Jumat, 28 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Harga Emas Stabil di Sekitaran $2.300 dengan Data Inflasi yang Dinanti

 

 Solid Gold Berjangka - Harga emas turun sedikit di perdagangan Asia pada hari Jumat, sebagian besar tetap berada di kisaran karena para pedagang tetap bias terhadap dolar menjelang data inflasi utama yang kemungkinan akan mempengaruhi suku bunga.

Logam mulia ini pulih sedikit pada hari Kamis setelah jatuh di bawah support $ 1.300 per ons awal pekan ini. Namun tetap terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat di sekitar level tersebut.

Spot gold Harga emas untuk pengiriman Juni turun 0,3% menjadi $2,320.39 per ons, sementara gold futures yang akan berakhir pada bulan Agustus turun 0,3% menjadi $2,330.85 per ons. Harga spot juga turun untuk bulan Juni, meskipun harga ditetapkan untuk beberapa kenaikan hingga kuartal kedua.

Emas berada di kisaran menjelang data inflasi PCE
Logam mulia ini telah terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat selama sebagian besar bulan Juni, di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai arah suku bunga AS. Sementara beberapa data menunjukkan ekonomi AS mendingin, pejabat Federal Reserve memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan besar akan menunda rencana pemangkasan suku bunga.

Untuk itu, fokus tertuju pada data Indeks harga PCE pada hari Jumat. Data ini merupakan pengukur inflasi yang lebih disukai oleh The Fed, dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang masih berada di atas target tahunan bank sentral sebesar 2%.

Suku bunga yang tinggi menjadi pertanda buruk bagi pasar logam, karena mereka meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Logam mulia lainnya juga berada dalam kisaran yang terbatas pada hari Jumat, tetapi masih mencatatkan kenaikan sepanjang kuartal kedua.

Platinum futures naik 0,6% menjadi $1,010.05 per ons, sementara silver futures naik 0,2% menjadi $29,328 per ons.

Ekspektasi penurunan suku bunga mendorong beberapa kenaikan di pasar logam selama kuartal kedua. Namun, para pedagang mengurangi sebagian besar taruhan ini hingga bulan Juni, yang pada gilirannya membuat sebagian besar logam melepaskan kenaikan kuartalan mereka.

Tembaga merawat kerugian bulan Juni, PMI China ditunggu
Di antara logam industri, harga tembaga naik pada hari Jumat dan ditetapkan untuk akhir yang negatif untuk bulan Juni karena sentimen atas importir utama China memburuk.

copper futures copper futures Harga tembaga untuk pengiriman Juni di London Metal Exchange naik 0,6% menjadi $9.576,50 per ton, sementara harga tembaga untuk pengiriman satu bulan naik 0,8% menjadi $4,3695 per pon. Namun kedua kontrak tersebut turun antara 4% dan 5,5% pada bulan Juni.

Kerugian pada tembaga terutama didorong oleh meningkatnya keraguan atas permintaan global yang kuat, karena kondisi ekonomi di negara-negara besar memburuk. Importir utama China juga menjadi sumber kekhawatiran dalam menghadapi potensi perang dagang dengan Barat.

Fokus saat ini tertuju pada data indeks manajer pembelian mendatang dari China, yang akan dirilis pada akhir pekan.

Kamis, 27 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Wall Street Terdongkrak Penguatan Saham Teknologi

 Solid Gold Berjangka - Wall Street diliputi sentimen positif pada Rabu (26/6/2024) seiring menguatnya saham sektor teknologi.

Seperti dilaporkan Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, berakhir datar dengan pergerakan naik hanya 15,64 poin menjadi 39.127,80. Indeks S&P 500 meningkat 8,60 poin, atau sekitar 0,16 persen, menjadi 5.477,90. Indeks komposit Nasdaq menguat 87,50 poin, atau sekitar 0,49 persen, menjadi 17.805,16.

Saham perusahaan teknologi Nvidia naik 0,25 persen. Saham Apple meningkat 2 persen usai Rosenblatt meningkatkan peringkat saham perusahaan tersebut menjadi buy dari netral.

Saham perusahaan e-commerce Amazon melonjak 3,9 persen, menjadikannya perusahaan AS kelima dengan nilai pasar di atas US$2 triliun. Saham perusahaan manufaktur mobil elektrik Tesla melambung 4,81 persen usai Stifel mengubah peringkat saham menjadi buy.

Di sisi lain, saham sektor perbankan terpuruk jelang dirilisnya hasil stress test tahunan sektor perbankan yang dilakukan Federal Reserve. Saham Morgan Stanley, Citigroup, dan Bank of America turun antara 0,5 sampai 0,9 persen. Indeks sektor keuangan S&P 500 melemah 0,47 persen.

Beberapa data ekonomi akan dirilis pekan ini, termasuk indeks harga belanja konsumsi personal yang merupakan indikator inflasi.

Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun seiring menguatnya nilai tukar dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Agustus 2024 turun 0,8 persen menjadi US$2.313,2 per ons. Indeks dolar AS naik 0,4 persen.

Bursa saham Eropa melemah pada Rabu, dengan indeks STOXX 600 Eropa turun 0,6 persen, dipicu peningkatan imbal hasil obligasi zona euro

Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, turun 22,46 poin, atau sekitar 0,27 persen, menjadi 8.225,53. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, melemah 22,38 poin, atau sekitar 0,12 persen, menjadi 18.155,24.

Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, melorot 88,40 poin, atau sekitar 0,8 persen, menjadi 11.030,50. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, merosot 53,15 poin, atau sekitar 0,69 persen, menjadi 7.609,15.

Nilai tukar poundsterling melemah 0,2 persen terhadap dolar AS menjadi 1,2661 dolar AS per pound. Sedangkan terhadap euro, nilai tukar pound melemah 0,1 persen menjadi 1,1852 euro per pound.

Rabu, 26 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Harga Emas Berkisar di Sekitar $2.300 di Tengah Kegelisahan Suku Bunga dan Inflasi

 

Solid Gold Berjangka - Harga emas turun di perdagangan Asia pada hari Selasa, bertahan pada kisaran perdagangan yang ketat di level rendah $ 2.300-an karena penguatan dolar baru-baru ini dan antisipasi data inflasi utama membuat para pedagang menghindari logam mulia.

Pasar logam mendapat bantuan terbatas dari penurunan dolar semalam, karena greenback masih tetap menguat di tengah ketidakpastian suku bunga AS.

Spot Gold turun 0,4% menjadi $ 2.325,56 per ounce, sementara Gold Futures turun 0,3% menjadi $ 2.337,35 per ounce pada pukul 11:10 WIB.

Emas terjebak di sekitar $2.300 dengan adanya data inflasi

Logam mulia ini jatuh ke dalam kisaran perdagangan di sekitar level rendah $2.300 per ons selama seminggu terakhir, karena para pedagang semakin tidak yakin dengan prospek penurunan suku bunga AS tahun ini.

Meskipun data inflasi untuk bulan Mei cukup menggembirakan, data tersebut masih menunjukkan tekanan harga yang relatif masih tinggi. Indeks manajer pembelian yang kuat di luar dugaan untuk bulan Juni juga memicu kekhawatiran bahwa kekuatan ekonomi AS akan mempertahankan suku bunga lebih lama.

Fokus minggu ini adalah pada data indeks harga PCE, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve. Angka ini akan dirilis pada hari Jumat dan secara luas diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang sedikit menurun namun tetap berada di atas target tahunan bank sentral sebesar 2%.

Suku bunga yang tinggi menjadi pertanda buruk bagi pasar logam, mengingat bahwa mereka meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Logam mulia lainnya bervariasi pada hari Selasa, tetapi juga berada dalam kisaran perdagangan yang baru-baru ini ditetapkan. Platinum futures naik 0,4% menjadi $ 1.016,55 per ons, sementara silver futures turun 0,1% menjadi $ 29,817 per ons.

Harga tembaga naik, tetapi kegelisahan China membuat sentimen tetap rapuh

Di antara logam industri, harga tembaga naik pada hari Selasa, pulih sedikit dari penurunan baru-baru ini.

Namun sentimen terhadap logam merah ini terhalang oleh kekhawatiran atas importir terbesarnya, China. Beijing terlihat meningkatkan prospek perang dagang dengan Uni Eropa dan AS, dalam menghadapi bea masuk yang tinggi pada kendaraan listrik China.

Patokan copper futures di London Metal Exchange naik 0,4% menjadi $9.703,50 per ton, sementara copper futures satu bulan naik 0,5% menjadi $4,4413 per pon.

Kedua kontrak mengalami penurunan tajam dalam beberapa minggu terakhir, karena sentimen terhadap China memburuk dan keraguan muncul atas prospek pemulihan ekonomi global tahun ini.

Selasa, 25 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Uni Eropa Memperluas Sanksi Terhadap Rusia

 

Solid Gold Berjangka Makassar - Uni Eropa telah mengadopsi putaran ke-14 sanksi terhadap Rusia, menandai pertama kalinya blok ini secara khusus menargetkan sektor gas Rusia. Sanksi-sanksi baru yang disepakati pada hari Senin ini telah memperluas cakupannya hingga mencakup 69 entitas dan 47 individu, sehingga jumlah total badan yang terkena sanksi menjadi lebih dari 2.200.

Komponen-komponen utama dari sanksi-sanksi tersebut berfokus pada perusahaan pelayaran milik negara Rusia, Sovcomflot, CEO-nya, dan berbagai perusahaan di Cina, Kazakhstan, Kirgistan, Turki, dan Uni Emirat Arab. Uni Eropa telah memberlakukan larangan penggunaan pelabuhan-pelabuhannya untuk trans-pengiriman gas alam cair (LNG) Rusia setelah masa transisi selama sembilan bulan. Selain itu, sanksi tersebut melarang investasi baru dan penyediaan barang, teknologi, dan layanan oleh operator Uni Eropa untuk penyelesaian proyek-proyek LNG yang sedang dibangun, termasuk LNG Arktik 2 dan LNG Murmansk.

Di sektor perkapalan, Uni Eropa telah melarang pelabuhan-pelabuhannya dan mengunci semua kapal yang berkontribusi pada upaya perang Rusia. Hal ini dapat mencakup pengangkutan barang yang menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi Rusia, barang atau teknologi yang digunakan di sektor pertahanan dan keamanan, atau pengiriman bahan bakar di luar sistem pembatasan harga minyak G7. Hingga saat ini, 27 kapal telah dimasukkan ke dalam kerangka kerja sanksi ini.

Uni Eropa juga menindak pelanggaran sanksi dengan meminta pertanggungjawaban operator Uni Eropa jika entitas non-Uni Eropa yang mereka miliki atau kendalikan menghindari sanksi. Operator diharapkan memiliki sistem uji tuntas untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko mengekspor barang-barang sensitif yang dapat digunakan di medan perang atau penting bagi kemampuan militer Rusia. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan pertanggungjawaban bagi operator.

Partai politik, yayasan, lembaga pemikir, dan penyedia media dilarang menerima pembiayaan, donasi, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung atau tidak langsung dari Rusia. Menjelang pemilihan parlemen Uni Eropa, yang berlangsung pada tanggal 6-9 Juni, media seperti Voice of Europe, RIA Novosti, Izvestia, dan Rossiyskaya Gazeta ditambahkan ke dalam daftar media yang terkena sanksi.

Impor helium dari Rusia dilarang, dan pembatasan lebih lanjut telah dilakukan pada ekspor barang-barang yang dapat meningkatkan industri Rusia, termasuk bijih mangan, tanah jarang, mesin penggali, dan peralatan listrik.

Uni Eropa telah menunda penerapan skema penelusuran penuh untuk impor berlian kasar dan berlian yang telah dipoles dari Rusia hingga 1 Maret 2025. Selain itu, larangan perhiasan yang menggunakan berlian Rusia yang diproses di negara ketiga akan dievaluasi kembali sejalan dengan tindakan yang diambil dalam G7. Larangan ini tidak berlaku untuk berlian yang berada di luar Rusia atau dipoles di negara ketiga sebelum pemberlakuan larangan tersebut.

Langkah-langkah transportasi telah diperketat, termasuk larangan yang diperluas pada penerbangan Rusia untuk mencakup pesawat apa pun di mana orang atau entitas Rusia menentukan tempat atau waktu pendaratan. Pengangkutan barang melalui jalan darat sekarang tidak termasuk perusahaan dengan kepemilikan 25% atau lebih oleh orang atau perusahaan Rusia.

Terakhir, bank-bank Uni Eropa di luar Rusia tidak lagi diizinkan untuk menggunakan alternatif Rusia untuk sistem pembayaran global SWIFT. Uni Eropa dapat memperluas langkah ini untuk melarang bank-bank negara ketiga non-Rusia yang terhubung dengan sistem SPFS Rusia untuk melakukan bisnis dengan operator Uni Eropa.

Senin, 24 Juni 2024

PT Solid Gold Berjangka | Setelah anjlok Emas rebound merespondata PMI

PT Solid Gold Berjangka - Harga emas rebound ke $2.338,25 pada Senin pagi (24 Juni, 08:55 WIB) setelah anjlok dari $2.378 ke kisaran $2.330 pada minggu lalu merespon data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada hari Jumat membebani logam mulia ini. Data final Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE) Amerika Serikat akan menjadi sorotan minggu ini.

Data ekonomi AS terus menunjukkan sinyal beragam di bulan Juni. Data terbaru dari S&P Global pada hari Jumat menunjukkan bahwa PMI Gabungan AS untuk bulan Juni lebih baik dari perkiraan, naik menjadi 54,6 dari pembacaan akhir 54,5 pada bulan Mei. Angka ini mencatat level tertinggi sejak April 2022. PMI Manufaktur naik menjadi 51,7 pada bulan Juni dari 51,3 pada bulan Mei, mengalahkan perkiraan 51,0. Sementara itu, PMI Jasa meningkat menjadi 55,1 dari 54,8 pada bulan Mei, di atas konsensus 53,7.

Pejabat Fed bergantian menyatakan kemungkinan penundaan waktu pemotongan suku bunga pertama tahun ini. Presiden Fed Bank of Richmond Tom Barkin mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral berada dalam posisi yang baik dengan kekuatan yang diperlukan untuk bergerak ke arah kebijakan pemotongan suku bunga, tetapi akan menanti lebih banyak data tersedia selama beberapa bulan ke depan.

Sementara itu, Presiden Fed Bank of Minneapolis Neel Kashkari mencatat bahwa mungkin akan memakan waktu satu atau dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke 2%. Data ekonomi AS yang lebih kuat dan nada hawkish dari pembuat kebijakan Federal Reserve AS (Fed) terus mendukung Dolar AS dan menyeret harga logam mulia lebih rendah. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi umumnya membebani harga Emas karena meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak menghasilkan. Di sisi lain, aliran safe-haven karena ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dapat mengangkat logam kuning ini dalam waktu dekat. 

Jumat, 21 Juni 2024

PT Solid Gold Berjangka | Transaksi Short Selling Saham yang Diharamkan MUI

 

PT Solid Gold Berjangka - Majelis Ulama Indonesia menegaskan transaksi short selling dalam perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah haram. 

Hal ini sesuai Fatwa DSN-MUI Nomor 80 Tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Dalam fatwa tersebut, transaksi short selling termasuk praktik bai' al-ma'dum yang tidak diperbolehkan.

Ketua DSN-MUI Bidang Pasar Modal Syariah Iggi H Achsien mengungkapkan fatwa tersebut mengacu pada hadis yang menyatakan bahwa tidak boleh memperjualbelikan sesuatu yang tidak kita miliki.

"Nah short sale itu kan belum punya kita tapi kita jual dengan asumsi nanti kita ambil. Dengan harapan investor bahwa akan turun harganya," ujar Iggi seperti dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (20/6).

Iggi juga menjelaskan transaksi short selling dikategorikan sebagai tindakan gharar yakni proses jual beli yang tidak memiliki kepastian sifat, bentuk atau harga yang jelas.

Adanya fatwa tersebut membuat investor yang memegang prinsip syariah, baik individu maupun perusahaan, dilarang melakukan transaksi short selling.

Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan transaksi short selling?

Melansir berbagai sumber, short selling adalah transaksi jual beli saham, di mana investor tidak memiliki saham untuk melakukan transaksi tersebut. Ini merupakan suatu praktik perdagangan saham yang kerap dilakukan oleh investor dengan tingkat risiko kerugian cukup tinggi.

Maka dari itu, transaksi short selling ini biasanya dilakukan oleh investor-investor berpengalaman karena diperlukan dugaan atau perkiraan yang tepat dalam melakukan transaksi ini.

Short selling adalah wujud dari transaksi yang dilakukan oleh investor menggunakan sistem meminjam saham. Tujuan dari meminjam dana tersebut adalah untuk menjual saham dengan harga lebih tinggi.

Harapannya, investor tersebut dapat membelinya ketika harga saham sedang turun.

Dari pengertian di atas, mekanisme short selling adalah praktik di mana investor meminjam saham kepada pihak lain, misalnya pialang saham. Setelah itu, saham tersebut dijual dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapat keuntungan.

Kunci utamanya, pelaku short selling harus bisa melihat pergerakan pasar dan memperkirakan kapan harga akan turun. Ketika harga sudah turun, investor lantas membelinya kembali dan mengembalikannya pada pialang saham.

Pada awal 2020 lalu, BEI sempat melarang adanya transaksi short selling. Hal tersebut untuk mencegah anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah merebaknya pandemi covid-19.

Tak hanya itu, pada 2008 dan 2015, BEI juga sudah sempat melarang adanya praktik short selling. Pasalnya, hal itu dinilai menjadi penyebab turunnya IHSG secara drastis dalam waktu singkat.

Kamis, 20 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Investasi Cuan Ala Warren Buffett di tengah inflasi lagi tinggi

Solid Gold Beerjangka - Bagi siapa pun yang merasa tidak memiliki cukup uang untuk mulai berinvestasi atau merasa tertinggal karena inflasi yang tinggi, legenda investasi Warren Buffett memiliki beberapa nasihat bagus yang dapat diikuti oleh siapa pun.

Mengutip Benzinga.com, Buffett sangat menganjurkan agar orang berinvestasi pada diri mereka sendiri. Hal ini pun bisa dilakukan baik dalam keadaan inflasi sekali pun.

"Berinvestasi pada diri sendiri adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan. Apa pun yang meningkatkan bakat Anda; tidak ada yang dapat mengenakan pajak atau mengambilnya dari Anda."

Terrlepas dari apakah utang pemerintah menjadi semakin tidak terkendali atau jika dolar menguat, anda dapat mempertahankan kekuatan pendapatan yang kuat dengan menjadi yang terbaik di bidang apa pun yang Anda pilih, dengan mengatakan bahwa orang-orang "akan memberi Anda sebagian dari apa yang mereka hasilkan." sebagai imbalan atas apa yang kamu berikan."

Misalnya, programmer terbaik akan selalu mampu menghasilkan keuntungan ekonomi karena seseorang pasti membutuhkan jasa mereka.

Sejak Buffett pertama kali membentuk kemitraan investasinya yang bernama Buffett Partnership Ltd. pada tahun 1956, hingga akhirnya mengubahnya menjadi Berkshire Hathaway (NYSE:BRK) saat ini, yang bernilai hampir $900 miliar, ia telah mengumpulkan kekayaan bersih yang menakjubkan yaitu sekitar $139 miliar.

Pencapaian ini bahkan lebih mengesankan mengingat sejauh ini ia telah mendonasikan lebih dari $51 miliar untuk badan amal.
Tentu saja, penghasilannya tidak diperoleh dalam semalam dan merupakan hasil dari hasil yang diperoleh dari kesabaran, bahkan pernah dikatakan bahwa "kehidupannya adalah hasil dari bunga yang berlipat ganda".

Untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari berinvestasi pada diri Anda sendiri, anda harus memulainya sedini mungkin dan konsisten dalam melakukannya.  

Jumat, 14 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Emas dan CPO Masih Loyo Usai Pengumuman The Fed, Batu Bara Hijau

 

Solid Gold Berjangka - Harga emas terpantu melemah setelah Federal Reserve (The Fed) mengumumkan keputusan suku bunga dan data inflasi, sedangkan harga batu bara ditutup menguat dan CPO melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 0,09% ke level US$2.302,10 pada perdagangan Jumat (14/6/2024) pada pukul 06.50 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 0,01% ke level US$2.317,70 per troy ounce, pada pukul 06.39 WIB.

Mengutip Reuters, harga emas mengurangi kerugian pada Kamis (13/6/2024) setelah data inflasi yang produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan harapan akan dua kali pemotongan suku bunga pada tahun 2024 di tengah The Fed hanya mengindikasikan satu kali pemangkasan pada 2024. 

Harga produsen AS secara tak terduga turun pada Mei 2024 di tengah rendahnya biaya energi, yang mengindikasikan bahwa inflasi mereda setelah melonjak pada kuartal pertama.

“Pasar berpikir bahwa mungkin akan ada lebih dari satu pemotongan tahun ini, dan itulah mengapa Anda tidak melihat tekanan jual yang lebih kuat di pasar emas, dan yang lebih penting, itulah mengapa kita melihat imbal hasil obligasi turun hari ini,” jelas analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Adapun, The Fed mempertahankan suku bunga tetap dengan suara bulat di kisaran target 5,25%-5,5%, yakni level tertinggi dalam dua dekade terakhir, dalam pertemuan ketujuh berturut-turut. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle menguat 0,70% ke level US$136,40 per metrik ton pada penutupan perdagangan Kamis (13/6/2024). Kemudian, batu bara kontrak Agustus 2024 juga menguat 0,87% ke US$139,20 per metrik ton.

Mengutip ETEnergyworld, pemerintahan National Democratic Alliance (NDA) yang baru, yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi dikatakan harus memanfaatkan masa jabatan ketiganya untuk menindak lanjuti agenda reformasi sektor batu bara yang belum selesai.

Reformasi tersebut meliputi membuka lebih lanjut investasi sektor swasta, mempromosikan penggunaan alternatif batu bara, fokus pada peningkatan penanganan batubara yang terotomatisasi dan memulai bursa perdagangan batubara yang telah lama ditunggu.

Kemudian, dengan ketersediaan batu bara yang meningkat dengan signifikan, India bisa memiliki surplus batu bara dalam 2-3 tahun kedepan. Kecuali surplus tersebut digunakan untuk tujuan lain, produksi akan terhambat. Misalnya, gasifikasi batubara bisa menjadi area prioritas tinggi bagi pemerintah.

Di lain sisi, diketahui bahwa India juga tengah menghadapi gelombang panas. Sebagian wilayah India utara telah dilanda gelombang panas sejak pertengahan Mei 2024 dengan suhu melonjak lebih dari 45 derajat celcius. 

“Ini merupakan periode terlama karena telah dialami sekitar 24 hari di berbagai wilayah di negara ini,” jelas Kepala Departemen Meteorologi India, Mrutyunjay Mohapatra.

Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada penutupan perdagangan Kamis (13/6) kontrak Agustus 2024 melemah 22 poin ke 3.941 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Berikutnya, kontrak Juni 2024 juga ditutup melemah 14 poin menjadi 3.948 ringgit per ton.

Kamis, 13 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Update Data Inflasi AS Juni 2024

 

Solid Gold Berjangka - Data inflasi ini dirilis oleh biro statistik tenaga kerja AS, mengukur persentase perubahan data CPI dibandingkan periode sebelumnya. Data terdiri dari CPI total dan CPI inti (Core CPI) yang tidak termasuk harga makanan dan energi. Keduanya dirilis secara bersamaan, dan masing-masing dihitung dalam basis bulanan (month over month atau m/m) serta tahunan (year over year atau y/y). Data ini sama-sama berdampak tinggi terhadap market.

Menurut Analis DCFX Andrew Fischer memperkirakan bahwa, Prediksi untuk berita CPI cenderung akan menunjukkan peningkatan terhadap USD saat rilis berita CPI malam ini, yang diperkirakan akan menyebabkan penurunan signifikan pada harga emas. Faktor-faktor yang mendorong kenaikan USD antara lain adalah peningkatan Indeks USD (DXY) dan permintaan dollar yang masih tinggi. Selain itu, pengaruh kenaikan USD ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, disebabkan oleh keputusan the Fed yang cenderung mendukung penguatan USD setelah rilis data Non Farm Payroll. Perkembangan ini akan menjadi sorotan penting dalam pasar keuangan.

Investasi Derivatif melibatkan risiko yang signifikan dan dapat mengakibatkan hilangnya modal yang Anda investasikan. Anda dianjurkan untuk membaca dan mempelajari dengan seksama legalitas perusahaan, produk dan aturan perdagangan sebelum memutuskan untuk memasukkan uang Anda ke dalam investasi. Bertanggung jawab dan akuntabel dalam perdagangan Anda.

PERINGATAN RISIKO PADA PERDAGANGAN

Transaksi melalui margin merupakan produk yang menggunakan mekanisme leverage, memiliki resiko yang tinggi dan tidak dapat dipungkiri cocok untuk semua investor. TIDAK ADA JAMINAN KEUNTUNGAN atas investasi Anda dan karena itu berhati-hatilah terhadap mereka yang memberikan jaminan keuntungan dalam perdagangan. Anda disarankan untuk tidak menggunakan dana tersebut jika tidak siap menderita kerugian. Sebelum memutuskan untuk trading, pastikan Anda memahami risiko yang terjadi dan juga mempertimbangkan pengalaman Anda.

Rabu, 12 Juni 2024

Solid Gold Berjangka | Wall Street Ditutup dengan Nasdaq dan S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi

 

Solid Gold berjangka –  Wall Street dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi untuk hari kedua berturut-turut pada perdagangan Selasa (11/6/2024) dibantu oleh kenaikan lebih dari 7% pada saham Apple (AAPL.O).

Sementara investor juga menunggu data harga konsumen dan pengumuman kebijakan dari Federal Reserve.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 120,62 poin, atau 0,31%, menjadi 38.747,42, S&P 500 (.SPX) naik 14,53 poin, atau 0,27%, menjadi 5.375,32 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 151,02 poin, atau 0,88%, menjadi 17.343,55.

Saham Apple melonjak 7,3% ke rekor penutupan tertinggi dan memberikan S&P 500 dan Nasdaq dorongan terbesar mereka setelah saham turun pada sesi sebelumnya.

Pada acara pengembang tahunannya yang dimulai pada hari Senin, Apple meluncurkan fitur kecerdasan buatan baru yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik perangkatnya, termasuk asisten virtual Siri yang ditingkatkan yang dapat menjawab berbagai pertanyaan dan menyelesaikan tugas yang lebih rumit daripada sebelumnya.

Indeks teknologi S&P 500 (.SPLRCT) naik 1,7% dan juga mencatat rekor penutupan tertinggi. Laporan Indeks Harga Konsumen akan dirilis sebelum bel berbunyi pada hari Rabu, dan pengumuman kebijakan bank sentral AS akan dirilis pada hari yang sama.

Bank sentral kemungkinan tidak akan mengubah suku bunga tetapi akan merilis proyeksi ekonomi terbaru dan “dot plot,” yang menunjukkan perkiraan pembuat kebijakan tentang suku bunga tahun ini dan jangka panjang.

“Semua orang merasa tidak nyaman, tetapi data dan tindakan yang diambil konsumen terus menunjukkan ketahanan, dan secara keseluruhan cenderung cukup optimis,” kata Oliver Pursche, wakil presiden senior dan penasihat Wealthspire Advisors di Westport, Connecticut.

Laporan pekerjaan bulanan AS hari Jumat lebih kuat dari yang diharapkan. Pasar telah mengurangi ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga pertama Fed yang akan terjadi pada bulan September, sekarang memperkirakan peluang sekitar 50%, menurut alat FedWatch CME.

General Motors (GM.N) naik 1,35% setelah pembuat mobil itu mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai USD6 miliar. GM juga memangkas perkiraan produksi EV tahunannya. Setelah bel penutupan, saham Oracle (ORCL.N) naik 8% menyusul rilis hasil kuartalan. Saham mengakhiri sesi reguler turun 0,5%.

Saham yang menurun jumlahnya lebih banyak daripada saham yang naik di NYSE dengan rasio 1,52 banding 1; di Nasdaq, rasio 1,17 banding 1 menguntungkan saham yang menurun.

S&P 500 membukukan 19 tertinggi baru dalam 52 minggu dan 4 terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 45 tertinggi baru dan 127 terendah baru.

Volume di bursa AS adalah 10,65 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,83 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Selasa, 11 Juni 2024

Harga Emas Dunia Terjun Bebas, Dipatok Berapa Sekarang?


Harga emas terjun bebas pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dunia anjlok setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan meredam ekspektasi pemotongan suku bunga AS tahun ini. Sentimen negatif ini juga diperkuat oleh data yang menunjukkan bahwa konsumen terbesar, China, menunda pembelian emas pada bulan Mei.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (8/6/2024), harga emas spot terakhir turun 3,69% menjadi USD 2.305,96 per ounce. Sedangkan harga emas AS ditutup 2,8% lebih rendah menjadi USD 2.325.

"Kita akan mengetahui hari ini apakah emas mampu menahan pukulan ganda dari laporan ketenagakerjaan yang kuat DAN jeda dalam pembelian oleh China," kata Tai Wong, Pedagang Logam independen New York.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan Nonfarm Payrolls (NFP) naik sebesar 272.000 pekerjaan pada bulan Mei, melampaui ekspektasi peningkatan sebanyak 185.000 pekerjaan.

Data tersebut juga mendorong kenaikan nilai tukar dolar AS, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Para pedagang menurunkan prediksi mereka untuk memperkirakan 37 basis poin (bps) pemotongan suku bunga pada akhir Desember, dari 48 bps sebelum, dengan pemotongan pertama yang lebih mungkin terjadi pada bulan November daripada September.

Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible mengatakan pasar emas mengalami sedikit likuidasi, bersama dengan logam lainnya, karena data menunjukkan ekonomi AS cukup kuat dan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) mungkin menunda pemotongan pertama tersebut. 

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan hasil.

Laporan ketenagakerjaan juga menambah sentimen negatif yang tampaknya didorong oleh data yang menunjukkan konsumen utama, China, menunda pembelian emas pada bulan Mei setelah 18 bulan berturut-turut melakukan pembelian.

Namun, analis di TD Securities menulis dalam sebuah catatan bahwa meskipun berita dari China tersebut secara signifikan mempengaruhi harga emas, jeda dalam pembelian mungkin hanya merupakan tanda dari kembalinya operasi yang lebih sensitif terhadap harga mengingat kenaikan harga emas yang terjadi.

Kemarin, harga emas dunia melonjak hingga sentuh level tertinggi dalam dua minggu pada perdagangan Kamis, 6 Juni 2024. Harga emas menguat setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.

Sentimen tersebut mendorong harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pada akhir 2024 dengan fokus beralih ke data non-farm payrolls yang akan dirilis pada Jumat, 7 Juni 2024 waktu setempat.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,8 persen ke posisi USD 2.373,99 per ounce. Harga emas berjangka Amerika Serikat bertambah 0,7 persen ke posisi USD 2.393.

Di antara logam mulia lainnya, harga perak di pasar spot naik 4,2 persen menjadi USD 31,26 per ounce. Harga platinum bertambah 1,7 persen menjadi USD 1.008,60. Sedangkan harga palladium turun 0,2 persen menjadi USD 929,75.

Pada Rabu waktu setempat, data menunjukkan gaji pekerja swasta di AS meningkat kuran dari perkiraan pada Mei 2024. Sedangkan data dari bulan sebelumnya direvisi lebih rendah.

"Angka ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah kemarin memberikan sedikit keyakinan mungkin laporan (penggajian) besok tidak akan lebih kuat dari perkiraan, dan itu akan bersahabat dengan pasar emas dan perak,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff seperti dikutip dari CNBC.

Selain itu, suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

“Jika kita melihat laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan, ekspektasinya adalah the Fed mungkin tidak dapat menurunkan suku bunga dalam waktu dekat yang dapat menambah sedikit tekanan pada pasar emas,” ujar Direktur High Ridge Futures, David Meger.

The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga utamanya pada September dan sekali lagi pada 2024, menurut polling di Reuters.

Adapun konsultan Metals Focus menyatakan, harga emas akan mencapai rekor tertinggi lainnya pada 2024 meski terjadi penurunan permintaan fisik.

Sementara itu, bursa saham global mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan euro menguat setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Akan tetapi, Bank Sentral Eropa juga mengisyaratkan langkah lebih lanjut.

Sebelumnya, mayoritas ahli pasar dan pedagang eceran kembali sejalan dalam memprediksi pemulihan harga emas.

Survei terbaru Kitco News menunjukkan bahwa emas, yang sempat mengalami penurunan, diperkirakan akan kembali menguat karena kekhawatiran inflasi dan ketidakpastian ekonomi global terus meningkat.

Dikutip dari Kitco, Senin (3/6/2024), analis menyoroti beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas batangan, termasuk kebijakan moneter yang longgar dan situasi geopolitik yang tidak stabil, yang meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven.

Menurut survei tersebut, sebagian besar responden optimistis harga emas akan naik dalam jangka pendek hingga menengah.

Kebijakan bank sentral yang terus mendukung likuiditas tinggi, ditambah dengan ketidakpastian politik dan ekonomi, memberikan landasan kuat bagi emas untuk mempertahankan perannya sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian.

Analis juga menyebutkan bahwa prospek ekonomi global yang berubah-ubah turut memperkuat pandangan bullish terhadap emas.

Di tengah ketidakpastian ini, baik ahli pasar maupun pedagang eceran menunjukkan keyakinan bahwa harga emas memiliki peluang besar untuk pulih dan bahkan mencapai puncak baru dalam beberapa bulan mendatang.

Emas tetap menjadi aset penting yang dilirik oleh investor untuk melindungi nilai portofolio mereka dari volatilitas pasar dan risiko ekonomi yang terus berkembang.

Berdasarkan hasil survei, mayoritas ahli pasar dan pedagang eceran memperkirakan bahwa harga emas akan terus mengalami peningkatan dalam jangka pendek hingga menengah.

Sentimen pasar yang bullish ini didukung oleh berbagai faktor makroekonomi dan geopolitik yang mengarah pada peningkatan permintaan emas.

Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter longgar dari bank sentral global yang bertujuan untuk mendukung perekonomian telah meningkatkan likuiditas di pasar, mendorong harga emas naik. Suku bunga rendah dan pembelian aset besar-besaran oleh bank sentral juga meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi yang aman.

Ketidakpastian Geopolitik: Ketegangan politik dan konflik di berbagai belahan dunia menambah ketidakpastian, membuat investor mencari perlindungan di aset yang lebih stabil seperti emas. Situasi seperti perang dagang, konflik militer, dan krisis diplomatik berkontribusi pada lonjakan permintaan emas.

Inflasi: Dengan meningkatnya inflasi di banyak negara, emas menjadi pilihan populer untuk melindungi kekayaan dari erosi nilai uang. Investor sering beralih ke emas untuk menjaga daya beli mereka saat inflasi tinggi.

Berdasarkan hasil survei, mayoritas ahli pasar dan pedagang eceran memperkirakan bahwa harga emas akan terus mengalami peningkatan dalam jangka pendek hingga menengah.

Sentimen pasar yang bullish ini didukung oleh berbagai faktor makroekonomi dan geopolitik yang mengarah pada peningkatan permintaan emas.