
BACA JUGA : PT Solidgold Berjangka | Penipuan Modus Umroh
"Akhir tahun akan kembali mendekati angka asumsi APBN. Itu angka yang cukup fair untuk rupiah akhir tahun," ujarnya.
"Akhir tahun akan kembali mendekati angka asumsi APBN. Itu angka yang cukup fair untuk rupiah akhir tahun," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar