Staff Service Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Ridwan Arifin menyebutkan, hujan yang mengguyur jalanan akan membuat pengemudi lebih waspada. Alhasil, sektor pengereman patut mendapat perhatian ekstra.
Menurut dia, meski berstatus barang baru, namun untuk urusan kualitas, kampas imitas atau sering disebut KW sangat berbeda dengan bawaan pabrik atau genuine parts.
“Karena yang imitasi itu kan tidak tahu (kualitasnya), apakah waktu pengujian dilakukan saat hujan atau tidak. Bisa saja saat dipakai ketika hujan, rem justru tidak menggigit,” ucapnya.
Oleh karena itu, jika telah mengganti kampas rem dengan produk imitasi, ada baiknya, secepat mungkin diganti kembali dengan genuine parts.
Ridwan mengaku, kampas rem habis atau belum, tidak bisa dilihat dari usia berapa lama pengunaan atau jarak tempuh yang telah dilalui. Sebaliknya, untuk mengatahui kondisinya harus dilihat langsung dari tebal tipisnya permukaan kampas rem.
“Karena setiap rider berbeda patokannya. Setiap rider juga berbeda cara mengemudinya, ada yang ngebut, ada juga yang sering menggunakan rem,” tutupnya.
Solusi Sejuta Umat Saat Busi Kemasukan Air
Di musim hujan seperti saat ini, sepeda motor kerap bermasalah. Paling jelas adalah motor tiba-tiba mogok.
Tentu pengendara sepeda motor tidak perlu panik jika hal ini terjadi, syaratnya, mereka memang mereka tahu apa yang terjadi pada kendaraannya.
Satu penyebab utama yang kerap menjadi biang keladi motor mogok adalah busi yang terguyur air. Lebih tepatnya, air masuk ke bagian cup busi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan cangklong atau rumah busi.
Masalah ini biasanya terjadi pada motor-motor yang punya posisi busi yang dekat dengan tanah dan roda depan, serta relatif tidak terlindungi dari percikan air. Dibanding sport dan matik, motor bebek lah yang lebih rentan mogok.
Bagaimana mengatasinya? Tak perlu alat alat bengkel. Hanya perlu sedikit tenaga untuk mencopot rumah busi dengan tangan.
"Sebetulnya ini sudah banyak yang tahu. Kalau mogok, tinggal copot cangklong busi, pisahkan dari kabelnya, lalu tiup-tiup agar airnya keluar," ujar Mahdin, pemilik Ibana Jaya Oil yang ada di Depok, Jawa Barat, Senin (14/11/2016).
Mahdin menjelaskan, dengan adanya air di busi, maka percikan api tidak akan muncul karena arus listrik dari koil ke busi terganggu. Padahal proses pembakaran itu butuh api dari busi, selain udara dan butiran bahan bakar.
"Kalau ditiup, arus listrik bisa kembali jalan. Selain ditiup juga pakai kain kering," tutup pria beranak dua ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar