Kamis, 23 Januari 2020

Solid Gold Berjangka | BI Tahan Suku Bunga Acuan 5%

Foto: Bank Indonesia
Solid Gold Berjangka Makassar - Bank Indonesia memutuskan kembali menahan suku bunga acuannya. BI 7 Days Repo Rate ditahan di posisi 5%.
"RDG BI 22-23 Januari 2020 memutuskan untuk mempertahankan bi 7 days reverse repo rate 5%" ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).
Perry mengatakan, suku bunga deposit facility dan lending facility juga masih ditahan.
"Deposit facility 4,25% dan lending facility 5,75%" katanya.
Perry mengatakan kebijakan tersebut telah disesuaikan dengan kondisi ekonomi global dan domestik.
"Dengan melihat mendasarkan assessment dan outlook berbagai perkembangan baik ekonomi global dan domestik," ucapnya.
Bank Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 tumbuh di level 5,1%. Hal itu ditopang dari kecenderungan kondisi siklus ekonomi yang kian membaik.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan ditopang perbaikan ekspor dan konsumsi rumah tangga yang tetap baik.
Perbaikan ekspor sendiri didorong kenaikan permintaan mitra dagang dan harga beberapa komoditas ekspor utama. Produk ekspor seperti ekspor batubara, kendaraan bermotor, besi dan baja, serta biji logam dan sisa logam mencatat pertumbuhan positif pada triwulan IV 2019.
 
"Secara spasial, ekspor bijih nikel dari Sulawesi dan ekspor tembaga dari Nusa Tenggara Barat juga meningkat. Konsumsi rumah tangga tetap terjaga, ditopang keyakinan konsumen yang mulai meningkat dan faktor musiman jelang akhir tahun," ujarnya di Kompleks Gedung BI, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
 
Selain itu dari sektor investasi di Indonesia juga terus membaik. Salah satunya didorong investasi terkait hilirisasi nikel di Sulawesi. Beberapa indikasi kenaikan investasi tercermin pada peningkatan Purchasing Manager Index Manufaktur dan indikator dini lain terkait penjualan ekspor dan penjualan domestik.
Menurut Perry perekonomian Indonesia juga memiliki siklus yang dapat diamati. Dia melihat siklus ekonomi Indonesia sudah melewati posisi terendahnya.
"Di Indonesia saat ini siklus ekonomi sudah melewati yang terendah dan terus meningkat. Siklus ekonomi ini yang mencerminkan bagaimana dinamika ekonomi kita dan itu sejalan dengan berbagai perkembangan baik dari sisi faktor luar negeri maupun dalam negeri," terangnya.
"Faktor luar negeri banyak dipengaruhi naik turunnya harga komoditas dunia, demikian juga pola ekonomi dunia. Itu kenapa BI memperkirakan siklus ekonomi kita akan naik. Memang secara keseluruhan di 2019 sekitar 5,1%. Kami mencermati perkembangan bulan Oktober, November dan Desember ada kenaikan. Perkiraan kami (pertumbuhan ekonomi) memang sedikit di bawah 5,1% tapi masih di atas 5%" tambahnya.
Untuk 2020, BI juga yakin tren kenaikan pertumbuhan ekonomi masih berlanjut. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 di kisaran 5,1-5,5%.

Seharian Hijau, IHSG Ditutup Menguat ke 6.249

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka positif. IHSG terus di zona hijau hingga penutupan perdagangan.
Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sore ini berada di level Rp 13.609. Dolar AS tak kembali tertekan.
Pada pra perdagangan, IHSG naik 3 poin (0,05%) ke 6.233. Indeks LQ45 bertambah 1,4 poin (0,15%) ke 1.024.
 
Pada pembukaan perdagangan, Kamis (23/1/2020), IHSG naik 10,5 poin (0,17%) ke 6.243. Indeks LQ45 naik 2 poin (0,2%) ke 1.023.
IHSG ditutup di zona hijau. IHSG bertambah 15 poin ke 6.249. Sementara Indeks LQ45 naik 3 poin ke 1.024.
Bursa Amerika Serikat ditutup Bercampur. Dow Jones ditutup 29,186.27 (-0.03%), NASDAQ ditutup 9,383.77 (+0.14%), S&P 500 ditutup 3,321.75 (+0.03%). Bursa saham US ditutup bercampur dan relatif sedikit bergerak.
Hingga saat ini, baru 10% dari perusahaan yang tercatat di S&P 500 memberikan laporan keuangan 2019 nya. Meskipun investor memiliki ketakutan atas wabah corona virus dapat menyebar secara global, namun President Trump memberikan pernyataan bahwa China dapat menangani hal tersebut.
Investor terlihat dalam fase wait and see menanti laporan keuangan FY2019 terbit.
Bursa Amerika Serikat ditutup Bercampur. Dow Jones ditutup 29,186.27 (-0.03%), NASDAQ ditutup 9,383.77 (+0.14%), S&P 500 ditutup 3,321.75 (+0.03%). Bursa saham US ditutup bercampur dan relatif sedikit bergerak.
Hingga saat ini, baru 10% dari perusahaan yang tercatat di S&P 500 memberikan laporan keuangan 2019 nya. Meskipun investor memiliki ketakutan atas wabah corona virus dapat menyebar secara global, namun President Trump memberikan pernyataan bahwa China dapat menangani hal tersebut.
Investor terlihat dalam fase wait and see menanti laporan keuangan FY2019 terbit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar